Dalam Kisah Para Rasul 10,
kita membaca kisah antara dua orang dengan dua dunia berbeda, namun
bisa saling berkaitan melalui sebuah peristiwa. Kornelius, adalah
seorang non-Yahudi yang takut akan Allah, pria yang saleh, sekaligus
seorang perwira pasukan Italia yang sedang berada di Kaisarea. Petrus,
adalah seorang Yahudi, pengikut Kristus, dan pemimpin gereja (sekumpulan
orang percaya setelah peristiwa kebangkitan Yesus) di Yerusalem.
Baik
Kornelius maupun Petrus mendapatkan penglihatan. Seorang malaikat Allah
menampakkan diri kepada Kornelius dan menyuruhnya untuk mencari seorang
bernama Petrus, menjemputnya, dan mendengarkan apa yang akan dia
katakan. Kornelius langsung menaatinya. Sementara itu, Petrus mendapat
penglihatan sebuah kain lebar "yang di dalamnya terdapat pelbagai jenis
binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung" (Kisah Para Rasul 10:12). Suara Tuhan berkata, "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (Kisah Para Rasul 10:13),
namun Petrus menolaknya. Dia berkata bahwa dirinya belum pernah makan
sesuatu yang haram dan tidak tahir. Penglihatan ini diulangi sampai 3
kali, dan setiap kalinya Tuhan selalu menyampaikan, "Apa yang dinyatakan
halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (Kisah Para Rasul 10:15).
Kemudian
saat Petrus sedang merenungkan apa arti penglihatan tersebut, datanglah
orang-orang yang dikirimkan Kornelius di muka pintu. Mereka bertanya
apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. Saat Petrus
sedang berpikir tentang penglihatan yang diterimanya, dia mendengar Roh
berkata, "Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah
dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku
yang menyuruh mereka ke mari."(Kisah Para Rasul 10:17-20).
Dua
orang yang menuruti dan melaksanakan penglihatan ini akhirnya membuat
misi Gereja tercapai. Iman Kornelius semakin diperkuat saat Petrus
memberitakan tentang Yesus kepadanya. Kornelius kemudian dibaptis,
dipenuhi Roh Kudus, dan seluruh isi rumahnya diselamatkan. Sementara
itu, penglihatan yang diterima Petrus membuatnya mengerti bahwa
keselamatan tersedia juga bagi orang-orang non-Yahudi (yang pada saat
itu dianggap sebagai kaum yang najis).
Bertindak
atas penglihatan atau visi merupakan hal yang penting. Dengan menjaga
hubungan kita dengan Allah, kita akan berkomunikasi dengan-Nya dan
mengetahui apa yang Dia inginkan secara jelas. Ketika sedang membaca
Alkitab atau mendengarkan khotbah, miliki sikap hati yang senantiasa
bertanya, "Tuhan, hal apa yang Kau minta untuk kulakukan?"
Visi
yang muncul mungkin terasa seperti gesekan kecil dalam hati—sesuatu
yang membuat Anda tercengang dan berkata, "Wow!" Kerjakanlah itu.
Berjalanlah dalam terang penglihatan tersebut dan jangan sampai sinarnya
pudar.
Visi
yang Allah berikan kepada Anda akan bersifat spesifik dan individual.
Meskipun visi tersebut sangat jelas untuk Anda, namun di dalamnya ada
gambaran besar dari Tuhan. Tugas Anda adalah menaati visi yang Anda
dapatkan. Sebagaimana yang telah dilakukan Kornelius dan Petrus, visi
tersebut membuat misi Gereja tercapai dan Allah dipermuliakan.
Hanya
dengan bertindak berdasarkan visi yang kita terima dari Tuhan, maka
kita bersinergi dengan rencana besar-Nya. Kita akan terkesima saat
menyaksikan karya tangan Tuhan yang perkasa dan tersadar bahwa Dia
memakai kita untuk menggenapi pekerjaan-Nya.
Sumber: CBN.com