Dikasihi.id: renungan

Halaman

Good
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10)
Jika berbuat baik hanya untuk mencari perhatian orang lain, yang kita dapatkan memang sebuah pujian yang nampaknya manis, namun itu hanya sementara yang dalam perjalanannya pasti membuahkan kekecewaan bahkan luka di dalam hati.

Jika kita berbuat baik hanya untuk membalas budi baik orang kepada kita, jiwa kita akan tertekan.

Tetapi jika kita berbuat kebaikan itu karena tahu siapa diri kita bagi Tuhan, maka perbuatan baik kita akan berbuah kebenaran yang memuaskan hati kita, karena kita yang lahir baru dalam Kristus di rancang untuk selalu melakukan perbuatan baik. Dan jika kita hidup di dalamnya dengan kerelaan hati maka hidup kita akan penuh dengan kuasa kebaikan Tuhan yang terus mengalir sampai kepada hidup yang kekal.

Karena itu mari jangan jemu berbuat baik, bukan hanya karena kita telah di rancang untuk hal itu, namun karena kita telah menerima kasih karunia yang melimpah di dalam Tuhan.

Syalom, Tuhan Yesus mmberkati ..

#SPS

Berbuat Baik Karena Kasih Karunia-Nya tinggal didalam Kita | Renungan Hari Ini, 21 September.

Membangun
Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakan," (Amsal 24:3)
Membangun masa depan, ibarat membangun rumah kediaman kita.
Kita tinggal pilih ingin mode rumah yang seperti apa, dan tentu saja kita bebas dalam membangunnya.

Ada rumah tenda, ada rumah dengan dinding bambu, kalau ingin  rumah gubung juga boleh, dan juga rumah beton, yang jelas kita ingin  ada tempat  untuk berteduh dari panas terik matahari, dan hujan yang mengguyur.

Dari tiga mode rumah di atas, membangunnya memang sangat mudah, cepat dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Namun kekuatannya dalam jangka panjang sangat diragukan. Apalagi ketika badai atau banjir melandanya, pasti rumah-rumah tersebut akan hancur, dan tidak bertahan lama.
Sebaliknya, bila kita membangun rumah beton, pasti pengerjaannya akan memakan waktu yang lama, dan biaya yang mahal, namun semahal apapun harga yang kita bayar, kita tak akan menyesal, karena rumah kita akan tetap berdiri kokoh walaupun badai dan banjir melandanya.
Rumah yang mana yang kita pilih?
Apakah kita ingin rumah yang tidak mampu bertahan?

Demikian pula dengan masa depan kita. Kesuksesan masa depan kita bergantung dari bagaimana proses kita dalam membangunnya sejak saat ini.
Jika kita membangunnya secara instan dan tidak mau membayar harga yang mahal, tentu kita tidak dapat bertahan ketika badai dan banjir hidup menerpa kehidupan kita. Kita pasti mudah roboh dan bahkan terhanyut di badai dan banjir yang deras.

Karena itu saudaraku, jangan pernah menyerah, ketika saat ini engkau telah mengalami proses hidup yang panjang dan melelahkan, karena Tuhan Yesus membangun kita sebagai rumah batu yang kokoh, yang akan bertahan bila banjir dan badai menerpa kita. :)

Syalom, Tuhan Yesus memberkati,,

#SPS

Dalam Membangun Hidup | Renungan Hari Ini, 20 September

Silent
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.  (Markus 4:39)
Dalam perjalanan hidup kita seperti sedang berjalan sendiri, walau sebenarnya kita telah membawa Yesus dalam perjalanan hidup kita. Namun kadang kala kita membiarkan diri kita menjadi panik dan cemas saat badai datang dalam hidup kita. Kita seolah mampu membuang air permasalahan hidup dari perahu kehidupan kita. Sampai akhirnya kita sabar, bahwa kita tak mungkin sampai ke pantai di seberang sana, karena kita merasa tak punya kemampuan untuk menghalangi serangan ombak yang mengamuk menghantam perahu kita dengan hebatnya.

Sampai akhirnya kita ingat, bahwa kita membawa Yesus ke dalam perahu hidup kita. Namun, sering kali bukan permohonan yang kita ucapkan, Namun Sebuah perkatakan bernada protes, "Tuhan, Engkau tidak peduli kalau aku binasa?" dan kita terus saja tenggelam dalam kepanikan, kita tidak memberiNya kesempatan untuk bertindak. Hanya satu yang kita inginkan cepat keluar dari badai hidup yang menerpa perahu kita. Sampai Tuhan menghardik angin badai dan berkata kepada danau tersebut. "Diam! Tenanglah!" (Markus 4:39) kitapun tersentak seolah menjadi patung, karena kita sabar bukan badai ataupun danau yang dihardikNya, melainkan diri kita yang tenggelam dalam kepanikan dan kecemasan dalam waktu yang lama sehingga kita menikmati betapa indahnya berlayar di lautan hidup bersama denganNya.

Tuhan Yesus ingin agar kita tenang dalam apapun yang terjadi dalam bahtera kehidupan kita, agar kita menikmati indahnya berlayar bersamaNya arungi lautan kehidapan ini. Bukan berlayar namanya jika kita tak jumpai badai, namun sesungguhnya itulah arti hidup ini. Badai hidup adalah warna yang mengisi hidup ini. Jangan panik, ataupun gelisah, karena Tuhan Yesus ingin menjadikan badai itu sebagai alat untuk membawa kita kepada berkat yang besar dan terindah.

karena itu diam, dan tenanglah, nikmati saat-saat hidupmu bersama Yesus. Dia akan membuat badai tunduk padamu.

Syalom, Tuhan Yesus memberkati....

#SPS

Diam ! Tenanglah ! | Renungan Hari Ini, 19 September

Worship
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4)
Seperti apapun hebatnya pelayanan kita, tidak akan pernah bisa menjadi buah yang manis bagi Tuhan jika kita tidak tinggal di dalam Tuhan dengan kejujuran hati yang sungguh-sungguh di hadapanNya, walaupun sepertinya memang banyak orang di ubahkan melalui pelayanan tersebut.

Inilah jawaban mengapa ada banyak orang percaya menjadi babak belur, dan kemudian terluka parah, karena tidak tinggal di dalam Tuhan dengan sungguh-sungguh. sebagai Manusia kita kadang lemah dan saya mengakui tubuh daging kita tidak bisa melawan kelemahan tersebut. dan di saat seperti inilah kita perlu sebuah kejujuran yang sungguh di hadapan Tuhan, untuk selalu meminta jamahan dan pertolonganNya agar tidak jatuh dalam sebuah kesalahan yang kemudian menimbulkan luka yang menekan batin kita.

Dan inilah yang menjadi pelajaran bagi saya secara pribadi. Pelayanan dengan kekuatan sendiri tidak dengan pimpinan Tuhan,  Hingga akibatnya pelayanan pun malah menjadi beban yang tidak di jalani dengan sukacita. Mungkin banyak orang merasakan berkat dari tulisan yang saya tulis, tapi bukan karena saya,  melainkan Tuhan yang memakainya untuk menegur orang itu. Tapi yang saya rasakan adalah beban. Apa yang harus saya tulis, apa yang harus saya buat...dll.. Saya akui itulah sebuah kebodohan. dan bersyukur belum perlambat untuk menyadari sebuah kesalahan dan bertobat kembali. Dari ini semua saya belajar untuk tetap berpaut pada Tuhan dengan erat, dengan hati yang haus dan lapar akan kasihNya dan hanya kepada Dia saja.

Mari dari kesalahan itu kita belajar untuk tidak main-main hidup dalam Tuhan. Namun tetap berpegang padaNya dengan kejujuran dan kesungguhan hati yang terdalam pada Tuhan.

Syalom, Tuhan Yesus memberkati..

#SPS

Tinggal didalam Tuhan dengan Hati yang Jujur | Renungan Hari Ini, 18 September

Benci
"Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati." (Ayub 5:2)
Kebencian adalah pembunuh manusia yang paling ganas dan paling mematikan. Tidak hanya membunuh tetapi juga menjadi perusak seluruh aspek kehidupan manusia. Hati dan pikiran manusia yang hidup dalam kebencian akan selalu menghasilkan semua yang buruk yang keluar dari dalam dirinya.

Kalau kita hidup dalam kebencian,  tidak akan ada damai sejahtera yang tinggal dihati kita, hidup di penuhi dengan tekanan dan karenanya  kita tidak akan pernah merasakan kelegaan sampai orang yang kita benci mendapatkan celaka, sebagai balasan dari apa yang telah dilakukannya. Kita bersorak gembira dan hati kita menyanyikan syukur atas hal yang buruk terjadi atasnya.

Tidak ada gunanya sama sekali kita hidup dalam rasa marah dan benci, yang ada kita telah membuang waktu-waktiu yang indah dan berharga yang seharusnya dapat kita nikmati.
Ada banyak orang karena menyimpan rasa marah dan benci di dalam  hatinya,  tidak dapat mencapai umur panjang. Karena mengidap penyakit mematikan  akibat perasaannya sendiri.
Kemarahan, sakit hati dan kebencian dapat berdampak buruk bagi kesehatan kita, banyak orang yang menderita penyakit liver dan kanker hati hanya berawal dari kemarahannya yang terpendam dalam hatinya. 

Saudaraku yang terkasih, mari tinggalkan dan lepaskan rasa benci atau marah yang telah lama membusuk dalam hatimu. Kita bukanlah orang bodoh yang menyimpan sampah yang kotor selama bertahun-tahun karena akan membuat kita semakin merasakan sakit.
Ampuni orang-orang yang membuat hatimu terluka dan jangan lagi ungkit masa lalumu yang gelap bersamanya. Pikirkanlah, dia melukaimu karena diapun pernah dilukai orang lain dan tidak ada yang mampu menyembuhkan luka hatinya. Maafkanlah dia dengan tulus, dia membutuhkan kasihmu, untuk membuatnya sembuh dari luka-luka batinnya.

Saudaraku, Tuhan Yesus sanggup, melembutkan dan menentramkan hatimu untuk dapat mengampuni orang-orang yang melukai hatimu. Berserah dan berlututlah dibawah kakiNya.
Dia akan memberimu damai sejahtera yang pernah hilang di hatimu, dan hidupmu benar-benar di pulihkan dan menjadi lebih berarti.

Syalom, Tuhan Yesus memberkati. :)

#SPS

Tinggalkan Rasa Benci di HatiMu | Renungan Hari Ini, 17 September

Damai Sejahtera - Komunitaskristen.org
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.(Yohanes 14:27)
Hari ini bagaimana kita melihat hidup? Apakah kita akan memutuskan untuk bahagia jika nanti telah mempunyai segalanya? Jika demikian, kita telah menyia-nyiakan banyak waktu yang berharga, yaitu bersahabat erat dengan Tuhan, yang adalah kunci kebahagiaan dalam hidup ini.

Hidup ini hanya bisa kita jalani bersama dengan Tuhan, mengalir dalam damai sejahtera yang sudah Ia limpahkan dalam hati kita, dan kita pun akan melihat bahwa hidup ini bukan beban tetapi anugerah yang termahal dan terbaik dari Tuhan. Karena ada damai sejahteraNya di dalam hati kita yang tidak dapat dikuasai oleh keadaan apapun. Inilah yang menjadikan kita berbeda dengan dunia. Walaupun hidup dalam keadaan yang pas-pasan, namun hidup tetap kita jalani dengan penuh gairah dan kebahagiaan.

Hidup ini yang terpenting bukan kita telah memiliki segalanya baru dapat bahagia., namun apakah ada damai sejahtera di dalam hati kita untuk dapat selalu mempunyai semangat untuk terus berjalan maju? Damai sejahtera dunia ini rapuh, dan tidak dapat bertahan pada masa pencobaan yang akan terjadi, hanya dapat bertahan sebentar, akan hilang di tengah badai.

Jangan buang waktu untuk hal yang tidak penting, yaitu kekuatiran, keluhan, yang membuat hati kita tertindas karena beban. Ingatlah Tuhan Yesus tidak pernah membiarkan kita sendirian. Selalu ada kasihNya yang memuaskan batin bagi setiap orang yang berharap padaNya.

Syalom ..
Tuhan Yesus memberkati. #SPS

Renungan Hari ini, 30 Agustus | Hidup Dalam Damai Sejahtera-Nya

Jaga Iman - Komunitaskristen.org
"Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
(Yohanes 13:38)

Pernah dengar lagu ini?
"Saya mau iring Yesus,
saya mau iring Yesus sampai selama-lamanya.
Walaupun hidup susah, 
Menderita dalam dunia,
saya mau iring Yesus,
sampai selama-lamanya.."

Benarkah?

Simon Petrus awalnya begitu menggebu-gebu mengakui imannya dan kasihnya pada Yesus, bahkan ia mengaku bahwa ia rela mati demi mengikut Yesus.. Tapi ternyata pada saat Yesus di tangkap, ia melihat segala sesuatu begitu mengerikan terjadi pada Yesus, nyalinya ciut, dan ia akhirnya menyangkal Yesus sampai tiga kali. Tepat seperti yang Yesus katakan. Iman yang tadinya begitu mantap, malah luntur ketika di Hadapkan pada sebuah penderitaan.

Mudah sekali mengatakan "Aku mau hidup bagi Tuhan, seluruh hidup ku aku serahkan untukNya, bahkan aku mau mati untukNya." namun pada saat pencobaan datang banyak orang jatuh dan jauh dari apa yang dia katakan sebelumnya. Bahwa "aku rela mengikut Yesus" Atau ketika berada di depan dunia, mundur karena tidak ingin dianggap sebagai orang yang bertentangan dengan dunia. Takut menderita. Rasa takut menderita karena di tinggalkan dunia.

Hari-hari ini hal itu sedang terjadi menjelang kedatangan Tuhan Yesus untuk yang ke dua kalinya. Begitu terlenanya hati banyak orang akan kenikmatan dunia ini membuat banyak orang akan berpaling dari Tuhan. Kasih yang mula-mula bagi Tuhan akan lenyap, dan bahkan kerinduan akan Tuhan akan lenyap dari hati banyak mereka walaupun sebelumnya memiliki kerinduan yang dalam pada Tuhan.

Mengikut Yesus sangat tidak mudah, penolakan, penindasan, tekanan, bahkan aniaya dan penderitaan sering kali terjadi pada kita. Namun orang yang bertahan sampai akhir adalah dia yang mempunyai iman yang benar, yang tahu bahwa hanya Yesuslah jalan menuju hidup kekal. dan imannya takkan tergoyahkan

Iman yang murni justru teruji ketika sedang di hadapkan pada sebuah tantangan dan bahkan penderitaan. Oleh pimpinan dan penyertaanNya kita akan mampu bertahan, dan terus berjalan dalam kemenangan.

Syalom...
Tuhan Yesus memberkati.. #SPS

Renungan Hari ini, 29 Agustus | Jaga Iman Agar Tetap Teguh Berpaut Pada Tuhan

Mengampuni - komunitaskristen.org
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga." (Matius 6:14)
Hanya orang yang di ampuni oleh Tuhan mengalami hidup dalam damai sejahtera yang kekal. Tanpa rasa cemas, dan takut lagi.

Tetapi dalam hal memberi pengampunan, banyak dari kita seperti menelan pil yang pahit yang kadang dimuntahkan kembali.

Menolak memberi pengampunan berarti tidak menghargai kasih dan kerinduan hati Bapa di surga, yang telah berkorban segalanya agar kita mendapatkan sebuah pengampunan atas dosa kita. Memang rasanya tidak pernah mudah, "dia yang salah, kepada saya yang memaafkan dia duluan?" itulah mengampuni yang adalah pengorbanan yang harus di ambil dari hati yang menyadari akan kerinduan hati Tuhan. Bisakah? Itu pilihan yang ada di hadapan kita.

Tidak ada jalan lain lagi untuk dapat mengalami damai sejahtera abadi. Kita telah diampuni begitu rupa, sebesar apapun kesalahan kita di hadapan Tuhan, karena kita memohon, mengakui kesalahan kita di hadapanNya. Walaupun sebelumnya Ia sudah memberikan pengampunan itu dengan lunas sebelum kita memintanya.

Karena Tuhan ingin agar setiap kita mendapatkan hidup dalam damai sejahtera yang kekal dan ingin agar kita mengenalNya sebagai Bapa yang baik. Namun bagaimana dengan kita? Apakah kita membalas kasihNya? Tidak ada cara lain, kitapun harus mengampuni kesalahan orang kepada kita. Tidak ada kata sakit di dalam hati kita yang memberi pengampunan, malah sebaliknya hidup kita akan di penuhi oleh damai sejahtera yang melampaui segala akal.

Orang yang menolak mengampuni adalah orang yang membiarkan dirinya tenggelam dalam luka hati yang menjadi akar pahit dalam hidupnya.

Engkau ingin menjadi seperti pribadiNya, Ampunilah! Engkau tidak hanya akan mengalami kebebasan dari luka batin dan damai sejahtera, tetapi akan lebih menghargai kasihNya, karena saat melepaskan pengampunan, engkau akan mengerti betapa dalam pengorbananNya bagi dosamu.

Syalom..
Tuhan Yesus memberkati.. #SPS

Renungan Hari ini, 28 Agustus | Pengampunan Kunci Hidup Damai Sejahtera

Berlangganan Sekarang