November 2013 - Dikasihi.id

Halaman

Kehendak Tuhan
Kehendak Tuhan
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." Matius 7:21 

Seberapa lama kita menjadi Kristen, seberapa sibuk kita melayani pekerjaan Tuhan, seberapa pintar kita memainkan alat musik di gereja, seberapa bagus suara kita saat memimpin pujian atau seberapa tinggi ilmu teologia kita tidak menjadi jaminan bahwa kehidupan kita berkenan pada Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Yang menyita perhatian Tuhan dan membuat mataNya tertuju kepada kita adalah ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya. "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar," (Mazmur 34:16). Namun bukanlah perkara yang mudah melakukan kehendak Tuhan dalam hidup ini, terlebih-lebih kita berada di tengah-tengah dunia yang dipenuhi keinginan daging, keinginan mata dan segala keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16).

Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak aturan-aturan yang dibuat dengan tujuan untuk ditaati. Contohnya rambu-rambu lalu lintas. Banyak orang patuh pada rambu-rambu hanya karena mereka takut pada polisi/petugas atau takut kena tilang/hukuman. Jadi yang mendasari mereka untuk taat kepada peraturan bukanlah kesadaran dari dalam diri sendiri. Tuhan senang jika anak-anakNya melakukan kehendakNya dan taat kepadaNya bukan karena takut kepadaNya, mengira Ia Pribadi yang kejam dengan murka yang menyala-nyala, siap menghukum siapa saja yang melanggar firmanNya. Namun sebagai Bapa yang baik Dia lebih senang jika Ia dikasihi, dihormati dan dipercayai daripada ditakuti. Tanda seorang anak mengasihi menghormati dan mempercayai Bapanya adalah melalui ketaatannya. Sebaliknya bukti anak yang tidak mengasihi, tidak menghormati dan tidak menghargai bapanya adalah ketidaktaatan.

Pertanyaan: sudahkah aktivas-aktivitas rohani yang kita lakukan selama ini berjalan beriringan dengan ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan? Orang kristen disebut juga sebagai orang percaya. Tapi bila pengiringan kita kepada Tuhan tidak disertai ketaatan kita akan disebut sebagai orang yang tidak percaya, sebab ketidaktaatan adalah bukti ketidakpercayaan, sekalipun kita percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. 

 sumber : http://airhidupblog.blogspot.com/

Renungan - Melakukan Kehendak Tuhan

Harimau
Harimau
Suatu hari, seorang pria sedang dikejar oleh seekor harimau. Ia berlari sekuat tenaga hingga tanpa disadari, ia sudah berada di tepi jurang. Dalam suasana penuh ketegangan, pria itu melihat ada ranting yang cukup besar tidak jauh dari bawah tepi jurang. Ia pun bergegas melompat dan segera meraih ranting yang telah dilihatnya. Harimau mengaum-aum saat pria itu mendesah nafas lega.

Di saat dirinya merasa lolos dari ancaman harimau, seekor tikus keluar dari celah dan mulai menggerogoti cabang kayu. Pria itu pun kemudian melihat ke bawah tebing yang curam. Merasa berada di ujung maut, ia kemudian berteriak ke arah langit, " Ya Tuhan, jika Engkau berada di sana, tolong bantu. Saya akan melakukan apa pun yang Engkau perintahkan tapi tolong bantu saya."

Tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari atas bumi, "Sungguh, kamu akan melakukan apapun yang Aku minta?" tanya-Nya.

Pria itu terkejut mendengar jawaban yang diberikan dan ia kemudian berteriak kembali, "Saya dengan senang hati akan melakukan apa pun yang Engkau katakan, tapi tolong selamatkan diri saya."

Suara dari lokasi yang sama menjawab , "Ada satu cara untuk menyelamatkanmu, tetapi itu akan membutuhkan keberanian dan iman."

Cabang pohon mulai melemah, sementara harimau masih menggeram beberapa meter dari hadapannya, "Tolong, Tuhan, katakan pada saya apa yang harus saya lakukan dan saya akan melakukannya. Kehendak-Mu adalah kehendak saya."

Suara dari surga kemudian berkata , "Baiklah kalau begitu, lepaskan tanganmu dari cabang pohon tersebut."

Pria itu kemudian memandang jauh ke bawah dan dilihatnya bahwa kematian berada di sana. Ia lantas mendongakkan kepalanya lagi dimana disitu jelas sekali terlihat harimau dan tikus yang sedang asyik mengunyah ranting. Kemudian ia menatap langit dan berteriak untuk kesekian kalinya, "Apakah ada orang lain di sana?"

Pesan : Tuhan mendengar seruan kita di saat kita sedang dalam kesulitan. Dia pun telah memberikan jalan keluar kepada kita. Namun, dibutuhkan iman yang disertai perbuatan untuk kita bisa benar-benar mengalami kelepasan/kemerdekaan yang diberikan oleh-Nya. Ragu sedikit saja Anda terhadap apa yang dikatakan-Nya maka sikap itu akan membuat diri Anda terus berada di dalam kesusahan dan tidak akan bisa mengalami mukjizat-mukjizatNya.

Sumber : inspirationalarchieve.com / bm

Renungan - Kisah Harimau, Seorang Pria, dan Tuhan

Kambing dan Sapi
Kambing dan Sapi
Di sebuah pedesaan yang nun jauh di sana, tinggallah seorang bapak dengan istri dan seorang anaknya. Keluarga ini memiliki beberapa kambing dan sapi yang dipelihara dengan sangat baik.

Suatu kali, salah saekor kambing dan sapi yang paling subur saling berbincang-bincang.

"Sapi, lihatlah diriku. Pemilik begitu mengasihiku. Ia memberikan makanan yang terbaik bagiku. Bahkan ia merawat diriku setiap hari,"

"Kambing, kambing. Kamu bercanda. Sebenarnya yang sangat dikasihi oleh pemilik adalah diriku. Bukan hanya memberi makanan dan merawat diriku, ia juga sering mengajakku berjalan-jalan."

Saat sedang berbincang-bincang, datanglah seekor ular berbisa. Melihat ada hewan yang membahayakan, si kambing dan sapi menjadi gelisah. Mereka pun mengeluarkan suara ketakutan.

Tak berselang lama, sang bapak dan anaknya datang ke tempat kambing-kambing dan sapi-sapi itu berada. Mereka berdua mencari penyebab peliharaan mereka gelisah. Dan akhirnya ketemu. Dengan peralatan seadanya, sang bapak dan anak saling bahu membahu membunuh ular itu. Setelah 30 menit, hewan berbahaya tersebut pun berhasil dibunuh.
Keadaan pun akhirnya menjadi kembali normal. Melihat apa yang diperbuat pemilik saat itu, kambing dan sapi menyadari bahwa keduanya sama-sama dikasihi.

Pesan : Seringkali kita merasa bahwa hanya sekelompok orang percaya saja yang dikasihi oleh Allah. Padahal, setiap kita yang merasakan dan meresponi kasih-Nya sama-sama dikasihi-Nya.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Renungan - Kisah Si Kambing & Si Sapi

Berkat yang Indah
Berkat yang Indah
Suatu hari seorang ayah yang sangat kaya mengajak anaknya ke sebuah rumah peternakan yang sangat sederhana. Sang ayah ingin anak untuk melihat dan menghargai segala yang mereka miliki. Ia pun kemudian memutuskan untuk menghabiskan satu hari-satu malam dengan anaknya di rumah ini. Keesokan hari, setelah menghabiskan malam dan kembali ke rumah mereka indah, sang ayah bertanya kepada anaknya :

Ayah: Jadi, putraku apa yang kamu pikirkan tentang perjalanan kita. Apakah kamu melihat bagaimana kehidupan orang miskin?

Anak: Ya ayah.

Ayah: Apa yang kamu pikirkan? Apa yang telah kamu pelajari dari perjalanan ini?

Anak: Aku telah belajar bahwa mereka memiliki empat anjing dan kita hanya memiliki satu. Aku telah belajar bahwa kita memiliki sebuah taman kecil dan mereka memiliki seluruh hutan. Aku telah belajar bahwa kita memiliki aliran kecil di halaman belakang dan mereka memiliki sungai penuh yang tidak ada batasnya. Aku telah belajar bahwa halaman belakang kita hanya sebatas daerah rumah kita dan mereka memiliki cakrawala secara keseluruhan. Aku telah belajar bahwa kita memiliki lampu di halaman belakang kita untuk menjaga kita dari kegelapan dan mereka memiliki bintang-bintang.


Sang anak pun meneruskan jawaban kepada ayahnya : terima kasih ayah untuk menunjukkan kepadaku betapa miskin kita sebenarnya.


Kita kadang-kadang tidak menyadari berkat-berkat dari Bapa surgawi kita. Dan itulah sebabnya kita harus menjadi seperti anak-anak untuk masuk ke dalam surga (Lukas 18:17). Mari kita tidak khawatir tentang apa yang kita miliki atau apa yang kita butuhkan, miliki iman kepada Allah dan Dia akan menyediakan.

Renungan - Berkat yang Indah

Dari padang Gurun
Dari padang Gurun
Berbicara tentang 'padang gurun', kita pasti ingat tentang perjalanan bangsa Israel. Setelah mereka keluar dari Mesir, tempat mereka mengalami penindasan dan perbudakan, Tuhan tidak membawa mereka langsung ke Tanah Perjanjian seperti yang dijanjikanNya, namun Tuhan membawa mereka terlebih dahulu kepada pengalaman hidup yang luar biasa yaitu melewati padang gurun.


Kehidupan padang gurun adalah kehidupan yang secara manusia penuh dengan kesulitan, kekurangan, tantangan dan penderitaan. Sejauh mata memandang yang tampak adalah padang pasir, panas tanpa perteduhan, susah mendapatkan makanan, susah mendapatkan air, hidup dalam tantangan alam dan musuh, seolah-olah tidak ada jalan keluar dan jauh dari pertolongan tangan Tuhan.


Saat berada di padang gurun inilah bangsa Israel tidak pernah berhenti mengomel, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Padahal selama menempuh perjalanan di padang gurun itu Tuhan senantiasa menyatakan kasih dan kebaikanNya.


Mujizat dan pertolonganNya yang ajaib dinyatakan di tengah-tengah mereka. Tuhan mencukupkan segala yang mereka butuhkan. Meski demikian bangsa Israel tetap saja memiliki sikap hati yang tidak benar dan tidak taat. Itulah sebabnya Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk. 

Bukankah banyak orang Kristen yang seperti bangsa Israel ini? Meski mengalami banyak pertolongan dari Tuhan terus saja mengomel dan bersungut-sungut. Kita harus sadar, adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati masa-masa 'padang gurun' karena Ia hendak mengajar kita untuk hidup taat dan punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

Karena itu, berhentilah mengeluh dan belajarlah untuk taat, maka pertolongan Tuhan pasti dinyatakan tepat pada waktuNya!

Renungan - Dari Padang Gurun

Komunitas
Komunitas
Yesaya 4:1
Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: “Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!”

Dalam Yesaya 4:1 diceritakan sejumlah 7 orang perempuan memegang seorang lelaki, dan berkata "kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri,
hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami.
ayat ini sebenarnya menubuatkan mengenai organisasi/komunitas bahkan Gereja yang bisa dikatakan Komunitas/organisasi Kristen namun tidak/belum mencirikan Kristen sesungguhnya sesuatu yang harus dipakai sebagai Kristen yang benar.


begitu banyak sekarang di dunia ini suatu komunitas/organiasi bahkan Gereja
yang menyatakan bahwa dia Kristen namun hanya ingin melekatkan namanya saja, namun apa yang dimakan bukan lagi makanan rohani(Firman Tuhan) yang di pakai juga bukan pakaian rohani(Perbuatan-perbuatan baik)
melainkan yang di pakai atau yang dimakan adalah makanan sendiri yang berasal dari dunia ia tidak membaca firman Tuhan dan bukan perbuatan yang benar lagi yang ia pakai tapi perbuatan-perbuatan yang berasal dari dunia ini.
tidak mempunyai hubungan erat dengan Tuhan dan tidak ada perkembangan Rohaninya.

Pilihlah Komunitas/organisasi yang memang bisa membuat rohani kita berkembang (berbeda dengan yang dulu)

Renungan - Komunitas yang baik dan benar

Berlangganan Sekarang