Nubuat Tentang Bangsa-bangsa dalam Alkitab - Dikasihi.id

Halaman

Kehancuran Yerusalem
Lamsihar Iruel. Di zaman sekarang, Nubuat menjadi salah satu faktor yang dipegang oleh banyak orang untuk memahami kepercayaan yang ia percaya akan tanda-tanda, pesan, peringatan atau kejadian yang akan datang di masa lampau. Dalam KBBI, Nubuat berarti "wahyu yg diturunkan kpd nabi" (untuk disampaikan kpd manusia) atau juga Ramalan.[1]


[1]KBBI

Sering kita melihat dimasa sekarang banyak orang yang bernubuat dan berkata-kata akan apa yang Tuhan singkapkan kepadanya dan melihat keadaan yang terjadi di masa mendatang. Namun, banyak orang yang menyesatkan juga dengan menggunakan cara ini. 

Perlu dipahami dengan baik bahwa Nubuat itu datangnya dari Tuhan dan berisi kebenaran yang hakiki dan pasti akan terjadi. Alkitab sendiri menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi. Nubuat tentang Anak Allah dalam perjanjian lama digenapi melalui Pribadi Yesus Kristus. Nubuat mengenai akhir zaman juga mulai kita lihat penggenapannya. Ini menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi.

Menurut saya, Nubuat itu bisa dibedakan menjadi tiga bagian penting berdasarkan waktu dan sifat kejadian nya di masa mendatang.

  1. Nubuat didalam Alkitab dan digenapi didalam Alkitab
Kita dapat menemukan banyak sekali nubuat dalam Perjanjian Lama yang juga digenapi pada zaman Bapa-bapa dan zaman Musa. Mengenai bangsa Israel, musuhnya dan keberlangsungan bangsa Israel nantinya. Contohnya saja Abraham, janji tentang keturunannya merupakan suatu nubuat dimasa mendatang akan keturunan Abraham. Beberapa lagi tergenapi pada zaman kekristenan mula-mula atau pada zaman Perjanjian Baru. Contohnya saja, nubuat mengenai kedatangan Mesias digenapi dalam Perjanjian baru.
  
       2. Alkitab mencatat beberapa nubuatan, namun kegenapannya dicatat dalam sejarah dunia, atau catatan tradisi gereja
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada yang tidak tergenapi didalam Alkitab, melainkan tergenapi dimasa kekristenan atau periode selanjutnya. Nubuatan Daniel mengenai Titus yang akan menghancurkan Bait Allah digenapi didalam sejarah dunia ataupun kekristenan.

      3. Alkitab mencatat beberapa nubuatan yang belum tergenapi
Tidak semua nubuat dalam Alkitab telah digenapi. Ada beberapa di antaranya belum tergenapi, tetapi pasti akan digenapi. Contoh di antara beberapa nubuat yang belum digenapi adalah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, hari kiamat, dll.


Bangsa Israel
Bangsa Israel
Nah, kali ini saya akan berfokus pada Nubuatan tentang bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Allah memiliki cerita tersendiri terhadap bangsa-bangsa Israel dan diluar Israel. Ini juga berarti bahwa bangsa-bangsa ini ditetapkan menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Walaupun baik buruknya nubuatan itu, nubuatan itu tetap mengarah kepada Allah.

Allah berseru, “Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya” ( Yesaya 34:1; bdg. 41:1; 43:9). Ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan semua bangsa di muka bumi ini dan menghendaki mendengarkan firman-Nya tentang mereka. Sehubungan dengan itu, kita akan melihat beberapa nubuatan mengenai bangsa-bangsa dan juga kegenapannya mengenai mereka, baik yang tercatat di dalam Alkitab maupun yang tercatat di dalam sejarah dunia.

BANGSA ISRAEL
Bangsa Israel adalah bangsa yang dijanjikan oleh Allah. Bangsa Israel berdiri dari keturunan Abraham melalui anaknya, Ishak dan cucunya, Yakub. Ketika Abraham masih berada di kampung halamannya, Ur-Kasdim, Allah berfirman supaya Abraham meninggalkan negerinya itu menuju negeri bangsa Kanaan yang telah dipilih oleh Allah untuk menjadi miliknya dan milik keturunannya (Kejadian 15:7, 8, 18-21). Dan Allah berjanji bahwa Abraham akan menjadi sebuah bangsa besar (Kejadian 12:1-3). Kemudian Allah mengulangi janji-Nya itu kepada Abraham (Kejadian 15:5). Kemudian Allah bernubuat bahwa keturunannya akan menjadi orang asing, diperbudak, dan dianiaya selama 400 tahun oleh Mesir (Kejadian 15:13), tetapi ketika mereka berhasil keluar dari Mesir, bangsa Israel akan membawa serta banyak harta Mesir (Kejadian 15:14).
Musa
Musa dan bangsa Israel

Kisah Yusuf merupakan awal dari kegenapan nubuat Tuhan ini (Kejadian 37, 39-45). Setelah masa Yusuf kemudian diikuti oleh pindahnya Yakub dan seluruh kaum keluarganya yang berjumlah 70 jiwa ke Mesir sebagai orang asing (Kejadian 46-50; Keluaran 1:1-5).

 Bangsa Israel pada akhirnya harus menjadi korban. Mereka harus menerima pil pahit penderitaan, penganiayaan, dan perbudakan sesuai nubuat Tuhan (Keluaran 1:11-22; Kejadian 15:13). Setelah genap masa perbudakan selama 400 tahun, maka bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kuasa tangan Tuhan. Mereka bukan saja berhasil keluar, namun mereka juga membawa banyak harta dari Mesir (Kejadian 11:2,3; Kejadian 15:14).


Setelah itu, bangsa Israel beralih dari kerajaan Teokrasi menjadi kerajaan monarki.  Tiga raja pertama yang memimpin Israel kepada kesatuan adalah Saul, Daud dan Salomo. Terkhusus di akhir pemerintahan Salomo, kembali nabi Tuhan, Ahia bernubuat tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan yang independen: 10 suku akan dipimpin oleh Yerobeam dan 2 suku akan tetap dipimpin oleh keturunan Daud (1 Raja 11:29-39). Nubuat ini pun tergenapi tidak lama kemudian dalam 1 Raja 12:1-20). Yerobeam berhasil menjadi raja pertama atas Israel Utara (Israel), sedangkan Rehabeam hanya menjadi raja atas Israel Selatan (Yehuda). Setelah masa ini, Tuhan masih menubuatkan tentang terpecahnya bangsa itu menjadi dua.
Ini menjadi bukti kebenaran perkataan Tuhan.[2]


[2]Waldron, Bob and Sandra, The History And Geography of The Bible Story, A Study Manual (Guardian of Truth Foundation Publications, 420 Old Morgantown Road, Bowling Green, KY : 1983), hal 53.

ISRAEL UTARA
Israel utara terlihat sangat bobrok dihadapan Allah. Dari 20 raja yang terdiri dari 9 dinasti atau garis keturunan yang berbeda yang pernah memerintah atas Israel Utara, tidak satu pun yang benar kelakuannya di hadapan Allah. Sistem penyambahan yang salah dan moral tidak baik yang ditonjolkan pemimpin dan rakyat membuat mereka merosot secara iman. Sejak Yerobeam menjadi raja pertama atas Israel Utara, dia membuat gebrakan baru di bidang keagamaan. Kitab Hosea menggambarkan dengan jelas perbuatan-perbuatan jahat Israel Utara, yang berzinah secara rohaniah.
Yerobeam dan nabi Ahia
Yerobeam dan nabi Ahia
Tindakan bangsa Israel Utara ini sangat menyakitkan hati Allah dan tidak bisa ditolerir lagi oleh Allah, sehingga melalui nabiNya, Ia menyatakan kehancuran Israel Utara. Nabi Hosea menubuatkan bahwa bangsa Israel Utara akan dibawa tertawan ke Asyur (Hosea 7:11; 11:5). Demikian juga Amos menubuatkan kebinasaan Israel (Amos 3: 9-11; 7:17). Hal ini benar-benar tergenapi pada masa pemerintahan raja terakhir Israel Utara, Hosea, di bawah pimpinan raja Salmaneser, Asyur maju menyerang Samaria, ibukota Israel Utara dan menawan orang-orang Israel ke pembuangan di Asyur (2 Raja 17:1-6).

BANGSA YEHUDA
Yehuda menjadi kerajaan independen setelah terpecahnya kerajaan Israel Bersatu. Didalam Alkitab, sejarah perjalanan Yehuda lebih banyak dicatat. Bangsa Yehuda masih bertahan selama kira-kira 116 tahun setelah kehancuran Israel Utara pada tahun 722 atau 721 SM. Bangsa Yehuda dipimpin oleh 20 raja, yang semua dari keturunan Daud. 
Bangsa Yehuda dalam pembuangan
Bangsa Yehuda dalam Pembuangan
Dari ke 2 raja ini ada beberapa yang baik, yang selalu mengikuti perintah Allah dan berkenan kepada Allah, sedangkan sebagian lagi sama jahatnya seperti raja-raja di Israel Utara, bahkan ada yang lebih jahat, di antaranya: Ahas, Manasye dan mungkin juga Amon, yang mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada dewa-dewa (2 Tawarikh 28:3; 33:6; bdg. Yeremia 7:30-32). Raja-raja Yehuda yang terkenal baik adalah Asa, Yosafat, Hizkia, dan Yosia. Meskipun Allah tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan baik bangsa Yehuda, namun Ia tidak bisa menahan murka-Nya atas kejahatan-kejahatan mereka.

Melalui nabi Yeremia, Allah menubuatkan tentang kehancuran Yehuda. Yehuda akan diserang oleh Babilonia di bawah pimpinan raja Nebukadnesar (Yeremia 25:9), negeri Yehuda akan menjadi puing-puing reruntuhan dan menjadi tempat yang tandus (Yeremia 25:11), Rakyat Yehuda akan ditawan ke Babilonia dan akan diperhamba selama 70 tahun di sana (Yeremia 25:11). Hizkia pernah melakukan kesalahan fatal, yaitu dia menunjukkan segala kekayaan yang dimiliki Yehuda, termasuk perkakas-perkakas suci di Bait Allah. Atas tindakan ceroboh Hizkia ini, nabi Yesaya menegurnya sekaligus menubuatkan bahwa apa yang telah diperlihatkannya kepada utusan Babel itu akan dibawa ke Babilonia (Yesaya 38:1-38:8; bdg. 2 Tawarikh 32:24-32).


Nubuat ini tergenapi ketika raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang dan menghancurkan Yehuda, membawa seluruh perkakas rumah Tuhan dan harta benda istana serta menawan orang-orang Yehuda dalam tiga tahap, yakni tahun 606 atau 605 tahap I (2 Raja 23:36-24:7; 2 Tawarikh 36:5-8; Daniel 1:1-2); tahun 598 atau 597 tahap II (2 Raja 24:8-17; 2 Tawarikh 36:9-10) dan tahun 588 atau 586 SM tahap III (2 Raja 24:18-20; 25: 8-21; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 39:8-10; 52:1-30). Dalam peristiwa penawanan ini juga yang mengakhiri kisah perjalanan sejarah bangsa Yehuda.

BANGSA ASYUR
Asyur adalah sebuah negeri yang berbatasan dengan pegunungan Ararat di Armenia (utara), daratan tinggi Media (timur), sungai Zab bawah (selatan), dan melalui Tigris sampai ke Laut Tengah (barat). Asyur mencapai puncak perluasan wilayah kekuasaan mulai dari Teluk Persia sampai ke Laut Tengah pada tahun 700 SM atau pada zaman pelayanan nabi Yesaya. Masuknya Asyur dalam kancah percaturan politik dunia, ditandai dengan menyusulnya kemunduran kerajaan Babel di bawah kekuasaan dinasti Hammurabi pada abad 16 SM. Raja-raja Asyur seperti Tiglat-Pileser I, Ashurbanipal II, Salmaneser III, Tiglat- Pileser III, Salmaneser IV, Sargon II, Sanherib, Esarhaddon, dan Ashurbanipal sangat berperan penting dalam membawa Asyur menjadi penguasa dunia. Salah satu sistem politik yang diterapkan oleh Asyur adalah menempatkan para gubernur di wilayah yang mereka telah taklukkan. Israel Utara takluk kepada Asyur di bawah pemerintahan raja Salmaneser IV dan Sargon II pada tahun 722 SM. Kemudian Sanherib ingin juga merebut wilayah Yehuda, namun dihentikan oleh Tuhan (2 Raja 19:35-36).
Kerajaan Asyur
Kerajaan Asyur
Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1-3).

BANGSA EDOM
Edom adalah nama yang diberikan kepada Esau yang arti “merah.” Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidakharmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.

Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Edom hanya mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3,4). Ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14).Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja: 2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8,9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).
Reruntuhan pada masa bangsa Edom
Reruntuhan pada masa bangsa Edom

Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.[3]


[3]Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised Edition (Baker Book House, Grand Rapids, Michigan: 1979), hal 70, 184.

BANGSA BABILONIA
Menurut penulis kitab Kejadian, Nimrod, “seorang pemburu yang gagah perkasa” yang mendirikan Babel sebagai sebuah kerajaan (Kejadian 10:9,10). Kerajaan Babilonia didirikan oleh pemimpin-pemimpinnya yang ambisius. Pembangunan menara Babel menunjukkan sikap memberontak untuk memuaskan diri sendiri dari manusia melawan Allah (Kejadian 11:9). 

Beberapa abad berikutnya muncul seorang raja baru bernama Nebukadnezar, yang membawa kembali Babilonia mencapai puncak kejayaannya. Nebukadnezar membangun kembali Babilonia menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan makmur.
Gambaran Kota Babilonia
Gambaran Kota Babilonia
Yesaya bernubuat, Babilonia merupakan bangsa yang masih lemah diantara banyak bangsa yang berkuasa. Yesaya menubuatkan bahwa Media akan datang melawan Babilonia (Yesaya 13:17), Babilonia akan ditunggangbalikkan (Yesaya 13:19), tidak akan dihuni lagi (Yesaya 13:20-23), akan dijatuhkan ke bumi (Yesaya 14:2; 14:4-28). Selanjutnya pada saat Yeremia bernubuat, Babilonia telah mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan adi kuasa. Yeremia bernubuat bahwa Babilonia akan menjadi tempat yang tandus selamanya (Yeremia 51:26), tidak akan ada orang yang akan tinggal di sana (Yeremia 51:43; 25:12-14; 50).


Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya dan Yeremia tentang kehancuran Babilonia tergenapi ketika kerajaan Medo-Persia menjadi penguasa dunia. Hal ini juga sekaligus menggenapi nubuat Daniel yang mengartikan mimpi Nebukadnezar mengenai kerajaan yang akan berkuasa setelah Babilonia (Daniel 2:32,38,39). Kerajaan Babilonia ditaklukkan oleh Medo-Persia dan itulah akhir dari kekuasaan kerajaan Babilonia (Daniel 9-11).[4]


[4]https://kebenaranbagidunia.org/nubuatan-nubuatan-dalam-alkitab

BANGSA MESIR
Mesir adalah salah satu bangsa terkaya pada zaman purbakala. Sungai Nil merupakan kunci kemajuan Mesir di bidang pertanian. Kemajuan Mesir lainnya adalah di bidang ilmu pengetahuan yang melampaui bangsa-bangsa sezamannya. Kemajuannya antara lain, di bidang perbintangan, matematika, Seni ukir dan arsitektur.[5]


[5]Dickson, Roger E., The Fall of Unbelief (J.C. Choate Publications, Winona, Mississipi: 1982), hal. 408.
Militer pada zaman mesir
Militer pada zaman mesir
Sejarah kemajuan Mesir di bidang pertanian mulai tercatat pertama kali di dalam Alkitab ketika Abraham pergi ke Mesir untuk keperluan pangan, karena di Kanaan terjadi kelaparan hebat (Kejadian 12:10). Kemudian puncaknya pada zaman Yusuf, Mesir adalah satu-satunya kerajaan sebagai sumber pangan bagi seluruh dunia (Kejadian 41:37-57).


Allah menubuatkan kepada Abraham bahwa Mesir akan mengalami malapetaka besar (Kejadian 15:14). Dan hal itu tergenapi dalam kitab Keluaran 7-12, Mesir menderita 10 tulah. Dengan peristiwa ini, Mesir belum runtuh. Mesir masih tetap eksis sebagai kerajaan yang kokoh dan makmur. Di tengah-tengah kemuliaan Mesir, nabi Allah, Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa Mesir akan diserahkan di antara bangsa-bangsa (Yehezkiel 29:12), meskipun Mesir akan pulih kembali sebagai kerajaan namun tidak akan memerintah atas bangsa-bangsa lain, bahkan Mesir akan menjadi kerajaan yang paling lemah (Yehezkiel 29:13-15). Tidak akan ada lagi pemimpin di Mesir (Yehezkiel 30:13). Pada saat Yehezkiel dan juga Yesaya bernubuat, Mesir adalah bangsa yang memang kuat secara ekonomi (Yehzkiel 30:12; Yesaya 19:5-8; 20).

Itu adalah Nubuatan-nubuatan mengenai bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Semua bangsa ini adalah alat perpanjangan Tuhan untuk menceritakan pesan-Nya kepada semua manusia. Baik atau tidak nubuatan itu pada akhirnya tetap mengarah pada Anugerah Tuhan dan apa yang Tuhan mau dari umat-Nya dan setiap bangsa.

Nubuat Tentang Bangsa-bangsa dalam Alkitab

Kehancuran Yerusalem
Lamsihar Iruel. Di zaman sekarang, Nubuat menjadi salah satu faktor yang dipegang oleh banyak orang untuk memahami kepercayaan yang ia percaya akan tanda-tanda, pesan, peringatan atau kejadian yang akan datang di masa lampau. Dalam KBBI, Nubuat berarti "wahyu yg diturunkan kpd nabi" (untuk disampaikan kpd manusia) atau juga Ramalan.[1]


[1]KBBI

Sering kita melihat dimasa sekarang banyak orang yang bernubuat dan berkata-kata akan apa yang Tuhan singkapkan kepadanya dan melihat keadaan yang terjadi di masa mendatang. Namun, banyak orang yang menyesatkan juga dengan menggunakan cara ini. 

Perlu dipahami dengan baik bahwa Nubuat itu datangnya dari Tuhan dan berisi kebenaran yang hakiki dan pasti akan terjadi. Alkitab sendiri menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi. Nubuat tentang Anak Allah dalam perjanjian lama digenapi melalui Pribadi Yesus Kristus. Nubuat mengenai akhir zaman juga mulai kita lihat penggenapannya. Ini menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi.

Menurut saya, Nubuat itu bisa dibedakan menjadi tiga bagian penting berdasarkan waktu dan sifat kejadian nya di masa mendatang.

  1. Nubuat didalam Alkitab dan digenapi didalam Alkitab
Kita dapat menemukan banyak sekali nubuat dalam Perjanjian Lama yang juga digenapi pada zaman Bapa-bapa dan zaman Musa. Mengenai bangsa Israel, musuhnya dan keberlangsungan bangsa Israel nantinya. Contohnya saja Abraham, janji tentang keturunannya merupakan suatu nubuat dimasa mendatang akan keturunan Abraham. Beberapa lagi tergenapi pada zaman kekristenan mula-mula atau pada zaman Perjanjian Baru. Contohnya saja, nubuat mengenai kedatangan Mesias digenapi dalam Perjanjian baru.
  
       2. Alkitab mencatat beberapa nubuatan, namun kegenapannya dicatat dalam sejarah dunia, atau catatan tradisi gereja
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada yang tidak tergenapi didalam Alkitab, melainkan tergenapi dimasa kekristenan atau periode selanjutnya. Nubuatan Daniel mengenai Titus yang akan menghancurkan Bait Allah digenapi didalam sejarah dunia ataupun kekristenan.

      3. Alkitab mencatat beberapa nubuatan yang belum tergenapi
Tidak semua nubuat dalam Alkitab telah digenapi. Ada beberapa di antaranya belum tergenapi, tetapi pasti akan digenapi. Contoh di antara beberapa nubuat yang belum digenapi adalah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, hari kiamat, dll.


Bangsa Israel
Bangsa Israel
Nah, kali ini saya akan berfokus pada Nubuatan tentang bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Allah memiliki cerita tersendiri terhadap bangsa-bangsa Israel dan diluar Israel. Ini juga berarti bahwa bangsa-bangsa ini ditetapkan menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Walaupun baik buruknya nubuatan itu, nubuatan itu tetap mengarah kepada Allah.

Allah berseru, “Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya” ( Yesaya 34:1; bdg. 41:1; 43:9). Ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan semua bangsa di muka bumi ini dan menghendaki mendengarkan firman-Nya tentang mereka. Sehubungan dengan itu, kita akan melihat beberapa nubuatan mengenai bangsa-bangsa dan juga kegenapannya mengenai mereka, baik yang tercatat di dalam Alkitab maupun yang tercatat di dalam sejarah dunia.

BANGSA ISRAEL
Bangsa Israel adalah bangsa yang dijanjikan oleh Allah. Bangsa Israel berdiri dari keturunan Abraham melalui anaknya, Ishak dan cucunya, Yakub. Ketika Abraham masih berada di kampung halamannya, Ur-Kasdim, Allah berfirman supaya Abraham meninggalkan negerinya itu menuju negeri bangsa Kanaan yang telah dipilih oleh Allah untuk menjadi miliknya dan milik keturunannya (Kejadian 15:7, 8, 18-21). Dan Allah berjanji bahwa Abraham akan menjadi sebuah bangsa besar (Kejadian 12:1-3). Kemudian Allah mengulangi janji-Nya itu kepada Abraham (Kejadian 15:5). Kemudian Allah bernubuat bahwa keturunannya akan menjadi orang asing, diperbudak, dan dianiaya selama 400 tahun oleh Mesir (Kejadian 15:13), tetapi ketika mereka berhasil keluar dari Mesir, bangsa Israel akan membawa serta banyak harta Mesir (Kejadian 15:14).
Musa
Musa dan bangsa Israel

Kisah Yusuf merupakan awal dari kegenapan nubuat Tuhan ini (Kejadian 37, 39-45). Setelah masa Yusuf kemudian diikuti oleh pindahnya Yakub dan seluruh kaum keluarganya yang berjumlah 70 jiwa ke Mesir sebagai orang asing (Kejadian 46-50; Keluaran 1:1-5).

 Bangsa Israel pada akhirnya harus menjadi korban. Mereka harus menerima pil pahit penderitaan, penganiayaan, dan perbudakan sesuai nubuat Tuhan (Keluaran 1:11-22; Kejadian 15:13). Setelah genap masa perbudakan selama 400 tahun, maka bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kuasa tangan Tuhan. Mereka bukan saja berhasil keluar, namun mereka juga membawa banyak harta dari Mesir (Kejadian 11:2,3; Kejadian 15:14).


Setelah itu, bangsa Israel beralih dari kerajaan Teokrasi menjadi kerajaan monarki.  Tiga raja pertama yang memimpin Israel kepada kesatuan adalah Saul, Daud dan Salomo. Terkhusus di akhir pemerintahan Salomo, kembali nabi Tuhan, Ahia bernubuat tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan yang independen: 10 suku akan dipimpin oleh Yerobeam dan 2 suku akan tetap dipimpin oleh keturunan Daud (1 Raja 11:29-39). Nubuat ini pun tergenapi tidak lama kemudian dalam 1 Raja 12:1-20). Yerobeam berhasil menjadi raja pertama atas Israel Utara (Israel), sedangkan Rehabeam hanya menjadi raja atas Israel Selatan (Yehuda). Setelah masa ini, Tuhan masih menubuatkan tentang terpecahnya bangsa itu menjadi dua.
Ini menjadi bukti kebenaran perkataan Tuhan.[2]


[2]Waldron, Bob and Sandra, The History And Geography of The Bible Story, A Study Manual (Guardian of Truth Foundation Publications, 420 Old Morgantown Road, Bowling Green, KY : 1983), hal 53.

ISRAEL UTARA
Israel utara terlihat sangat bobrok dihadapan Allah. Dari 20 raja yang terdiri dari 9 dinasti atau garis keturunan yang berbeda yang pernah memerintah atas Israel Utara, tidak satu pun yang benar kelakuannya di hadapan Allah. Sistem penyambahan yang salah dan moral tidak baik yang ditonjolkan pemimpin dan rakyat membuat mereka merosot secara iman. Sejak Yerobeam menjadi raja pertama atas Israel Utara, dia membuat gebrakan baru di bidang keagamaan. Kitab Hosea menggambarkan dengan jelas perbuatan-perbuatan jahat Israel Utara, yang berzinah secara rohaniah.
Yerobeam dan nabi Ahia
Yerobeam dan nabi Ahia
Tindakan bangsa Israel Utara ini sangat menyakitkan hati Allah dan tidak bisa ditolerir lagi oleh Allah, sehingga melalui nabiNya, Ia menyatakan kehancuran Israel Utara. Nabi Hosea menubuatkan bahwa bangsa Israel Utara akan dibawa tertawan ke Asyur (Hosea 7:11; 11:5). Demikian juga Amos menubuatkan kebinasaan Israel (Amos 3: 9-11; 7:17). Hal ini benar-benar tergenapi pada masa pemerintahan raja terakhir Israel Utara, Hosea, di bawah pimpinan raja Salmaneser, Asyur maju menyerang Samaria, ibukota Israel Utara dan menawan orang-orang Israel ke pembuangan di Asyur (2 Raja 17:1-6).

BANGSA YEHUDA
Yehuda menjadi kerajaan independen setelah terpecahnya kerajaan Israel Bersatu. Didalam Alkitab, sejarah perjalanan Yehuda lebih banyak dicatat. Bangsa Yehuda masih bertahan selama kira-kira 116 tahun setelah kehancuran Israel Utara pada tahun 722 atau 721 SM. Bangsa Yehuda dipimpin oleh 20 raja, yang semua dari keturunan Daud. 
Bangsa Yehuda dalam pembuangan
Bangsa Yehuda dalam Pembuangan
Dari ke 2 raja ini ada beberapa yang baik, yang selalu mengikuti perintah Allah dan berkenan kepada Allah, sedangkan sebagian lagi sama jahatnya seperti raja-raja di Israel Utara, bahkan ada yang lebih jahat, di antaranya: Ahas, Manasye dan mungkin juga Amon, yang mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada dewa-dewa (2 Tawarikh 28:3; 33:6; bdg. Yeremia 7:30-32). Raja-raja Yehuda yang terkenal baik adalah Asa, Yosafat, Hizkia, dan Yosia. Meskipun Allah tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan baik bangsa Yehuda, namun Ia tidak bisa menahan murka-Nya atas kejahatan-kejahatan mereka.

Melalui nabi Yeremia, Allah menubuatkan tentang kehancuran Yehuda. Yehuda akan diserang oleh Babilonia di bawah pimpinan raja Nebukadnesar (Yeremia 25:9), negeri Yehuda akan menjadi puing-puing reruntuhan dan menjadi tempat yang tandus (Yeremia 25:11), Rakyat Yehuda akan ditawan ke Babilonia dan akan diperhamba selama 70 tahun di sana (Yeremia 25:11). Hizkia pernah melakukan kesalahan fatal, yaitu dia menunjukkan segala kekayaan yang dimiliki Yehuda, termasuk perkakas-perkakas suci di Bait Allah. Atas tindakan ceroboh Hizkia ini, nabi Yesaya menegurnya sekaligus menubuatkan bahwa apa yang telah diperlihatkannya kepada utusan Babel itu akan dibawa ke Babilonia (Yesaya 38:1-38:8; bdg. 2 Tawarikh 32:24-32).


Nubuat ini tergenapi ketika raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang dan menghancurkan Yehuda, membawa seluruh perkakas rumah Tuhan dan harta benda istana serta menawan orang-orang Yehuda dalam tiga tahap, yakni tahun 606 atau 605 tahap I (2 Raja 23:36-24:7; 2 Tawarikh 36:5-8; Daniel 1:1-2); tahun 598 atau 597 tahap II (2 Raja 24:8-17; 2 Tawarikh 36:9-10) dan tahun 588 atau 586 SM tahap III (2 Raja 24:18-20; 25: 8-21; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 39:8-10; 52:1-30). Dalam peristiwa penawanan ini juga yang mengakhiri kisah perjalanan sejarah bangsa Yehuda.

BANGSA ASYUR
Asyur adalah sebuah negeri yang berbatasan dengan pegunungan Ararat di Armenia (utara), daratan tinggi Media (timur), sungai Zab bawah (selatan), dan melalui Tigris sampai ke Laut Tengah (barat). Asyur mencapai puncak perluasan wilayah kekuasaan mulai dari Teluk Persia sampai ke Laut Tengah pada tahun 700 SM atau pada zaman pelayanan nabi Yesaya. Masuknya Asyur dalam kancah percaturan politik dunia, ditandai dengan menyusulnya kemunduran kerajaan Babel di bawah kekuasaan dinasti Hammurabi pada abad 16 SM. Raja-raja Asyur seperti Tiglat-Pileser I, Ashurbanipal II, Salmaneser III, Tiglat- Pileser III, Salmaneser IV, Sargon II, Sanherib, Esarhaddon, dan Ashurbanipal sangat berperan penting dalam membawa Asyur menjadi penguasa dunia. Salah satu sistem politik yang diterapkan oleh Asyur adalah menempatkan para gubernur di wilayah yang mereka telah taklukkan. Israel Utara takluk kepada Asyur di bawah pemerintahan raja Salmaneser IV dan Sargon II pada tahun 722 SM. Kemudian Sanherib ingin juga merebut wilayah Yehuda, namun dihentikan oleh Tuhan (2 Raja 19:35-36).
Kerajaan Asyur
Kerajaan Asyur
Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1-3).

BANGSA EDOM
Edom adalah nama yang diberikan kepada Esau yang arti “merah.” Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidakharmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.

Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Edom hanya mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3,4). Ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14).Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja: 2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8,9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).
Reruntuhan pada masa bangsa Edom
Reruntuhan pada masa bangsa Edom

Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.[3]


[3]Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised Edition (Baker Book House, Grand Rapids, Michigan: 1979), hal 70, 184.

BANGSA BABILONIA
Menurut penulis kitab Kejadian, Nimrod, “seorang pemburu yang gagah perkasa” yang mendirikan Babel sebagai sebuah kerajaan (Kejadian 10:9,10). Kerajaan Babilonia didirikan oleh pemimpin-pemimpinnya yang ambisius. Pembangunan menara Babel menunjukkan sikap memberontak untuk memuaskan diri sendiri dari manusia melawan Allah (Kejadian 11:9). 

Beberapa abad berikutnya muncul seorang raja baru bernama Nebukadnezar, yang membawa kembali Babilonia mencapai puncak kejayaannya. Nebukadnezar membangun kembali Babilonia menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan makmur.
Gambaran Kota Babilonia
Gambaran Kota Babilonia
Yesaya bernubuat, Babilonia merupakan bangsa yang masih lemah diantara banyak bangsa yang berkuasa. Yesaya menubuatkan bahwa Media akan datang melawan Babilonia (Yesaya 13:17), Babilonia akan ditunggangbalikkan (Yesaya 13:19), tidak akan dihuni lagi (Yesaya 13:20-23), akan dijatuhkan ke bumi (Yesaya 14:2; 14:4-28). Selanjutnya pada saat Yeremia bernubuat, Babilonia telah mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan adi kuasa. Yeremia bernubuat bahwa Babilonia akan menjadi tempat yang tandus selamanya (Yeremia 51:26), tidak akan ada orang yang akan tinggal di sana (Yeremia 51:43; 25:12-14; 50).


Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya dan Yeremia tentang kehancuran Babilonia tergenapi ketika kerajaan Medo-Persia menjadi penguasa dunia. Hal ini juga sekaligus menggenapi nubuat Daniel yang mengartikan mimpi Nebukadnezar mengenai kerajaan yang akan berkuasa setelah Babilonia (Daniel 2:32,38,39). Kerajaan Babilonia ditaklukkan oleh Medo-Persia dan itulah akhir dari kekuasaan kerajaan Babilonia (Daniel 9-11).[4]


[4]https://kebenaranbagidunia.org/nubuatan-nubuatan-dalam-alkitab

BANGSA MESIR
Mesir adalah salah satu bangsa terkaya pada zaman purbakala. Sungai Nil merupakan kunci kemajuan Mesir di bidang pertanian. Kemajuan Mesir lainnya adalah di bidang ilmu pengetahuan yang melampaui bangsa-bangsa sezamannya. Kemajuannya antara lain, di bidang perbintangan, matematika, Seni ukir dan arsitektur.[5]


[5]Dickson, Roger E., The Fall of Unbelief (J.C. Choate Publications, Winona, Mississipi: 1982), hal. 408.
Militer pada zaman mesir
Militer pada zaman mesir
Sejarah kemajuan Mesir di bidang pertanian mulai tercatat pertama kali di dalam Alkitab ketika Abraham pergi ke Mesir untuk keperluan pangan, karena di Kanaan terjadi kelaparan hebat (Kejadian 12:10). Kemudian puncaknya pada zaman Yusuf, Mesir adalah satu-satunya kerajaan sebagai sumber pangan bagi seluruh dunia (Kejadian 41:37-57).


Allah menubuatkan kepada Abraham bahwa Mesir akan mengalami malapetaka besar (Kejadian 15:14). Dan hal itu tergenapi dalam kitab Keluaran 7-12, Mesir menderita 10 tulah. Dengan peristiwa ini, Mesir belum runtuh. Mesir masih tetap eksis sebagai kerajaan yang kokoh dan makmur. Di tengah-tengah kemuliaan Mesir, nabi Allah, Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa Mesir akan diserahkan di antara bangsa-bangsa (Yehezkiel 29:12), meskipun Mesir akan pulih kembali sebagai kerajaan namun tidak akan memerintah atas bangsa-bangsa lain, bahkan Mesir akan menjadi kerajaan yang paling lemah (Yehezkiel 29:13-15). Tidak akan ada lagi pemimpin di Mesir (Yehezkiel 30:13). Pada saat Yehezkiel dan juga Yesaya bernubuat, Mesir adalah bangsa yang memang kuat secara ekonomi (Yehzkiel 30:12; Yesaya 19:5-8; 20).

Itu adalah Nubuatan-nubuatan mengenai bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Semua bangsa ini adalah alat perpanjangan Tuhan untuk menceritakan pesan-Nya kepada semua manusia. Baik atau tidak nubuatan itu pada akhirnya tetap mengarah pada Anugerah Tuhan dan apa yang Tuhan mau dari umat-Nya dan setiap bangsa.
Show Comments

Berlangganan Sekarang