Dikasihi.id: Biblical Study

Halaman

Kehancuran Yerusalem
Lamsihar Iruel. Di zaman sekarang, Nubuat menjadi salah satu faktor yang dipegang oleh banyak orang untuk memahami kepercayaan yang ia percaya akan tanda-tanda, pesan, peringatan atau kejadian yang akan datang di masa lampau. Dalam KBBI, Nubuat berarti "wahyu yg diturunkan kpd nabi" (untuk disampaikan kpd manusia) atau juga Ramalan.[1]


[1]KBBI

Sering kita melihat dimasa sekarang banyak orang yang bernubuat dan berkata-kata akan apa yang Tuhan singkapkan kepadanya dan melihat keadaan yang terjadi di masa mendatang. Namun, banyak orang yang menyesatkan juga dengan menggunakan cara ini. 

Perlu dipahami dengan baik bahwa Nubuat itu datangnya dari Tuhan dan berisi kebenaran yang hakiki dan pasti akan terjadi. Alkitab sendiri menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi. Nubuat tentang Anak Allah dalam perjanjian lama digenapi melalui Pribadi Yesus Kristus. Nubuat mengenai akhir zaman juga mulai kita lihat penggenapannya. Ini menunjukkan bahwa Nubuat dari Allah benar-benar terjadi.

Menurut saya, Nubuat itu bisa dibedakan menjadi tiga bagian penting berdasarkan waktu dan sifat kejadian nya di masa mendatang.

  1. Nubuat didalam Alkitab dan digenapi didalam Alkitab
Kita dapat menemukan banyak sekali nubuat dalam Perjanjian Lama yang juga digenapi pada zaman Bapa-bapa dan zaman Musa. Mengenai bangsa Israel, musuhnya dan keberlangsungan bangsa Israel nantinya. Contohnya saja Abraham, janji tentang keturunannya merupakan suatu nubuat dimasa mendatang akan keturunan Abraham. Beberapa lagi tergenapi pada zaman kekristenan mula-mula atau pada zaman Perjanjian Baru. Contohnya saja, nubuat mengenai kedatangan Mesias digenapi dalam Perjanjian baru.
  
       2. Alkitab mencatat beberapa nubuatan, namun kegenapannya dicatat dalam sejarah dunia, atau catatan tradisi gereja
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada yang tidak tergenapi didalam Alkitab, melainkan tergenapi dimasa kekristenan atau periode selanjutnya. Nubuatan Daniel mengenai Titus yang akan menghancurkan Bait Allah digenapi didalam sejarah dunia ataupun kekristenan.

      3. Alkitab mencatat beberapa nubuatan yang belum tergenapi
Tidak semua nubuat dalam Alkitab telah digenapi. Ada beberapa di antaranya belum tergenapi, tetapi pasti akan digenapi. Contoh di antara beberapa nubuat yang belum digenapi adalah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, hari kiamat, dll.


Bangsa Israel
Bangsa Israel
Nah, kali ini saya akan berfokus pada Nubuatan tentang bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Allah memiliki cerita tersendiri terhadap bangsa-bangsa Israel dan diluar Israel. Ini juga berarti bahwa bangsa-bangsa ini ditetapkan menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Walaupun baik buruknya nubuatan itu, nubuatan itu tetap mengarah kepada Allah.

Allah berseru, “Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya” ( Yesaya 34:1; bdg. 41:1; 43:9). Ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan semua bangsa di muka bumi ini dan menghendaki mendengarkan firman-Nya tentang mereka. Sehubungan dengan itu, kita akan melihat beberapa nubuatan mengenai bangsa-bangsa dan juga kegenapannya mengenai mereka, baik yang tercatat di dalam Alkitab maupun yang tercatat di dalam sejarah dunia.

BANGSA ISRAEL
Bangsa Israel adalah bangsa yang dijanjikan oleh Allah. Bangsa Israel berdiri dari keturunan Abraham melalui anaknya, Ishak dan cucunya, Yakub. Ketika Abraham masih berada di kampung halamannya, Ur-Kasdim, Allah berfirman supaya Abraham meninggalkan negerinya itu menuju negeri bangsa Kanaan yang telah dipilih oleh Allah untuk menjadi miliknya dan milik keturunannya (Kejadian 15:7, 8, 18-21). Dan Allah berjanji bahwa Abraham akan menjadi sebuah bangsa besar (Kejadian 12:1-3). Kemudian Allah mengulangi janji-Nya itu kepada Abraham (Kejadian 15:5). Kemudian Allah bernubuat bahwa keturunannya akan menjadi orang asing, diperbudak, dan dianiaya selama 400 tahun oleh Mesir (Kejadian 15:13), tetapi ketika mereka berhasil keluar dari Mesir, bangsa Israel akan membawa serta banyak harta Mesir (Kejadian 15:14).
Musa
Musa dan bangsa Israel

Kisah Yusuf merupakan awal dari kegenapan nubuat Tuhan ini (Kejadian 37, 39-45). Setelah masa Yusuf kemudian diikuti oleh pindahnya Yakub dan seluruh kaum keluarganya yang berjumlah 70 jiwa ke Mesir sebagai orang asing (Kejadian 46-50; Keluaran 1:1-5).

 Bangsa Israel pada akhirnya harus menjadi korban. Mereka harus menerima pil pahit penderitaan, penganiayaan, dan perbudakan sesuai nubuat Tuhan (Keluaran 1:11-22; Kejadian 15:13). Setelah genap masa perbudakan selama 400 tahun, maka bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kuasa tangan Tuhan. Mereka bukan saja berhasil keluar, namun mereka juga membawa banyak harta dari Mesir (Kejadian 11:2,3; Kejadian 15:14).


Setelah itu, bangsa Israel beralih dari kerajaan Teokrasi menjadi kerajaan monarki.  Tiga raja pertama yang memimpin Israel kepada kesatuan adalah Saul, Daud dan Salomo. Terkhusus di akhir pemerintahan Salomo, kembali nabi Tuhan, Ahia bernubuat tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan yang independen: 10 suku akan dipimpin oleh Yerobeam dan 2 suku akan tetap dipimpin oleh keturunan Daud (1 Raja 11:29-39). Nubuat ini pun tergenapi tidak lama kemudian dalam 1 Raja 12:1-20). Yerobeam berhasil menjadi raja pertama atas Israel Utara (Israel), sedangkan Rehabeam hanya menjadi raja atas Israel Selatan (Yehuda). Setelah masa ini, Tuhan masih menubuatkan tentang terpecahnya bangsa itu menjadi dua.
Ini menjadi bukti kebenaran perkataan Tuhan.[2]


[2]Waldron, Bob and Sandra, The History And Geography of The Bible Story, A Study Manual (Guardian of Truth Foundation Publications, 420 Old Morgantown Road, Bowling Green, KY : 1983), hal 53.

ISRAEL UTARA
Israel utara terlihat sangat bobrok dihadapan Allah. Dari 20 raja yang terdiri dari 9 dinasti atau garis keturunan yang berbeda yang pernah memerintah atas Israel Utara, tidak satu pun yang benar kelakuannya di hadapan Allah. Sistem penyambahan yang salah dan moral tidak baik yang ditonjolkan pemimpin dan rakyat membuat mereka merosot secara iman. Sejak Yerobeam menjadi raja pertama atas Israel Utara, dia membuat gebrakan baru di bidang keagamaan. Kitab Hosea menggambarkan dengan jelas perbuatan-perbuatan jahat Israel Utara, yang berzinah secara rohaniah.
Yerobeam dan nabi Ahia
Yerobeam dan nabi Ahia
Tindakan bangsa Israel Utara ini sangat menyakitkan hati Allah dan tidak bisa ditolerir lagi oleh Allah, sehingga melalui nabiNya, Ia menyatakan kehancuran Israel Utara. Nabi Hosea menubuatkan bahwa bangsa Israel Utara akan dibawa tertawan ke Asyur (Hosea 7:11; 11:5). Demikian juga Amos menubuatkan kebinasaan Israel (Amos 3: 9-11; 7:17). Hal ini benar-benar tergenapi pada masa pemerintahan raja terakhir Israel Utara, Hosea, di bawah pimpinan raja Salmaneser, Asyur maju menyerang Samaria, ibukota Israel Utara dan menawan orang-orang Israel ke pembuangan di Asyur (2 Raja 17:1-6).

BANGSA YEHUDA
Yehuda menjadi kerajaan independen setelah terpecahnya kerajaan Israel Bersatu. Didalam Alkitab, sejarah perjalanan Yehuda lebih banyak dicatat. Bangsa Yehuda masih bertahan selama kira-kira 116 tahun setelah kehancuran Israel Utara pada tahun 722 atau 721 SM. Bangsa Yehuda dipimpin oleh 20 raja, yang semua dari keturunan Daud. 
Bangsa Yehuda dalam pembuangan
Bangsa Yehuda dalam Pembuangan
Dari ke 2 raja ini ada beberapa yang baik, yang selalu mengikuti perintah Allah dan berkenan kepada Allah, sedangkan sebagian lagi sama jahatnya seperti raja-raja di Israel Utara, bahkan ada yang lebih jahat, di antaranya: Ahas, Manasye dan mungkin juga Amon, yang mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada dewa-dewa (2 Tawarikh 28:3; 33:6; bdg. Yeremia 7:30-32). Raja-raja Yehuda yang terkenal baik adalah Asa, Yosafat, Hizkia, dan Yosia. Meskipun Allah tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan baik bangsa Yehuda, namun Ia tidak bisa menahan murka-Nya atas kejahatan-kejahatan mereka.

Melalui nabi Yeremia, Allah menubuatkan tentang kehancuran Yehuda. Yehuda akan diserang oleh Babilonia di bawah pimpinan raja Nebukadnesar (Yeremia 25:9), negeri Yehuda akan menjadi puing-puing reruntuhan dan menjadi tempat yang tandus (Yeremia 25:11), Rakyat Yehuda akan ditawan ke Babilonia dan akan diperhamba selama 70 tahun di sana (Yeremia 25:11). Hizkia pernah melakukan kesalahan fatal, yaitu dia menunjukkan segala kekayaan yang dimiliki Yehuda, termasuk perkakas-perkakas suci di Bait Allah. Atas tindakan ceroboh Hizkia ini, nabi Yesaya menegurnya sekaligus menubuatkan bahwa apa yang telah diperlihatkannya kepada utusan Babel itu akan dibawa ke Babilonia (Yesaya 38:1-38:8; bdg. 2 Tawarikh 32:24-32).


Nubuat ini tergenapi ketika raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang dan menghancurkan Yehuda, membawa seluruh perkakas rumah Tuhan dan harta benda istana serta menawan orang-orang Yehuda dalam tiga tahap, yakni tahun 606 atau 605 tahap I (2 Raja 23:36-24:7; 2 Tawarikh 36:5-8; Daniel 1:1-2); tahun 598 atau 597 tahap II (2 Raja 24:8-17; 2 Tawarikh 36:9-10) dan tahun 588 atau 586 SM tahap III (2 Raja 24:18-20; 25: 8-21; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 39:8-10; 52:1-30). Dalam peristiwa penawanan ini juga yang mengakhiri kisah perjalanan sejarah bangsa Yehuda.

BANGSA ASYUR
Asyur adalah sebuah negeri yang berbatasan dengan pegunungan Ararat di Armenia (utara), daratan tinggi Media (timur), sungai Zab bawah (selatan), dan melalui Tigris sampai ke Laut Tengah (barat). Asyur mencapai puncak perluasan wilayah kekuasaan mulai dari Teluk Persia sampai ke Laut Tengah pada tahun 700 SM atau pada zaman pelayanan nabi Yesaya. Masuknya Asyur dalam kancah percaturan politik dunia, ditandai dengan menyusulnya kemunduran kerajaan Babel di bawah kekuasaan dinasti Hammurabi pada abad 16 SM. Raja-raja Asyur seperti Tiglat-Pileser I, Ashurbanipal II, Salmaneser III, Tiglat- Pileser III, Salmaneser IV, Sargon II, Sanherib, Esarhaddon, dan Ashurbanipal sangat berperan penting dalam membawa Asyur menjadi penguasa dunia. Salah satu sistem politik yang diterapkan oleh Asyur adalah menempatkan para gubernur di wilayah yang mereka telah taklukkan. Israel Utara takluk kepada Asyur di bawah pemerintahan raja Salmaneser IV dan Sargon II pada tahun 722 SM. Kemudian Sanherib ingin juga merebut wilayah Yehuda, namun dihentikan oleh Tuhan (2 Raja 19:35-36).
Kerajaan Asyur
Kerajaan Asyur
Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1-3).

BANGSA EDOM
Edom adalah nama yang diberikan kepada Esau yang arti “merah.” Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidakharmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.

Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Edom hanya mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3,4). Ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14).Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja: 2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8,9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).
Reruntuhan pada masa bangsa Edom
Reruntuhan pada masa bangsa Edom

Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.[3]


[3]Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised Edition (Baker Book House, Grand Rapids, Michigan: 1979), hal 70, 184.

BANGSA BABILONIA
Menurut penulis kitab Kejadian, Nimrod, “seorang pemburu yang gagah perkasa” yang mendirikan Babel sebagai sebuah kerajaan (Kejadian 10:9,10). Kerajaan Babilonia didirikan oleh pemimpin-pemimpinnya yang ambisius. Pembangunan menara Babel menunjukkan sikap memberontak untuk memuaskan diri sendiri dari manusia melawan Allah (Kejadian 11:9). 

Beberapa abad berikutnya muncul seorang raja baru bernama Nebukadnezar, yang membawa kembali Babilonia mencapai puncak kejayaannya. Nebukadnezar membangun kembali Babilonia menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan makmur.
Gambaran Kota Babilonia
Gambaran Kota Babilonia
Yesaya bernubuat, Babilonia merupakan bangsa yang masih lemah diantara banyak bangsa yang berkuasa. Yesaya menubuatkan bahwa Media akan datang melawan Babilonia (Yesaya 13:17), Babilonia akan ditunggangbalikkan (Yesaya 13:19), tidak akan dihuni lagi (Yesaya 13:20-23), akan dijatuhkan ke bumi (Yesaya 14:2; 14:4-28). Selanjutnya pada saat Yeremia bernubuat, Babilonia telah mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan adi kuasa. Yeremia bernubuat bahwa Babilonia akan menjadi tempat yang tandus selamanya (Yeremia 51:26), tidak akan ada orang yang akan tinggal di sana (Yeremia 51:43; 25:12-14; 50).


Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya dan Yeremia tentang kehancuran Babilonia tergenapi ketika kerajaan Medo-Persia menjadi penguasa dunia. Hal ini juga sekaligus menggenapi nubuat Daniel yang mengartikan mimpi Nebukadnezar mengenai kerajaan yang akan berkuasa setelah Babilonia (Daniel 2:32,38,39). Kerajaan Babilonia ditaklukkan oleh Medo-Persia dan itulah akhir dari kekuasaan kerajaan Babilonia (Daniel 9-11).[4]


[4]https://kebenaranbagidunia.org/nubuatan-nubuatan-dalam-alkitab

BANGSA MESIR
Mesir adalah salah satu bangsa terkaya pada zaman purbakala. Sungai Nil merupakan kunci kemajuan Mesir di bidang pertanian. Kemajuan Mesir lainnya adalah di bidang ilmu pengetahuan yang melampaui bangsa-bangsa sezamannya. Kemajuannya antara lain, di bidang perbintangan, matematika, Seni ukir dan arsitektur.[5]


[5]Dickson, Roger E., The Fall of Unbelief (J.C. Choate Publications, Winona, Mississipi: 1982), hal. 408.
Militer pada zaman mesir
Militer pada zaman mesir
Sejarah kemajuan Mesir di bidang pertanian mulai tercatat pertama kali di dalam Alkitab ketika Abraham pergi ke Mesir untuk keperluan pangan, karena di Kanaan terjadi kelaparan hebat (Kejadian 12:10). Kemudian puncaknya pada zaman Yusuf, Mesir adalah satu-satunya kerajaan sebagai sumber pangan bagi seluruh dunia (Kejadian 41:37-57).


Allah menubuatkan kepada Abraham bahwa Mesir akan mengalami malapetaka besar (Kejadian 15:14). Dan hal itu tergenapi dalam kitab Keluaran 7-12, Mesir menderita 10 tulah. Dengan peristiwa ini, Mesir belum runtuh. Mesir masih tetap eksis sebagai kerajaan yang kokoh dan makmur. Di tengah-tengah kemuliaan Mesir, nabi Allah, Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa Mesir akan diserahkan di antara bangsa-bangsa (Yehezkiel 29:12), meskipun Mesir akan pulih kembali sebagai kerajaan namun tidak akan memerintah atas bangsa-bangsa lain, bahkan Mesir akan menjadi kerajaan yang paling lemah (Yehezkiel 29:13-15). Tidak akan ada lagi pemimpin di Mesir (Yehezkiel 30:13). Pada saat Yehezkiel dan juga Yesaya bernubuat, Mesir adalah bangsa yang memang kuat secara ekonomi (Yehzkiel 30:12; Yesaya 19:5-8; 20).

Itu adalah Nubuatan-nubuatan mengenai bangsa-bangsa yang dicatat dalam Alkitab. Semua bangsa ini adalah alat perpanjangan Tuhan untuk menceritakan pesan-Nya kepada semua manusia. Baik atau tidak nubuatan itu pada akhirnya tetap mengarah pada Anugerah Tuhan dan apa yang Tuhan mau dari umat-Nya dan setiap bangsa.

Nubuat Tentang Bangsa-bangsa dalam Alkitab



He came to Jesus at night and said, “Rabbi, we know that you are a teacher who has come from God. For no one could perform the signs you are doing if God were not with him.” (John 3:2 - KJV)

Peter said to Jesus, “Rabbi, it is good for us to be here. Let us put up three shelters—one for you, one for Moses and one for Elijah.” (Mark 9:5 - KJV)

Setiap kali aku memanggil guruku, aku selalu menggunakan kata “RABBI”, sehingga banyak dari para netizen atau bahkan asistenku sendiri bertanya mengenai apa itu RABBI. DI dalam artikel khusus hari ini, aku akan menjelaskan apa itu RABBI.

RABBI (Ibrani: רַבִּי - RABI) adalah panggilan yang basa dipakai untuk menghormati para Hali Kitab/Ahli Taurat pada zaman Perjanjian Baru, namun terkadang tidak diterjemahkan (Matius 23:7 - 8; Markus 9:5). Sebagian menerjemahkan dengan TUAN (Matius 8:2,6), atau GURU (Matius 8:19; Lukas 5:5; Yohanes 1:38). Menjelang akhir abad ke 1 SM, sebutan RABBI dijadikan gelar bagi para guru hukum (TAURAT). 

Sebutan RABBI memiliki bentuk - bentuk khusus yang berkaitan, yaitu רַבַּן - RABAN (lihat terjemahan Peshitta Aramaik untuk Yohanes 13:13-14), dan RABUNI (Markus 10:51; Yohanes 20:16). Asal kata RABBI adalah רַב - RAB/ RAV yang secara harfiah berarti besar, agung, kuat, dan dignaban dalam mana guru/master. Akhiran YOD (-ku) menambah makna menjadi GURU-KU, sehingga arti harfiahnya menjadi “my great one, yang terunggul dari saya”, yaitu sebuah penghormatan bagi guru yang di hormati.

Di palestina pada abad 1 SM, pada zaman Yesus Kristus, kata RABBI adalah sebutan yang sama dengan sebutan Tuan/Lord pada kita sekarang. Namun, pada akhir abad pertama dan dalam masa sastra rabinik, gelar RABBI berubah menjadi GURU. perkembangan makna ini terlihat dalam penggunaan kata dalam ke-empati Injil. Yang unik adalah bentuk RABUNI yang dipakai oleh orang buta yang kemudian mengikut Yesus dalam perjelanannya. Perhatikan ayat di bawah,

Markus 10:51
LAI (TB): Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!”
NIV: “What do you want me to do for you?” Jesus asked him. The blind man said, “Rabbi, I want to see.”
KJV: And Jesus answered and said unto him, What wilt thou that I should do unto thee? The blind man said unto him, Lord, that I might receive my sight.
TR: και αποκριθεις λεγει αυτω ο ιησους τι θελεις ποιησω σοι ο δε τυφλος ειπεν αυτω ραββονι ινα αναβλεψω
Translit: kai apokritheis legei autô ho iêsous ti theleis poiêsô soi ho de tuphlos eipen autô rabboni hina anablepsô
Ha-Berit:
וַיַּעַן יֵשׁוּעַ וַיֹּאמֶר אֵלָיו מַה־תִּרְצֶה שֶׁאֶעֱשֶׂה־לָּךְ וַיֹּאמֶר אֵלָיו הָעִוֵּר רַבּוּנִי אֲשֶׁר אֶרְאֶה׃

Translit: VAYA'AN YESHUA VAYOMER 'ELAV MAH-TIR'TSEH SHE'E'ESEH-LAKH VAYOMER 'ELAV HA'IVER RABUNI 'ASHER ‘ER'EH


Note: Perhatikan kata "rabi" ini oleh KJV diterjemahkan dengan “Lord”

Dalam panggilan RABBI atar RABUNI tersebut ada pengertian KEBESARAN YESUS. Namun, dalam Injil Matius hanya Yudas yang menyebut Yesus dengan panggilan tersebut dan nadanya tidak bersahabat (Matius 26: 25, 49). Dalam Injil tersebut, para RABBI termasuk lawan - lawan Yesus digambarkan dengan nuansa yang tidak bersahabat. Mereka suka diperlakukan berbeda atas peran mereka sebagai guru - guru Taurat (Matius 23:8).

Yesus sediri diberi gelar GURU sebagai dampak dari kegiatanNya yang sangat khas saat mengajar. Gelar guru ini dalam bahasa Yunani disebut διδάσκαλος - didaskalos. 

Markus 10:17
LAI (TB): Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?
NIV: As Jesus started on his way, a man ran up to him and fell on his knees before him. “Good teacher,” he asked, “what must I do to inherit eternal life?”
KJV: And when he was gone forth into the way, there came one running, and kneeled to him, and asked him, Good Master, what shall I do that I may inherit eternal life?
TR: και εκπορευομενου αυτου εις οδον προσδραμων εις και γονυπετησας αυτον επηρωτα αυτον διδασκαλε αγαθε τι ποιησω ινα ζωην αιωνιον κληρονομησω
Translit: kai ekporeuomenou autou eis odon prosdramôn eis kai gonupetêsas auton epêrôta auton didaskale agathe ti poiêsô hina zôên aiônion klêronomêsô

Bagaimana dengan sebutan didaskalos dalam Injil Markus? Uniknya, Injil tersebut langsung menggunakan kata RABBI dan ditulis dalam bahasa Yunani. Bentuk panggilan ini diterapkan juga oleh murid - murid Yesus.


Markus 9:5 
LAI (TB): Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
NIV: Peter said to Jesus, “Rabbi, it is good for us to be here. Let us put up three shelters—one for you, one for Moses and one for Elijah.” 
KJV: And Peter answered and said to Jesus, Master, it is good for us to be here: and let us make three tabernacles; one for thee, and one for Moses, and one for Elias.
TR: και αποκριθεις ο πετρος λεγει τω ιησου ραββι καλον εστιν ημας ωδε ειναι και ποιησωμεν σκηνας τρεις σοι μιαν και μωσει μιαν και ηλια μιαν
Translit interlinear: kai {maka} apokritheis {mulai} ho petros {petrus} legei {berkata} tô iêsou {kepada Yesus} rhabbi {rabbi} kalon {baik} estin {adalah} hêmas {bagi kita} hôde {di sini} einai {berada} kai {dan} poiêsômen {biarlah kami membuat} skênas {kemah2} treis {tiga} ha soi {untuk Engkau} mian {satu} kai {dan} môsei mian {untuk musa satu} kai {dan} êlia mian {untuk elia satu}

Terkadang, Yesus disapa ἐπιστάτης - "epistatês" (Ibrani: מוֹרֶה - MOREH) yang dalam LAI TB diterjemahkan juga sebagai GURU dan dalam NIV dan KJV diartikan sebagai MASTER.

Lukas 5:5 
LAI (TB): Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.
NIV: Simon answered, “Master, we’ve worked hard all night and haven’t caught anything. But because you say so, I will let down the nets.” 
KJV: And Simon answering said unto him, Master, we have toiled all the night, and have taken nothing: nevertheless at thy word I will let down the net.
TR (Translit): kai apokritheis ho simôn eipen autô epistata di holês tês nuktos kopiasantes ouden elabomen epi de tô rhêmati sou khalasô to diktuon

Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunani kala itu berperan seperti bahasa Inggris pada zaman ini. sebagai lingua franca (bahasa perdagangan) dan bahasa Internasional. Bahasa Yunani kala itu digunakan oleh kaum yang cerdik-pandai. Hanya saja, selepas pembuangan dari Babel, orang - orang Yahudi di daerah itu saling berkomunikasi menggunakan bahasa Aram. Tuhan Yesus dan murid - muridNya pun menggunakan bahasa Aram dalam komunikasi keseharian.

Selain itu, ada gelar RABAN (רַבַּן - RABAN) yang pada zaman itu adalah gelar yang lebih tinggi (sekelas doktor/profesor) dari RABBI. Gelar ini digunakan oleh Gamaliel, yang seorang guru besar Hukum Taurat dan pernah menjadi guru Rasul Paulus. Raban Gamaliel ini adalah Putera Simon dan cucu Rabbi Hilel. Gamaliel ini adalah doktor Ilmu Hukum dan anggota Mahkamah Agama Yahudi, dan ia merupakan bagian dari liberal Farisi.


Kisah para Rasul 22:3
LAI (TB): "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.
KJV: I am verily a man which am a Jew, born in Tarsus, a city in Cilicia, yet brought up in this city at the feet of Gamaliel, and taught according to the perfect manner of the law of the fathers, and was zealous toward God, as ye all are this day.
TR: εγω μεν ειμι ανηρ ιουδαιος γεγεννημενος εν ταρσω της κιλικιας ανατεθραμμενος δε εν τη πολει ταυτη παρα τους ποδας γαμαλιηλ πεπαιδευμενος κατα ακριβειαν του πατρωου νομου ζηλωτης υπαρχων του θεου καθως παντες υμεις εστε σημερον
Translit interlinear: egô {aku} men eimi {adalah} anêr {seorang} ioudaios {yahudi} gegennêmenos {dilahirkan} en {di} tarsô {tarsus} tês kilikias {yang di kikilia} anatethrammenos {dibesarkan} de {tetapi} en {di dalam} tê polei {kota} tautê {ini} para {di depan} tous podas {kaki2 dari} gamaliêl {gamaliel} pepaideumenos {aku telah dididik, verb - perfect passive participle - nominative singular masculine} kata {menurut} akribeian {keakuratan} tou patrôou {dari bapa2 leluhur} nomou {hukum} zêlôtês {yang antusias} huparkhôn tou theou {bagi Allah} kathôs {sama seperti} pantes {semua} humeis {dari kalian} este {adalah} sêmeron {hari ini}

Jika diambil dari dasar Keluaran 16:22, dalam tradisi Yahudi Rabinik, seorang ketua Mahkamah Agama Yahudi diberi gelar נָשִׂיא - NASI. Dalam catatan, Raban Gamaliel merupakan ketua dari Mahkamah Agama Yahudi dan adalah seorang pimpinan jemaat (Ibrani: נְשִׂיא הָעֵדָה - NESI HA'EDAH).


Apakah Yesus Memiliki Latar Belakang Pendidikan Sekolah Taurat?
"Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.” (Matius 26:55 - LAI (TB))

Kita tahu Bahwa di Alkitab, kisah Yesus saat berusia 12 - 30 tahun menghilang. Dan menurut catatan, Ia kembali pada usia 30 tahun untuk mengajar. Dari sudut pandang Yahudi, itu bukanlah hal yang aneh. Sebab memang budaya saat itu menerapkan seorang anar laki - laki baru bisa mengajar di depan umum pada usia 30 tahun. Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak digolongkan menjadi 8 tahapan, yaitu: 
יֶלֶד - YELED, "usia bayi”; 
יוֹנֵק - YONEQ, "usia menyusu”; 
עוֹלָל - 'OLEL, "lebih tua lagi dari menyusu”; 
גְּמוּל - GEMUL, "usia disapih”; 
טָף - TAF, "usia mulai berjalan”; 
עֶלֶם - ULEM, “anak-anak"; 
נַעַר - NA'AR, "mulai tumbuh remaja"; dan 
בָּחוּר - BAKHUR, "usia remaja" 

Mengapa Yesus muncul pada usia 12 tahun? Karena usia 12 bagi tradisi Yahudi zaman Yesus begitu penting, karena seorang anak laki-laki Yahudi harus melakukan upacara yang disebut בָּר מְחִצָּה - BAR MITSVAH (anak Hukum). Menurut legenda Yahudi, pada usia 12 tahun Nabi Musa meninggalkan rumah putri Firaun, Samuel menerima suara yang berisi visi Ilahi, Salomo (Nabi Sulaiman) mulai menerima Hikmat Allah dan Raja Yosia menerima visi reformasi agung di Yerusalem. 

Dalam rangkaian ritus Yahudi itu Yesus harus melakukan עֲלִיָּה - 'ALIYAH (naik) ke panggung di Sinagoga ( בִּימָה - BEMAH) dan menghadap mimbar untuk menerima kuk hukum Taurat). Upacara ini dilakukan pada hari Sabat, karena itu disebut juga תפילין שַׁבָּת - TEFILIN SHABAT. 

Sejak abad-abad Pertengahan, usia BAR MITSVAH dilakukan pada usia 13 tahun. Menurut literatur Yahudi abad pertengahan Sepher Gilgulim, semua anak Yahudi sejak usia 12 tahun, mulai menerima ruah (roh hikmat) dan pada usia 20 tahun ditambahkan baginya נְשָׁמָה - NESHAMAH (reasonable soul, "jiwa akali"). 

Mulai usia 20 tahun tersebut seseorang harus memasuki sekolah khusus Yahudi di בֵּית מִדְרָשׁ - BEIT MIDRASH (House of Learning/ Sekolah Madarasah study Taurat). Sedangkan tahapan-tahapan pendidikan Yahudi adalah sebagai berikut: 
מִּקְרָא - MIQ'RA (membaca Taurat) mulai usia 5 tahun, 
מִּשְׁנָה - MISH'NAH mulai usia 10 tahun, 
תַּלְמוּד - TALMUD pada usia 13 tahun (zaman Yesus 12 tahun); 
מִדְרָשׁ - MID'RASH (tingkat madarasah) pada usia 20 tahun, 

Dan, mulai usia 30 tahun baru boleh mengajar di depan umum. Alkitab merujuk bahwa usia 30 tahun merupakan usia yang sering dirujuk dalam Alkitab untuk seseorang memulai "tugas"nya. Yusuf mulai menjadi penguasa muda Mesir saat berusia 30 tahun. Orang Yahudi yang "wajib tugas" ditentukan mulai usia 30 tahun hingga 50 tahun (Bilangan 4), Daud mulai menjadi raja saat berusia 30 tahun. Maka, adanya spekulasi-spekulasi Yesus sampai di India untuk belajar yoga bersama guru-guru dari Timur jauh, adalah fiksi yang hanya menarik didengar, ketimbang dibuktikan secara historis.

RABBI, Sebutan Bagi Siapakah Itu?

There are many devices in a man's heart; nevertheless the counsel of the LORD, that shall stand (Proverbs 19:21 - KJV)
In the heaven, God is not alone. He is with his angels which the numbers is so many. So, when God wants to created something, He has to make his decisions before his angels. In Jeremiah 23:18, this name is THE COUNSEL OF THE LORD. Who comes in the counsel is the angels (Hebrew צְבָאֹות -TSEVA'OT). Lets we check the Bible,

1 Samuel 1:3 
LAI (TB): Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas. 

KJV: And this man went up out of his city yearly to worship and to sacrifice unto the LORD of hosts in Shiloh. And the two sons of Eli, Hophni and Phinehas, the priests of the LORD, were there. 

NIV: Year after year this man went up from his town to worship and sacrifice to the LORD Almighty at Shiloh, where Hophni and Phinehas, the two sons of Eli, were priests of the LORD. 

Hebrew: 

וְעָלָה הָאִישׁ הַהוּא מֵֽעִירֹו מִיָּמִים ׀ יָמִימָה לְהִֽשְׁתַּחֲוֹת וְלִזְבֹּחַ לַיהוָה צְבָאֹות בְּשִׁלֹה וְשָׁם שְׁנֵי בְנֵֽי־עֵלִי חָפְנִי וּפִנְחָס כֹּהֲנִים לַיהוָֽה׃

Interlinear translate: VE'ALAH {dan dia naik/ dan dia pergi} HA'ISH {orang itu} HAHU ME'IRO {dari kotanya} MIYAMIM YAMIMAH {dari tahun ke tahun/ masa ke masa} LEHISH'TAKHAVOT {untuk sujud menyembah} VELIZBO'AKH {untuk mempersembahkan korban} LAYEHOVAH TSEVA'OT (dibaca: 'Adonay Tseva'ot, kepada TUHAN Semesta Alam) BESHILOH {di Silo} VESHAM {dan di sana} SHENEY {yang kedua dari} VENEY-'ELI {putera2 Eli} KHOF'NI {yaitu Hofni} UFIN'KHAS {dan pinehas} KOHANIM {imam2 dari} LAYEHOVAH (baca L'Adonay, pada TUHAN)

The phrase of YEHOVAH (Adonai) TSEVA’OT is often used in military or apocalyptic context. God is not alone in the heaven. We could compare it with the time when Jesus Christ returned to the world. He did not come alone, but with his angels.

Matthew 25:31
LAI (TB): Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

KJV: When the Son of man shall come in his glory, and all the holy angels with him, then shall he sit upon the throne of his glory

TR: οταν δε ελθη ο υιος του ανθρωπου εν τη δοξη αυτου και παντες οι αγιοι αγγελοι μετ αυτου τοτε καθισει επι θρονου δοξης αυτου

Interlinear translate: hotan {ketika} de {dan} elthê {Dia datang} ho huios {Anak} tou anthrôpou {Manusia} en {dalam} tê doxê {kemuliaan} autou {-Nya} kai {dan} pantes {seluruh} hoi {yang} hagioi {kudus} aggeloi {malaikat - malaikat} met {dengan} autou {-Nya} tote {kemudian} kathisei {Dia akan duduk} epi {di atas} thronou {takhta} doxês {kemuliaan{ autou {-Nya}

Ha-Berit:

וְהָיָה כִּי יָבוֹא בֶּן־הָאָדָם בִּכְבוֹדוֹ וְכָל־הַמַּלְאָכִים הַקְּדֹשִׁים עִמּוֹ וְיָשַׁב עַל־כִּסֵּא כְבוֹדוֹ׃

Interlinear translate: VEHAYAH {dan terjadi} KI {sebab} YAVO {Dia akan datang} BEN-HA'ADAM {Anak Manusia} BIKHEVODO {di dalam kemuliaan-Nya} VEKHOL- {bersama seluruh} HAMAL'AKHIM {malaikat-malaikat-Nya} HAQEDOSHIM {yang kudus} 'IMO {bersama-Nya} VEYASHAV {dan Dia duduk} 'AL {di atas} KISE' {takhta} KHEVODO {kemuliaan-Nya}

How about when we found words “US” in the Bible? For example

Genesis 1:26
LAI (TB): Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 

KJV: And God said, Let us make man in our image, after our likeness: and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.

Hebrew: 

וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים נַֽעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵנוּ כִּדְמוּתֵנוּ וְיִרְדּוּ בִדְגַת הַיָּם וּבְעֹוף הַשָּׁמַיִם וּבַבְּהֵמָה וּבְכָל־הָאָרֶץ וּבְכָל־הָרֶמֶשׂ הָֽרֹמֵשׂ עַל־הָאָֽרֶץ׃

Interlinear translate: VAYO'MER {dan Dia berfirman} 'ELOHIM {Allah} NA'ASEH {marilah kita akan menjadikan, Volitive Cohortative form} 'ADAM {manusia} BETSALMENU {pada gambar kita} KIDMUTENU {seperti rupa kita} VEYIR'DU {dan mereka akan memerintah/menguasai} VID'GAT {pada ikan} HAYAM {laut itu} UVE'OF {dan pada unggas} HASHAMAYIM {langit itu} UVABEHEMAH {dan pada ternak} UVEKHOL-HA'ARETS {dan pada seluruh bumi itu} UVEKHOL-HAREMES {dan pada seluruh yang melata} HAROMES {binatang merayap} 'AL-HA'ARETS {atas bumi itu}. 

If we found “US” like Genesis 1:26 above, in this case it is plural pronouns which is used by God, it refers to GOD and HIS ANGELS before the counsel of the Lord. He is made His purpose to creating creatures that will rule the earth and its contents, namely humans. 

Note: In Hebrew, there are two words that refer to THE COUNCEL: סוֹד - SOD (Jeremia 23:18, 22; Psalm 33:11; Proverbs 19:21) and עֵצָה - 'ETSAH.

There are several commentary books which claim that the word “US” is the word of God to the armies of Heaven. lets we see the statement from THE NEW BIBLE COMMENTARY,

"Let us make man in our image, after our likeness. The plural form of the first person “US”, it seems to be explained thus: that the Creator said as Heavenly King before the heavenly army. in the another part of the Bible, when these words appear, that angels who serve are present near Him (Compare with Genesis 3:22, 24; 11:7; and 18:21 and compare Genesis 18: 2; 19:1 and Isaiah 6:8).

Humans and the angels, are both personal beings who are included in the historical relationship that is responsible with God. This image of God cannot be lost and cannot be reduced, but the direction of decency can be reversed. This picture takes its correct form, of course, in its accord with God’s holy will."

Humans are made into the “IMAGE” of GOD: “ ACCORDING TO OUR IMAGE” (Hebrew: בְּצַלְמֵנוּ - BETSAL’MENU) and “OUR LIKENESS” (Hebrew: כִּדְמוּתֵנוּ - KID’MUTENU). Even though these two terms appear to be synonym, but it has different meanings, it does not seem to be intended to convey a different aspect of God. It is clear that humans have a noble position because they are made of a special image of His glory. Humans are creatures that can be visited and can connect and fellowship with their Creator. Instead God can expect humans to respond to Him and be responsible to Him. Humans are given the power to have the voting rights, even to the level of "disobeying" their creator. Humans are given the mandate by God on earth, carry out and be responsible according to the will of the Creator (Genesis 1:28).

About the position of the angels, we can said that they were the participants of the council of the Lord that invited by God in the agreement “to make” (not created) humans who possess certain qualities from ELOHIM (and the angels), who were feeling, knowledgeable/have intellectuals, have power, etc, like some of the qualities that God and the angels possess. This human ability is different from other creatures that have been created before on Earth, namely animals.

GOD AND HIS COUNSEL

The rabbis of antiquity deduced that all labors necessary for constructing a sanctuary and its appurtenances should serve as the blueprint for Shabbat prohibitions.
And on the seventh day God ended his work which he had made; and he rested (SABAT) on the seventh day from all his work which he had made. (Genesis 2:2 - KJV)

Pada zaman ini, banyak orang mengartikan Sabat sebagai hari Sabtu atau hari ke tujuh. Namun, menurut bahasa aslinya, Sabat bukan berarti Sabtu, meskipun Sabtu merupakan hari Sabat. Sabat dalam bahasa Ibrani שָׁבַת - SHABAT, yang bermakna berhenti, membuang atau melepaskan. Perhatikan ayat dibawah ini.

Kejadian 2:1 - 4
2:1 LAI (TB): Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
KJV: Thus the heavens and the earth were finished, and all the host of them. 
Hebrew: 
וַיְכֻלּוּ הַשָּׁמַיִם וְהָאָרֶץ וְכָל־צְבָאָם׃ 
Translit Interlinear: VAYEKHULU {demikian mereka diselesaikan, Verb Pual Imperfect 3rd Mas. Pl.} HASHAMAYIM {langit itu} VEHA'ARETS {dan bumi itu} VEKHOL-TSEVA'AM {dengan segala isinya} 

2:2 LAI (TB): Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia (SABAT) pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
KJV: And on the seventh day God ended his work which he had made; and he rested (SABAT) on the seventh day from all his work which he had made. 
Hebrew: 
וַיְכַל אֱלֹהִים בַּיֹּום הַשְּׁבִיעִי מְלַאכְתֹּו אֲשֶׁר עָשָׂה וַיִּשְׁבֹּת בַּיֹּום הַשְּׁבִיעִי מִכָּל־מְלַאכְתֹּו אֲשֶׁר עָשָׂה׃ 
Translit Interlinear: VAYEKHAL {dan Ia mengakhiri, Verb Piel Imperfect 3rd Mas. Sing.} 'ELOHIM {Allah} BAYOM {pada hari} HASHEVI'I {ketujuh} MELAKHTO {pekerjaan-Nya} 'ASHER {yang} 'ASAH {Dia telah mengejakan, Verb Qal Perfect 3rd Mas. Sing.} VAYISH'BOT {dan Dia berhenti/ beristirahat (SABAT), Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} BAYOM {pada hari} HASHEVI'I {ketujuh} MIKOL-MELAKHTO {dari segala pekerjaan-Nya} 'ASHER {yang} 'ASAH {Dia telah mengerjakan, Verb Qal Perfect 3rd Mas. Sing.} 

2:3 LAI (TB): Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti (SABAT) dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
KJV: And God blessed the seventh day, and sanctified it: because that in it he had rested (SABAT) from all his work which God created and made. 
Complete Jewish Bible (CJB), God blessed the seventh day and separated it as holy; because on that day God rested from all his work which he had created, so that it itself could produce.
Hebrew:
וַיְבָרֶךְ אֱלֹהִים אֶת־יֹום הַשְּׁבִיעִי וַיְקַדֵּשׁ אֹתֹו כִּי בֹו שָׁבַת מִכָּל־מְלַאכְתֹּו אֲשֶׁר־בָּרָא אֱלֹהִים לַעֲשֹׂות׃ פ
Translit Interlinear: VAYEVAREKH {dan Dia memberkati, Verb Piel Imperfect 3rd Mas. Sing.} 'ELOHIM {Allah} 'ET-YOM {pada hari} HASHEVI'I {ketujuh} VAYEQADESH {dan Dia menguduskannya (Dia memisahkannya/ Dia mengkhususkannya), Verb Piel Imperfect 3rd Mas. Sing.} 'OTO {pada (hari) itu} KI {sebab} VO {di dalamnya} SHAVAT {Ia telah berhenti, Verb Qal Perfect 3rd Mas. Sing.} MIKOL-MELAKHTO {dari segala pekerjaan-Nya} 'ASHER-BARA {yang Dia telah menciptakan} 'ELOHIM {Allah} LA'ASOT {menciptakan. Verb Qal Infinitive Construct} 

2:4 LAI (TB): Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
KJV: These are the generations of the heavens and of the earth when they were created, in the day that the LORD God made the earth and the heavens, 
Hebrew: 
אֵלֶּה תֹולְדֹות הַשָּׁמַיִם וְהָאָרֶץ בְּהִבָּרְאָם בְּיֹום עֲשֹׂות יְהוָה אֱלֹהִים אֶרֶץ וְשָׁמָיִם׃ 
Translit Interlinear: 'ELEH {hal-hal inilah} TOLEDOT {riwayat/ silsilah}HASHAMAYIM {langit itu} VEHA'ARETS {dan bumi itu} BEHIBARE'AM {ketika mereka diciptakan, Verb Nif'al Infinitive + 3rd Mas. Pl.} BEYOM {pada hari} 'ASOT {menjadikan, Verb Qal Infinitive Construct} YEHOVAH (dibaca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} 'ERETS {bumi} VESHAMAYIM {dan langit itu}

Pasal ke 2 secara khusus mengartikan Sabat sebagai hari ke-tujuh ( יוֹם שְׁבִיעִי - YOM SHEVI'I atau יוֹם שַׁבָּת - YOM SABAT) dimana Allah berhenti dan beristirahat dari pekerjaan penciptaannya. Allah memberkati hari ke-tujuh tersebut dan membuatnya sebagai hari yang berbeda dengan hari - hari yang lain. Pada saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Ia memerintakan Musa untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat.

Keluaran 20: 8
LAI (TB): Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
KJV: Remember the sabbath day, to keep it holy. 
The Complete Jewish Bible: “Remember the day, Shabbat, to set it apart for God. 
Hebrew:
זָכֹור אֶת־יֹום הַשַּׁבָּת לְקַדְּשֹֽׁו ׃
Translit Interlinear: ZAKHOR {ingatlah} 'ET-YOM {hari} HASHABAT {sabat itu} LEQADESHO {untuk menguduskan dia, untuk memisahkan dia, untuk mengkhususkan dia}

Berdasarkan etimologi, kata benda sabat dari akar kata Ibrani syin-bet-tau berasal dari kata kerja dengan akar kata yang sama yang mengandung arti berhenti dari sesuatu seperti contoh ayat-ayat di atas, dapat pula ditelaah dari Yosua 5:12, "berhentilah manna itu", Nehemia 6:3, "Untuk apa pekerjaan ini terhenti", Ayub 32:1, "ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka", Yesaya 24:8, "Kegirangan suara rebana sudah berhenti", dan lain-lain.

Penyelidik ahli yang lain menghubungkannya dengan kata שֶׁבַע SHEVA' (tujuh) karena ritme tujuh hari yang keras dari pada sabat itu. Di samping itu terdapatlah kesamaan yang menonjol sekali antara sabat dengan kata bahasa Akad syapattu (hari ketujuh yang kedua). Dalam kenyataannya juga terbukti dari tanggalan Mesopotamia, bahwa dalam batas-batas tertentu periode tujuh hari itu juga dikenal di Mesopotamia. Berlawanan dengan sabat di dalam Alkitab, hari-hari tersebut tidak menjadi hari istirahat yang mengandung sifat pesta, melainkan merupakan hari-hari sial (dies nefasti). Barangkali hari sabat pada zaman pengembangan Israel dijatuhkan pada hari yang sama dalam tahap bulan (bandingkan paralelisme sabat dengan perayaan bulan baru di dalam 2 Raja-raja 4:23; Yesaya 1:13; Yehezkiel 46:1, dan lain-lain), tetapi dalam peralihan menuju bentuk hidup agraris tidak digantungkan lagi padanya (menurut Keluaran 23:12 sebelum zaman para raja).

Sabat dan Kehidupan Orang Yahudi
Speak thou also unto the children of Israel, saying, Verily my sabbaths ye shall keep: for it is a sign between me and you throughout your generations; that ye may know that I am the Lord that doth sanctify you. (Exodus 31: 13 - KJV)


Terlepas dari pentingnya hari Sabat dalam kehidupan Yahudi, Taurat memberikan beberapa detail mengenai peraturan ibadah. Terlepas dari perintah yang sering diulangi untuk “tidak melakukan pekerjaan” pada hari Sabat (Keluaran 20:10, 35: 2, dan Ulangan 5:14, dsb), satu-satunya kekhususan lain yang disebutkan adalah beberapa larangan seperti larangan terhadap ranting api, mengumpulkan kayu, dan membajak sawah

Setelah abad ke 70 M, ketika Romawi menghancurkan Bait Allah di Yerusalem, para rabi zaman dulu telah bekerja secara intensif untuk mengadaptasi tradisi dan ajaran Alkitab dengan kenyataan bahwa kehidupan keagamaan orang Yahudi tanpa ada pusat ibadah. Dalam prosesnya, mereka menciptakan dasar Yudaisme rabinik, yang berfungsi sebagai dasar kehidupan Yahudi modern. Salah satu dorongan utama dari usaha para rabi ini adalah menetapkan aturan untuk mematuhi hari Sabat, dalam menempatkan diri mereka sendiri pada tradisi populer yang ada.

Berdasarkan interpolasi yang tampaknya acak dari hukum untuk berhenti bekerja pada hari Sabat di tengah - tengah deskripsi mengenai bagaimana orang Israel membangun Kemah Suci, tempat kudus portabel (Keluaran 31:13), para rabi zaman dulu menyimpulkan bahwa semua pekerjaan diperlukan untuk membangun tempat suci seperti itu dan perlengkapannya harus berfungsi sebagai cetak biru untuk larangan pada hari Sabat. Para rabi menentukan yang kegiatan - kegiatan hari Sabat ini, dan apa pun yang serupa atau terkait dengannya membentuk dasar dari pembatasan hari Sabat di masa depan. Dengan demikian, mereka memilih untuk memusatkan larangan hari Sabat pada kegiatan yang melibatkan penciptaan dan penghancuran, dan mereka menambahkannya ke dalam daftar ini, kegiatan lain yang tidak secara khusus dilarang dalam pandangan mereka, namun demikian tidak sesuai dengan peraturan hari Sabat.

Para rabi juga menerjemahkan ke dalam liturgi konkret peringatan dalam Taurat untuk "mengingat" dan "menjaga" hari Sabat "[untuk] menguduskannya." Dengan demikian para rabi menciptakan ritual kiddush atau "pengudusan" (berkat khusus), dan biasanya diucapkan sambil minum anggur) dan liturgi Sabat yang rumit sebagai konten aktif yang diperlukan dari ibadah Sabat agar sejalan dengan larangan dalam bekerja.

Beberapa ilmuwan telah berpendapat, berdasarkan referensi pada ibadah Sabat dalam karya-karya penulis non-Yahudi dalam bahasa Yunani dan Latin, bahwa para rabi talmudik dengan sengaja mereformasi suatu kebiasaan ibadah Sabat yang lebih awal dan lebih suram di antara orang-orang Yahudi di dunia Helenistik, menafsirkan kembali Taurat di cara-cara baru untuk membentuk pengalaman Sabat yang aktif dan menyenangkan.

Di antara orang Yahudi di Abad Pertengahan, otoritas dalam hukum Yahudi mengadaptasi (dan sering memperpanjang) Sabat untuk memenuhi perubahan realitas sosial dan teknologi, sementara para penyair di antara orang-orang sezaman mereka menciptakan penambahan hiasan yang rumit untuk liturgi Sabat dan lagu-lagu (zemirot) untuk dinyanyikan saat makan Sabat. Para mistikus abad-abad itu memberikan pemahaman baru mengenai Sabat, yang digambarkan sebagai ratu dan sebagai pengantin perempuan untuk disambut,  dipuji, dan dikawal pergi saat permulaannya.

Ibadah Sabat selanjutnya telah mengambil bentuk yang berbeda sesuai dengan adat istiadat yang berkembang dan pandangan ideologis yang bervariasi. Dari zaman kuno sampai zaman modern, ibadah Sabat telah berfungsi sebagai batu ujian bagi individu Yahudi untuk mengidentifikasi dirinya dengan komunitas tertentu di dalam orang - orang Yahudi. Dewasa ini, misalnya, orang-orang Yahudi tradisional menahan diri dari penerangan atau cenderung menyalakan api. Kemudian beberapa menjauhkan diri tidak hanya dari mengendarai mobil ke sinagog saat hari Sabat tetapi bahkan dari menyalakan lampu listrik. Namun, orang-orang Yahudi yang pendekatannya terhadap tradisi yang lebih modern akan menggunakan listrik pada Sabat, dan tidak penafsiran listrik sebagai api.

Tidak diragukan lagi, beberapa aturan spesifik ibadah sabat yang telah lama berfungsi sebagai kerangka pertikaian internal bagi komunitas Yahudi justru karena peran penting yang dimainkan Sabat dalam kehidupan orang-orang Yahudi. Seperti yang ditulis Ahad Ha-Am, salah satu penulis Yahudi awal terpenting di abad terakhir, "Lebih dari orang-orang Yahudi yang memelihara Sabat, Sabat telah melindungi orang-orang Yahudi."

Tuhan Yesus, Hari Sabat, dan Perkembangannya bagi Umat Kristen Saat Ini
Setelah pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis kita mulai melihat pandangan Yesus terhadap Taurat mulai berseberangan dengan orang Farisi, Ahli Torat, dan adat istiadat Yahudi. Yesus mulai menyatakan diri sebagai ‘Anak Allah’ yang mengakibatkan ia dianggap menghujat, dan sekalipun menurut kebiasaan pada hari Sabat Ia biasa masuk ke rumah ibadat, kita dapat melihat bahwa kesempatan itu digunakan untuk menyatakan otoritasnya kepada umat Yahudi dengan membaca Alkitab dan mengajar, bahkan kemudian Ia menyatakan dirinya memiliki Roh Tuhan dan diurapi Tuhan untuk untuk menjalankan pembebasan dan memberitakan Tahun Rahmat Tuhan (Lukas 4:14 - 30). Tahun Rahmat Tuhan adalah tahun ke-50 yaitu Yobel (Imamat 25:10, dst) yang merupakan Sabat Akbar sebagai penutup 7 kali Sabat tahun. Menarik sekali mengamati bahwa Sabat itu artinya tidak hanya hari Sabtu tapi bisa juga tahun ke-7, dan juga tahun ke-50, tahun pertama dari 7 tahunan setelah 7 kali 7 tahun. Yesus menyatakan diri sebagai Tuhan atas hari Sabat (Markus 2: 28) dan diri-Na telah menggenapi ‘Tahun Rahmat Tuhan’ atau ‘Sabat Yobel’ itu (Lukas 4: 21). 

Kotbah di bukit (Matius 5: 17 - 48) menunjukkan sikap Yesus terhadap Taurat. Ia mengatakan bahwa “Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (ay.17) bahkan dikatakan bahwa ‘satu iota atau satu titik pun tiada akan ditiadakan dari hukum Taurat” (ay.18), dan Ia mengatakan bahwa kita harus mengajarkan dan melakukan segala hukum Tuhan” (ay.19). Namun, apakah maksudnya bahwa Taurat harus tetap dijalankan seperti pengertian Farisi dan ahli Taurat? Dari konteksnya kita dapat melihat bahwa ternyata tidak. Yesus memberi pengertian Taurat yang lebih dalam secara rohaniah berbeda dengan pengertian orang farisi yang bersifat harfiah dan jasmaniah. Membunuh bukan sekedar mematikan orang tapi juga kemarahan (ay.21 - 22), nafsu di hati sudah merupakan zinah (ay.27-28), sumpah digantikan dengan berkata benar (36 - 37), hukum balas ‘mata ganti mata’ diganti maaf memberi pipi (38-39), membenci musuh diganti dengan mengasihi musuh (ay.43 - 44), dan lain-lain. Yesus ternyata memberi pengertian mengenai Taurat yang benar berbeda dengan orang Farisi, ahli Taurat dan tradisi Yahudi mengertikannya. 

Soal adat-istiadat Yahudi seperti pengertian ‘najis’ dan ‘kudus’ juga membedakan Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat (Markus 7: 1 - 5), tidak ada makanan yang najis sebab yang menajiskan adalah yang keluar dari mulut (ay.15 - 23). Yesus mengatakan: “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia” (ay.6 - 8). 

Dalam soal Sabat, ternyata Yesus memberikan pengertian yang berseberangan pula dengan orang Farisi dan ahli Torat. Yesus mengatakan bahwa: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat” (Markus 2: 27 - 28). Ayat ini sering di salah tafsirkan seakan-akan menunjukkan perintah untuk memelihara Sabat, padahal konteks perikop ayat itu berbicara sebaliknya, yaitu membantah pengertian orang Farisi mengenai memelihara Sabat! Dalam konteks ayat itu jelas Yesus menunjukkan sikap membela pelanggaran Sabat, tetapi itu tidak berarti melanggar Sabat Allah melainkan melanggar Sabat yang ditafsirkan keliru oleh orang Farisi dan ahli Taurat. 

Sabat adalah suatu perhentian dan pembebasan namun orang Farisi dan ahli Taurat menjadikannya suatu kesukaran dan perbudakan. Yesus sering menyembuhkan orang pada hari Sabat dan ini dianggap oleh orang Farisi dan ahli Taurat sebagai melanggar Sabat bahkan mereka ingin membunuh-Nya karena itu (Matius 12: 9 - 14). Yesus mengecam orang Farisi dan ahli Taurat yang “mengikat beban berat dan meletakkan di atas bahu orang ... mereka menekankan ritus ibadat lahiriah dan miskin rohaniah.” Ini dikatakan oleh Yesus dalam ‘nama Tuhan!” (Matius 23). Dari sini kita dapat melihat apa arti ‘tidak meniadakan tetapi menggenapi Taurat’ yaitu memberikan pengertian ‘hakekat daripada tersurat’. Demikian juga inti Sabat yang ‘tersurat’ diberi pengertian ‘hakekat’nya oleh Yesus sebagai sesuatu yang mendatangkan damai sejahtera dan kelegaan kepada manusia. Yesus mengatakan: “marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11: 28). Kata ‘kelegaan’ (terjemahan lama: sentosa) adalah terjemahan kata Yunani ‘katapausis’ yang merupakan terjemahan kata bahasa Ibrani ‘Sabbath.’ 

Sikap Yesus terhadap Sabat secara konsekuen dinyatakan dengan kebangkitannya bukan pada hari Sabat Sabtu tetapi ‘pada hari pertama dalam minggu’ (Mat.28:1). Ini menarik karena ke’Tuhan’annya tidak dinyatakan pada hari ‘Sabat Sabtu’ tetapi pada ‘hari Minggu’ karena Ia telah mendatangkan Sabat Yobel bagi manusia. Demikian juga pada hari itu Ia mendatangi para murid yang berkumpul dan menghadirkan “damai sejahtera dan sukacita” (Yohanes 20: 19 - 23). Seminggu kemudian pada hari minggu ketika para murid kembali berkumpul, para murid mengatakan kepada Thomas bahwa: “kami melihat Tuhan” dan ketika Thomas sendiri melihatnya keluarlah pengakuan “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yohanes 20: 24 - 29), pengakuan jemaat awal yang menegaskan bahwa ‘Yesus adalah Tuhan’ yang identik dengan pengakuan kepada Allah sendiri (Mazmur 35: 23 - 24). 

Dari sinilah kemudian timbul istilah ‘Hari Tuhan’ (kuriake Hemera) untuk menyebut hari pertama dalam minggu dimana Yesus menyatakan diri sepenuhnya sebagai ‘Tuhan’. Rasul Yohanes melihat penglihatan pada ‘hari Tuhan’ (Wahyu 1: 10) dan ‘hari Tuhan’ juga akan menunjukkan hari kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menghakimi manusia (Kisah rasul 2: 20; 2 Petrus.3: 10). Kaum Adventis berargumentasi bahwa ‘kuriake Hemera’ adalah hari Sabtu karena dalam Perjanjian Lama hari Sabat disebut sebagai ‘hari Allah’, tetapi kita melihat bahwa istilah ‘hari Tuhan’ dalam Perjanjian Baru tidak ditujukan kepada Yahweh melainkan kepada Tuhan Yesus. 

Menarik untuk diketahui bahwa setelah ‘bangkit pada hari minggu’ Yesus menyatakan diri pada para murid pada ‘hari minggu’ dimana mereka berkumpul mengenang hari kebangkitan Yesus untuk makan roti dan doa (band. Kisah Rasul 20: 7). Ia tidak menyatakan diri pada hari Sabat kepada orang orang Yahudi, demikian juga pada hari kebangkitan-Nya ia mengaruniakan ‘Roh Kudus’ kepada murid-murid-Nya (Yohanes 20: 22), dan Roh Kudus dicurahkan kepada umat manusia pada ‘hari Minggu’ yaitu pada hari ‘Pentakosta’ (hari ke-50). Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus memang menghendaki kita menjadikan ‘hari Minggu’ sebagai ‘hari Tuhan’ dimana kita menjalankan Sabat, bukan dalam pengertian Sabat Yahudi, namun dalam pengertian ‘Tahun Rahmat Tuhan’, Sabat Akbar yang membebaskan umat manusia. 

Berbeda dengan Mrs. Ellen Gould White, tokoh kultus Adventisme, yang mengatakan bahwa “Pengabaian Sabat adalah dosa yang paling besar dari segala dosa, dan dosa itu dilakukan oleh gereja-gereja,” Tuhan Yesus justru hadir dan merestui pertemuan ibadat murid-murid-Nya pada ‘hari Minggu’ dan mengatakan: “Eireenee humin” (damai sejahtera bagi kamu). Di sinilah kita melihat perbedaan antara Taurat Perjanjian Lama yang penuh beban dan Anugerah Perjanjian Baru yang penuh damai sejahtera. Karena itu umat Kristen harus sadar untuk menghayati anugerah Tuhan Yesus yang kita kenang dalam pertemuan ibadat kita setiap hari minggu dengan kasih.

Tradisi Sabat - Sejarah dan Perkembangannya

Berlangganan Sekarang