Apakah Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya dalam Waktu 6 Hari? - Dikasihi.id

Halaman

For in six days the LORD made heaven and earth, the sea, and all that in them is, and rested the seventh day: wherefore the LORD blessed the sabbath day, and hallowed it. (Exodus 20:11 - KJV)

Genesis
Sepanjang pengetahuan saya tidak ada professor bahasa Ibrani atau Perjanjian Lama dari universitas kelas dunia, yang tidak percaya bahwa penulis Kejadian pasal 1-11 bermaksud menyampaikan kepada pembacanya tentang (a) Penciptaan memakan waktu 6 hari berturut-turut, dimana 1 hari tersebut sama dengan 1 hari (24 jam) yang kita alami sekarang; (b) Silsilah tokoh-tokoh yang ada dalam kitab Kejadian dinyatakan dalam bentuk kronologi yang sederhana dari permulaan dunia sampai seterusnya; (c) Banjir pada jaman Nuh meliputi seluruh dunia dan membinasakan seluruh manusia dan binatang kecuali yang terdapat di dalam bahtera. (Dr. James Barr - Oxford University)

Jika kita membaca kitab Kejadian pasal 1 dan menafsirkannya secara harfiah, tampaknya Allah menciptakan semesta, dunia dan seisinya dalam maktu 6 harı (dalam hitungan waktu 24 jam). Namun, ada pandangan - pandangan dalam gereja yang memandang bahwa hari - hari tersebut dapat berarti ribuan, jutaan, bahkan milyaran tahun. Namun, apakah benar bahwa hari - hari tersebut berada dalam selang 24 jam atau hitungan waktu yang dipandang gereja tersebut?

Mendefinisikan Kembali Kata "Hari" dalam Kitab Kejadian Pasal 1
....And the evening and the morning were the first day. (Genesis 1:5 - KJV)

Pengulangan beberapa kali kata "Hari" (Inggris: Day; Ibrani: Yom) dalam kitab Kejadian pasal 1 telah membuat kebingungan para ilmuwan. bagaimana tidak? dalam proses penciptaan yang telah dibuat simulasi sederhana misalkan mengenai terbentuknya bintang saja memerlukan waktu sekitar puluhan hingga jutaan tahun. apakah masuk akal kalau Allah menjadikan semesta dan isinya dalam hitungan waktu sekarang ini? lalu bagaimanakah kita sendiri yang sebagai orang awam memahami maksud dari "hari" dalam kitab ini?

Kata hari berasal dari bahasa ibrani "Yom" yang dapat diartikan sebagai satu hari (dalam hitungan 24 jam), setengah harı, atau bisa juga diartikan sebagai waktu yang tidak terbatas (Contoh: pada harinya Tuhan). Dalam Perjanjian Lama, kata yom tidak pernah diartikan sebagai hari yang terbatas dengan jangka waktu yang spesifik. Lebih jauh lagi kita harus mengingat bahwa ketika kata yom digunakan dalam arti periode waktu yang tidak terbatas, hal itu sangat jelas terlihat dalam konteksnya. Jadi kita dapat dengan mudah membedakan yom yang berarti 24 jam atau siang hari dengan periode waktu yang tidak terbatas.

Beberapa orang mengatakan bahwa kata hari dalam Kejadian mungkin digunakan secara simbolis sehingga kita tidak harus menerimanya secara harafiah. Tetapi ada satu hal yang sering tidak disadari yaitu sebuah kata tidak pernah dapat digunakan secara simbolis pada waktu kata itu pertama kalinya digunakan. Kenyataannya adalah sebuah kata bisa digunakan secara simbolis hanya ketika ia pertama kalinya mempunyai arti harafiah. Dalam perjanjian baru kita diberitahu bahwa Yesus adalah "pintu". Kita tahu apa artinya karena kita tahu kata pintu berarti sebuah jalan masuk. Karena kita tahu arti harafiahnya maka kata itu bisa diaplikasikan sebagai simbol dari Yesus Kristus. Kata pintu tidak bisa digunakan sebagai simbol kecuali ia punya arti harafiah untuk pertama kalinya. Oleh karena itu kata hari tidak bisa di gunakan  secara simbolis waktu pertama kali muncul di kitab Kejadian. Memang inilah sebabnya mengapa penulis Kejadian sangat berhati-hati mendefinisikan kata hari ketika muncul untuk pertama kalinya. Pada Kejadian 1:4 kita membaca bahwa Allah memisahkan "terang itu dari gelap". Kemudian pada Kejadian 1:5 kita membaca Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Ketika kata hari digunakan untuk pertama kalinya, ia didefinisikan sebagai terang untuk membedakannya dengan gelap yang dinamai malam. Kejadian 1:5 diakhiri dengan "Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama." Kalimat ini adalah kalimat yang sama yang digunakan untuk setiap 5 hari lainnya, dan menunjukkan bahwa ada siklus yang jelas yang sudah ditetapkan tentang siang dan malam (periode terang dan periode gelap). Pada periode terang, selama 6 hari berturut-turut, Allah melakukan pekerjaanNya dan pada periode gelap Allah tidak bekerja secara kreatif (God did no creative work bukan God did not work).

"Jadilah Petang dan Jadilah Pagi" - Satu Hari dan Rotasi Bumi
And God set them in the firmament of the heaven to give light upon the earth, And to rule over the day and over the night, and to divide the light from the darkness: and God saw that it was good. And the evening and the morning were the fourth day. (Genesis 1: 17 - 19 - KJV) 

Pada pasal 5 telah dilihat ada kata "Jadilah petang dan jadilah pagi". Tapi, bagaimana bisa ada sore dan malam harı sedangkan benda - benda langit sebagai penanda waktu baru diciptakan pada hari keempat? 

Pada hari pertama Allah menyatakan eksistensi terang pada langit dan Bumi yang sudah Dia ciptakan yang diarahkan dari satu sumber yang tetap terhadap bumi yang berotasi sehingga bumi menghasilkan siklus siang dan malam. Terang itu berasal dari satu sumber yang permanen dan tidak bergeser dari tempatnya sedangkan bumi berputar pada porosnya (berotasi). Tetapi kita tidak diberitahu dari mana terang tersebut datang. Kata terang dalam Kejadian 1:3 berarti inti terang itu dipanggil exist ke alam semesta kemudian pada Kejadian 1:14-19 kita diberitahu bahwa penciptaan matahari di hari ke-4 adalah untuk menjadi sumber terang sejak saat itu. Eksistensi/inti terang kemudian digantikan oleh Matahari.

Dalam Kejadian 1:18 Tuhan telah menyatakan tugas dari benda - benda langit (Bulan, Matahari, dan Bintang - bintang) untuk menjadi penanda waktu. Matahari-lah yang diciptakan sebagai penguasa siang yang telah diciptakan. Satu dari alasan - alasan yang memungkinkan bahwa Tuhan dengan sengaja tidak menciptakan matahari sampai hari ke-4 abdallah karena Dia tahu bahwa, selama berabad-abad, kebudayaan - kebudayaan dunia akan berusaha menyembah matahari sebagai sumber hidup. Tidak hanya itu, teori-teori pada jaman modern memberitahukan kita matahari ada sebelum bumi. Tuhan sedang menunjukkan kepada kita bahwa Dia memulainya dengan bumi dan terang, bahwa Dia bisa mempertahankannya dengan siklus siang dan malam, bahwa matahari diciptakan pada hari ke-4 sebagai alatNya untuk pembawa terang sejak saat itu.

Mungkin satu dari alasan-alasan pokok mengapa orang-orang cenderung untuk tidak menganggap hari-hari dalam Kejadian sebagai hari-hari biasa, karena mereka telah percaya bahwa ilmuwan-ilmuwan telah membuktikan bumi berumur milyaran tahun. Tetapi hal itu tidak benar. Tidak ada metode penanggalan tahun (age dating) yang mutlak yang dapat menentukan dengan tepat berapa umur bumi. Lagipula, ada banyak bukti yang konsisten dengan kepercayaan bahwa bumi berusia muda dan mungkin hanya berumur beberapa ribu tahun saja.

Mengapa Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya selama 6 Hari?
For in six days the LORD made... (Exodus 20:11 - KJV)

Keberadaan Tuhan adalah tanpa batas. Ini berarti Dia mempunyai kekuatan yang tak terbatas, pengetahuan yang tak terbatas, kebijaksanaan yang tak terbatas, dll. Jelasnya, Tuhan dapat membuat apa saja yang Dia inginkan dalam waktu sekejap. Dia dapat menciptakan seluruh alam semesta, bumi dan semua isinya dalam waktu sekejap. Mungkin pertanyaannya adalah mengapa Tuhan memakai waktu selama 6 hari? Bukankah 6 hari adalah waktu yang panjang untuk Tuhan yang tak terbatas untuk membuat apapun juga? Jawabannya dapat ditemukan di kitab Keluaran 20:11.

Keluaran 20 berisi 10 hukum Taurat. Haruslah diingat bahwa hukum-hukum ini ditulis di atas batu oleh "jari Allah", seperti yang kita baca dalam Keluaran 31:18 "Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulis oleh jari Allah." Hukum ke-4 di pasal 20 ayat 9 memberitahukan kepada kita bahwa kita bekerja selama 6 hari dan beristirahat 1 hari. Hal ini lebih diperkuat dalam ayat 11 , "Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Ayat ini adalah referensi langsung untuk minggu penciptaaan yang dilakukan Allah dalam Kejadian 1. Agar konsisten (dan kita seharusnya juga), apapun arti yang dipakai untuk kata hari dalam kejadian 1 harus juga dipakai di dalam ayat ini. Jika kita ingin mengatakan kata hari dalam Kejadian berarti periode waktu yang panjang, tentulah artinya hari tersebut adalah periode waktu yang tidak terbatas atau tidak pasti - bukan periode waktu yang terbatas. Dengan demikian arti dari Keluaran 20:9-11 haruslah "enam periode waktu yang tidak terbatas lamanya engkau harus bekerja dan beristirahat pada satu periode waktu yang tak terbatas. Hal ini sangat tidak masuk akal. Dengan menerima hari-hari tersebut sebagai hari-hari yang biasa, kita dapat mengerti bahwa Tuhan sedang memberitahukan kepada kita bahwa Dia bekerja selama enam hari biasa dan beristirahat selama 1 hari biasa untuk memberikan pola kepada manusia - pola (pattern) 7 hari dalam seminggu yang masih berlaku sampai sekarang. Dengan kata lain, dari Keluaran 20, kita belajar alasan Tuhan memerlukan waktu yang lama, yaitu 6 hari untuk membuat segalanya, adalah bahwa Dia membuat pola untuk kita ikuti, pola kerja yang masih kita ikuti sampai sekarang.

Apakah Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya dalam Waktu 6 Hari?

For in six days the LORD made heaven and earth, the sea, and all that in them is, and rested the seventh day: wherefore the LORD blessed the sabbath day, and hallowed it. (Exodus 20:11 - KJV)

Genesis
Sepanjang pengetahuan saya tidak ada professor bahasa Ibrani atau Perjanjian Lama dari universitas kelas dunia, yang tidak percaya bahwa penulis Kejadian pasal 1-11 bermaksud menyampaikan kepada pembacanya tentang (a) Penciptaan memakan waktu 6 hari berturut-turut, dimana 1 hari tersebut sama dengan 1 hari (24 jam) yang kita alami sekarang; (b) Silsilah tokoh-tokoh yang ada dalam kitab Kejadian dinyatakan dalam bentuk kronologi yang sederhana dari permulaan dunia sampai seterusnya; (c) Banjir pada jaman Nuh meliputi seluruh dunia dan membinasakan seluruh manusia dan binatang kecuali yang terdapat di dalam bahtera. (Dr. James Barr - Oxford University)

Jika kita membaca kitab Kejadian pasal 1 dan menafsirkannya secara harfiah, tampaknya Allah menciptakan semesta, dunia dan seisinya dalam maktu 6 harı (dalam hitungan waktu 24 jam). Namun, ada pandangan - pandangan dalam gereja yang memandang bahwa hari - hari tersebut dapat berarti ribuan, jutaan, bahkan milyaran tahun. Namun, apakah benar bahwa hari - hari tersebut berada dalam selang 24 jam atau hitungan waktu yang dipandang gereja tersebut?

Mendefinisikan Kembali Kata "Hari" dalam Kitab Kejadian Pasal 1
....And the evening and the morning were the first day. (Genesis 1:5 - KJV)

Pengulangan beberapa kali kata "Hari" (Inggris: Day; Ibrani: Yom) dalam kitab Kejadian pasal 1 telah membuat kebingungan para ilmuwan. bagaimana tidak? dalam proses penciptaan yang telah dibuat simulasi sederhana misalkan mengenai terbentuknya bintang saja memerlukan waktu sekitar puluhan hingga jutaan tahun. apakah masuk akal kalau Allah menjadikan semesta dan isinya dalam hitungan waktu sekarang ini? lalu bagaimanakah kita sendiri yang sebagai orang awam memahami maksud dari "hari" dalam kitab ini?

Kata hari berasal dari bahasa ibrani "Yom" yang dapat diartikan sebagai satu hari (dalam hitungan 24 jam), setengah harı, atau bisa juga diartikan sebagai waktu yang tidak terbatas (Contoh: pada harinya Tuhan). Dalam Perjanjian Lama, kata yom tidak pernah diartikan sebagai hari yang terbatas dengan jangka waktu yang spesifik. Lebih jauh lagi kita harus mengingat bahwa ketika kata yom digunakan dalam arti periode waktu yang tidak terbatas, hal itu sangat jelas terlihat dalam konteksnya. Jadi kita dapat dengan mudah membedakan yom yang berarti 24 jam atau siang hari dengan periode waktu yang tidak terbatas.

Beberapa orang mengatakan bahwa kata hari dalam Kejadian mungkin digunakan secara simbolis sehingga kita tidak harus menerimanya secara harafiah. Tetapi ada satu hal yang sering tidak disadari yaitu sebuah kata tidak pernah dapat digunakan secara simbolis pada waktu kata itu pertama kalinya digunakan. Kenyataannya adalah sebuah kata bisa digunakan secara simbolis hanya ketika ia pertama kalinya mempunyai arti harafiah. Dalam perjanjian baru kita diberitahu bahwa Yesus adalah "pintu". Kita tahu apa artinya karena kita tahu kata pintu berarti sebuah jalan masuk. Karena kita tahu arti harafiahnya maka kata itu bisa diaplikasikan sebagai simbol dari Yesus Kristus. Kata pintu tidak bisa digunakan sebagai simbol kecuali ia punya arti harafiah untuk pertama kalinya. Oleh karena itu kata hari tidak bisa di gunakan  secara simbolis waktu pertama kali muncul di kitab Kejadian. Memang inilah sebabnya mengapa penulis Kejadian sangat berhati-hati mendefinisikan kata hari ketika muncul untuk pertama kalinya. Pada Kejadian 1:4 kita membaca bahwa Allah memisahkan "terang itu dari gelap". Kemudian pada Kejadian 1:5 kita membaca Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Ketika kata hari digunakan untuk pertama kalinya, ia didefinisikan sebagai terang untuk membedakannya dengan gelap yang dinamai malam. Kejadian 1:5 diakhiri dengan "Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama." Kalimat ini adalah kalimat yang sama yang digunakan untuk setiap 5 hari lainnya, dan menunjukkan bahwa ada siklus yang jelas yang sudah ditetapkan tentang siang dan malam (periode terang dan periode gelap). Pada periode terang, selama 6 hari berturut-turut, Allah melakukan pekerjaanNya dan pada periode gelap Allah tidak bekerja secara kreatif (God did no creative work bukan God did not work).

"Jadilah Petang dan Jadilah Pagi" - Satu Hari dan Rotasi Bumi
And God set them in the firmament of the heaven to give light upon the earth, And to rule over the day and over the night, and to divide the light from the darkness: and God saw that it was good. And the evening and the morning were the fourth day. (Genesis 1: 17 - 19 - KJV) 

Pada pasal 5 telah dilihat ada kata "Jadilah petang dan jadilah pagi". Tapi, bagaimana bisa ada sore dan malam harı sedangkan benda - benda langit sebagai penanda waktu baru diciptakan pada hari keempat? 

Pada hari pertama Allah menyatakan eksistensi terang pada langit dan Bumi yang sudah Dia ciptakan yang diarahkan dari satu sumber yang tetap terhadap bumi yang berotasi sehingga bumi menghasilkan siklus siang dan malam. Terang itu berasal dari satu sumber yang permanen dan tidak bergeser dari tempatnya sedangkan bumi berputar pada porosnya (berotasi). Tetapi kita tidak diberitahu dari mana terang tersebut datang. Kata terang dalam Kejadian 1:3 berarti inti terang itu dipanggil exist ke alam semesta kemudian pada Kejadian 1:14-19 kita diberitahu bahwa penciptaan matahari di hari ke-4 adalah untuk menjadi sumber terang sejak saat itu. Eksistensi/inti terang kemudian digantikan oleh Matahari.

Dalam Kejadian 1:18 Tuhan telah menyatakan tugas dari benda - benda langit (Bulan, Matahari, dan Bintang - bintang) untuk menjadi penanda waktu. Matahari-lah yang diciptakan sebagai penguasa siang yang telah diciptakan. Satu dari alasan - alasan yang memungkinkan bahwa Tuhan dengan sengaja tidak menciptakan matahari sampai hari ke-4 abdallah karena Dia tahu bahwa, selama berabad-abad, kebudayaan - kebudayaan dunia akan berusaha menyembah matahari sebagai sumber hidup. Tidak hanya itu, teori-teori pada jaman modern memberitahukan kita matahari ada sebelum bumi. Tuhan sedang menunjukkan kepada kita bahwa Dia memulainya dengan bumi dan terang, bahwa Dia bisa mempertahankannya dengan siklus siang dan malam, bahwa matahari diciptakan pada hari ke-4 sebagai alatNya untuk pembawa terang sejak saat itu.

Mungkin satu dari alasan-alasan pokok mengapa orang-orang cenderung untuk tidak menganggap hari-hari dalam Kejadian sebagai hari-hari biasa, karena mereka telah percaya bahwa ilmuwan-ilmuwan telah membuktikan bumi berumur milyaran tahun. Tetapi hal itu tidak benar. Tidak ada metode penanggalan tahun (age dating) yang mutlak yang dapat menentukan dengan tepat berapa umur bumi. Lagipula, ada banyak bukti yang konsisten dengan kepercayaan bahwa bumi berusia muda dan mungkin hanya berumur beberapa ribu tahun saja.

Mengapa Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya selama 6 Hari?
For in six days the LORD made... (Exodus 20:11 - KJV)

Keberadaan Tuhan adalah tanpa batas. Ini berarti Dia mempunyai kekuatan yang tak terbatas, pengetahuan yang tak terbatas, kebijaksanaan yang tak terbatas, dll. Jelasnya, Tuhan dapat membuat apa saja yang Dia inginkan dalam waktu sekejap. Dia dapat menciptakan seluruh alam semesta, bumi dan semua isinya dalam waktu sekejap. Mungkin pertanyaannya adalah mengapa Tuhan memakai waktu selama 6 hari? Bukankah 6 hari adalah waktu yang panjang untuk Tuhan yang tak terbatas untuk membuat apapun juga? Jawabannya dapat ditemukan di kitab Keluaran 20:11.

Keluaran 20 berisi 10 hukum Taurat. Haruslah diingat bahwa hukum-hukum ini ditulis di atas batu oleh "jari Allah", seperti yang kita baca dalam Keluaran 31:18 "Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulis oleh jari Allah." Hukum ke-4 di pasal 20 ayat 9 memberitahukan kepada kita bahwa kita bekerja selama 6 hari dan beristirahat 1 hari. Hal ini lebih diperkuat dalam ayat 11 , "Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Ayat ini adalah referensi langsung untuk minggu penciptaaan yang dilakukan Allah dalam Kejadian 1. Agar konsisten (dan kita seharusnya juga), apapun arti yang dipakai untuk kata hari dalam kejadian 1 harus juga dipakai di dalam ayat ini. Jika kita ingin mengatakan kata hari dalam Kejadian berarti periode waktu yang panjang, tentulah artinya hari tersebut adalah periode waktu yang tidak terbatas atau tidak pasti - bukan periode waktu yang terbatas. Dengan demikian arti dari Keluaran 20:9-11 haruslah "enam periode waktu yang tidak terbatas lamanya engkau harus bekerja dan beristirahat pada satu periode waktu yang tak terbatas. Hal ini sangat tidak masuk akal. Dengan menerima hari-hari tersebut sebagai hari-hari yang biasa, kita dapat mengerti bahwa Tuhan sedang memberitahukan kepada kita bahwa Dia bekerja selama enam hari biasa dan beristirahat selama 1 hari biasa untuk memberikan pola kepada manusia - pola (pattern) 7 hari dalam seminggu yang masih berlaku sampai sekarang. Dengan kata lain, dari Keluaran 20, kita belajar alasan Tuhan memerlukan waktu yang lama, yaitu 6 hari untuk membuat segalanya, adalah bahwa Dia membuat pola untuk kita ikuti, pola kerja yang masih kita ikuti sampai sekarang.
Show Comments

Berlangganan Sekarang