Dikasihi.id: Biblical Study

Halaman

...I will make him an help meet for him. (Genesis 2:18 - KJV)


A woman's heart should be so hidden in God that a man has to seek him just to find her (DR. Skip Moen - Oxford University)

Pada saat penciptaan, jauh sebelum Adam meminta teman pada Allah pada saat penempatannya di taman Eden, Ia telah berpikir dan menyediakannya. Dari tulang rusuk Adam (Kejadian 2:21) dibuat-Nya seorang perempuan yang adalah עֵזֶר כְּנֶגְדֹּו - 'EZER KENEG'DO (Kejadian 2:18), penolong yang sepadan, yang setia baginya. Dalam Amsal 31: 10 - 31, Raja Salomo menyebut penolong ini dengan istilah militer ESHET KHAYIL ( אֵשֶׁת־חַיִל ).

Alkitab tidak pernah menggambarkan perempuan sebagai mahluk lemah dan tidak berguna. Perempuan bagi suaminya bukan sekedar "Mitra Penolong", Menurut istilah Ibraninya lebih seperti seorang Co-warrior bagi seorang Warrior. Kehidupan seperti sebuah "battle" yang perlu sebuah kerja-sama, seperti ada pepatah mengatakan "Life's better with company. Everybody needs a co-pilot." Bukan rahasia bahwa pernikahan yang baik adalah suatu persekutuan di mana setiap pasangan itu saling melengkapi satu dengan yang lain, dimana yang satu memenuhi apa yang kurang di sisi yang lain. Bahkan menurut filsuf Perancis, Jacques Lacan, perempuan adalah hasil proyeksi kejiwaan laki - laki terhadap apa yang "kurang" (lack) dan absen dalam dirinya.

Mayoritas Alkitab terjemahan menggambarkan bahwa perempuan adalah mitra hidup Adam sebagai "fitting helper". Namun, ungkapan ibrani עֵזֶר כְּנֶגְדֹּו - 'EZER KENEG'DO, jika diterjemahkan lebih harfiah, memberikan arti yang sangat menarik. Perhatikan bahasa ibrani dan translate interlinier dari Kejadian 2:18 di bawah ini.

וַיֹּאמֶר יְהוָה אֱלֹהִים לֹא־טֹוב הֱיֹות הָאָדָם לְבַדֹּו אֶעֱשֶׂהּ־לֹּו עֵזֶר כְּנֶגְדֹּו׃
VAYOMER {dan Dia berkata} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} LO-TOV {tidak baik} HEYOT {yang seharusnya} HA'ADAM {manusia itu} LEVADO {dia sendirian} 'E'ESEH- {Aku akan menjadikan} LO {baginya} 'EZER {penolong, a helpmate} KENEG'DO {yang beroposisi dengannya}

dan terjemahan yang lebih harfiahnya adalah

Terjemahan Young's Literal Translation, And Jehovah God saith, 'Not good for the man to be alone, I do make to him an helper -- as his counterpart.'

Terjemahan Chabad, And the Lord God said, "It is not good that man is alone; I shall make him a helpmate opposite him."

Disini, Hawa atau perempuan digambarkan dengan istilah "helpmate opposite" atau "pembantu/penolong yang berlawanan" dengan laki - laki.

Penolong - EZER KENEG'DO
Jika si suami layak didukung, maka si istri akan menjadi penolong, sedangkan apabila si suami tidak layak didukung, maka si istri dapat bebas menyatakan ide yang berseberangan (ber-oposisi) dengan suaminya.

Terjemahan "penolong" untuk kata "EZER" adalah terjemahan yang lemah, tidak begitu representatif. Penggunaan עֵזֶר - EZER berkonotasi suatu intervensi aktif yang bertindak atas nama seseorang, terutama dalam konteks militer.

Perempuan bagi suaminya bukan sekedar "Mitra Penolong." Menurut istilah Ibraninya lebih seperti seorang Co-warrior bagi seorang Warrior. Bukan rahasia bahwa pernikahan yang baik adalah suatu persekutuan di mana setiap pasangan itu saling melengkapi satu dengan yang lain, dimana yang satu memenuhi apa yang kurang di sisi yang lain. Terjemahan Chabad menulis "a helpmate opposite him", terjemahan YLT menulis "an helper -- as his counterpart". Frasa ini mengandung ide, bahwa seorang istri yang baik, ia berdiri sepenuhnya di belakang suaminya, tapi dia tidak hanya pergi bersama menurut dari belakang saja, tapi dia dapat menempatkan dirinya sebagai penyeimbang, yang idenya juga dapat didengar oleh suaminya.

Istilah "EZER KENEG'DO" dalam makna bahasa asli Ibrani ini menarik. Yang membuatnya semakin menarik adalah pernyataan bahwa istri bukan hanya memiliki kekuatan menolong, tetapi juga kebebasan mengungkapkan pikirannya, bahkan mungkin dapat mengintervensi dalam hal yang ber-oposisi/berlawanan. Dalam hal ini, ide/kemauan dari suami akan diuji, sehingga dia dapat mempertimbangkan kembali kemauan/hasrat/ide nya. Dan, mungkin ada kalanya si suami akan marah kepada pemikiran sang istri yang "beroposisi" pada kebijaksanaan yang dia pilih. Di lain pihak si suami ini bisa juga dapat menyetujui "intervensi" dari mitra penolongnya ini. Anda dapat melihat bahwa, dalam makna ini, sang istri bukan hanya sekedar "penolong/helper", tetapi ia menjadi mitra yang mendukung ritme kehidupan yang dipimpin suami sebagai komandan dalam sebuah keluarga. Ilustrasi di bawah ini sebagai ilustrasi untuk istilah "EZER KENEG'DO":

Allah tidak mengharuskan manusia mencari teman di antara binatang, tetapi binatang-binatang itu dibawa kepada Adam untuk dinamai. Adam tidak mempunyai kecenderungan untuk memperlihatkan karakteristik seperti binatang dan ia dapat menyimpulkan bahwa tidak ada teman yang cocok baginya di antara binatang. Karena itu, Allah membuat Adam tertidur pulas dan, sementara dia tidur, Ia membangun sebuah tulang rusuk yang telah diambilnya dari Adam menjadi seorang Perempuan (ISHAH) dan membawanya kepada Adam.

2:21 LAI (TB): Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
KJV: And the LORD God caused a deep sleep to fall upon Adam, and he slept: and he took one of his ribs, and closed up the flesh instead thereof; 
Hebrew: 
וַיַּפֵּל יְהוָה אֱלֹהִים ׀ תַּרְדֵּמָה עַל־הָאָדָם וַיִּישָׁן וַיִּקַּח אַחַת מִצַּלְעֹתָיו וַיִּסְגֹּר בָּשָׂר תַּחְתֶּנָּה׃ 
Translit interlinear: VAYAPEL {dan Dia membaringkan} YEHOVAH (baca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} TAR'DEMAH {tidur yang nyenyak} 'AL-HA'ADAM {pada manusia itu} VAYISHAN {dan dia tidur} VAYIQAKH {dan Dia mengambil} 'AKHAT {satu} MITSALOTAV {dari rusuk-nya} VAYIS'GOR {lalu Dia menutup-nya} BASAR {dengan daging} TAKH'TENAH {di didalamnya}

Kejadian 2: 22 - 24
2:22 LAI (TB): Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
KJV: And the rib, which the LORD God had taken from man, made he a woman, and brought her unto the man. 
Young's Literal Translation: And Jehovah God buildeth up the rib which He hath taken out of the man into a woman, and bringeth her in unto the man;
Chabad, And the Lord God built the side that He had taken from man into a woman, and He brought her to man.
Hebrew:
וַיִּבֶן יְהוָה אֱלֹהִים ׀ אֶת־הַצֵּלָע אֲשֶׁר־לָקַח מִן־הָאָדָם לְאִשָּׁה וַיְבִאֶהָ אֶל־הָאָדָם׃
Translit interlinear: VAYIVEN {dan Dia membangun, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} 'ET-HATSELA {pada rusuk} 'ASHER-LAQAKH {yang Dia telah mengambil} MIN-HA'ADAM {dari manusia itu} LE'ISHAH {menjadi seorang perempuan} VAYEVI'EHA {dan Dia membawa} 'EL-HA'ADAM {kepada manusia itu} 

2:23 LAI (TB): Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan (ISHAH), sebab ia diambil (LAQAKH) dari laki-laki (ISH)."
KJV: And Adam said, This is now bone of my bones, and flesh of my flesh: she shall be called Woman, because she was takenout of Man. 
Hebrew:
וַיֹּאמֶר הָאָדָם זֹאת הַפַּעַם עֶצֶם מֵעֲצָמַי וּבָשָׂר מִבְּשָׂרִי לְזֹאת יִקָּרֵא אִשָּׁה כִּי מֵאִישׁ לֻקֳחָה־זֹּאת׃
Translit interlinear: VAYOMER {dan dia berkata} HA'ADAM {manusia itu} ZOT {inilah} HAPA'AM {pada sekarang} 'ETSEM {tulang} ME'ATSAMAI {dari tulangku} UVASAR {dan daging} MIB'SARI {dari dagingku} LEZOT {kepada dia ini} YIQARE {dia akan memanggil} 'ISHAH {perempuan} KI {karena} ME'ISH {dari laki-laki} LUQOKHAH {dia telah diambil, Verb Pual Perfect 3rd Fem. Sing.} -ZOT {ini}

2:24 LAI (TB): Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
KJV: Therefore shall a man leave his father and his mother, and shall cleave unto his wife: and they shall be one flesh. 
Hebrew,:
עַל־כֵּן יַעֲזָב־אִישׁ אֶת־אָבִיו וְאֶת־אִמֹּו וְדָבַק בְּאִשְׁתֹּו וְהָיוּ לְבָשָׂר אֶחָד׃ 
Translit: 'AL-KEN {sebab itu} YA'AZAV {dia akan meninggalkan, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} -'ISH {laki2} 'ET-'AVIV {pada ayah} VE'ET-'IMO {dan pada ibunya} VEDAVAQ {dan dia bersatu, Verb Qal Perfect 3rd Mas. Sing.} BE'ISH'TO {dengan istrinya} VEHAYU {dan mereka menjadi} LEVASAR {kepada daging} 'EKHAD {satu}

Kata Ibrani untuk "orang laki-laki" adalah אִישׁ - 'ISH, dan kata "perempuan" adalah אִשָּׁה - 'ISHAH, harfiah: "orang betina". Dinamai 'ISHAH sebab ia diambil dari 'ISH. Tapi di sisi lain KATA אִשָּׁה - 'ISHAH ITU juga terdengar seperti kata "api" אֶשָּׁה - ESHAH. Barangkali ada koneksitas dengan "api" dalam menggambarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Keterkaitan istilah 'ISH (laki-laki) dan 'ISHAH (perempuan) itu sengaja digunakan oleh Alkitab untuk menunjukkan adanya "hierarki" utamanya dalam hubungan keluarga: Suami dan Istri. Rasul Paulus mengingatkan kepada Jemaat kristus bahwa hubungan suami-istri digambarkan seperti hubungan Kristus-jemaat, bahwa Allah menetapkan suami sebagai kepala keluarga (Efesus 5:22-33). Keketatap ini berdasarkan hierarki dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah bahwa Kerajaan Allah, bukan demokrasi yang dimana pemimpinnya bisa berganti-ganti, atau dilimit secara periodik. Hierarki Kerajaan Allah adalah hierarki yang tetap. Jadi, apakah hubungan suami-istri dimaksudkan sebagai kepemimpinan yang otoriter (dalam artian menindas)? Tidak juga, dan jangan takut bahwa ketetapan Alkitab akan mencederai semangat "feminisme." Alkitab menyebut bahwa perempuan adalah "EZER KENEG'DO" (penolong yang beroposisi), penolong yang memiliki suara, yang memiliki kemauan, yang dapan "membalance" senioritas suaminya. Penolong yang memiliki pendapat-pendapat yang dapat didengar suaminya, atau yang meng-counter suaminya jika suaminya bersalah. penolong yang dapat "berdebat" dengan suaminya. Makna "EZER KENEG'DO" (penolong yang beroposisi) ini dapat bermakna luas dalam bermacam konteks, namun tetap didalam ketetapan hierarkis yang tidak berubah.

Dalam ayat 22 kita akan melihat terjemahan yang lebih literal,
Young's Literal Translation: And Jehovah God buildeth up the rib which He hath taken out of the man into a woman, and bringeth her in unto the man;
ChabadAnd the Lord God built the side that He had taken from man into a woman, and He brought her to man.

Berikut diberikan naskah bahasa asli Ibrani nutuk ayat 22:
וַיִּבֶן יְהוָה אֱלֹהִים ׀ אֶת־הַצֵּלָע אֲשֶׁר־לָקַח מִן־הָאָדָם לְאִשָּׁה וַיְבִאֶהָ אֶל־הָאָדָם׃
VAYIVEN {dan Dia membangun, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} 'ET-HATSELA {pada rusuk} 'ASHER-LAQAKH {yang Dia telah mengambil} MIN-HA'ADAM {dari manusia itu} LE'ISHAH {menjadi seorang perempuan} VAYEVI'EHA {dan Dia membawa} 'EL-HA'ADAM {kepada manusia itu}

וַיִּבֶן יְהוָה אֱלֹהִים - VAYIVEN YEHOVAH ('Adonay) 'ELOHIM. Tampaknya agak aneh dalam cara penciptaan "perempuan" ini bagi Adam, sebab dalam penggunaan kata בָּנָה - BANAH, artinya: "membangun" ini, sepertinya ingin menunjukkan bahwa Allah benar-benar bekerja dengan bahan yang keras, seperti seorang tukang bangunan sedang membangun sebuah gedung. Dan menariknya kata Ibrani צֵלָע - TSELA, harfiah: "rusuk" ini juga dipakai dipakai dalam konteks pembicaraan arsitektur bangunan, terutama konstruksi lantai atau langit-langit dari suatu bangunan.

Ada yang menarik di sini bahwa pada mulanya Adam menyebut istrinya אִשָּׁה - 'ISHAH, "karena dari laki-laki ( אִישׁ - 'ISH) dia diambil" (Kejadian 2:18-23).

Posisi Perempuan pada Saat Perjanjian Baru
Penundukan seorang isteri kepada suaminya bukanlah penundukan yang membabi-buta melainkan penundukan yang menjadi naturnya dia untuk mau takut dan taat kepada Kristus. (DR. Wayne Grudem - Harvard University)



Sebagaimana hal yang lazim di masyarakat dengan budaya patriaki, di kalangan orang-orang semit, dalam perjalanan waktu ada kecenderungan -- di bawah pengajaran para rabi -- untuk menjadikan laki-laki tetap lebih utama dan menomorduakan perempuan. Maka sangat penting dalam Perjanjan Baru ialah peran perempuan dalam karya keselamatan dan sikap/ajaran Tuhan Yesus Kristus terhadap perempuan.

Dalam masa berkembangnya budaya Yunani dan Romawi di daerah Palestina, kita mendapati bahwa di zaman Yesus Kristus perempuan dapat secara sah menceraikan suami mereka (Markus 10:12); tetapi ada bukti bahwa dalam Yudaisme setelah 70 M, laki-laki Yahudi masih bersyukur kepada Allah bahwa mereka tidak dilahirkan sebagai perempuan (Tosefa Berakhot, 7:48). 

Dalam Kitab-kitab Injil tidak ada petunjuk bahwa Tuhan Yesus dalam pengajaran dan perbuatan-Nya memperlihatkan sikap perempuan lebih rendah dari laki-laki. Hubungan Yesus dengan perempuan sesuai dengan ajaran-Nya bahwa Kerajaan Allah menciptakan suatu persekutuan kasih yang baru yang mencakup seluruh umat manusia (Lukas 13:10-17). Tuhan Yesus tidak mempedulikan ras keturunan, status atau jenisnya. Dan mereka yang dipilih menjadi pemimpin dipilih berdasarkan roh kemurahan Allah dan tidak berdasarkan kelahiran.

a. Peran Perempuan di Rumah
Perempuan di dalam rumah-tangga sebagai ibu adalah salah satu tonggak penting dalam keluarga. Sejak awal penciptaan manusia, Hawa melengkapi kebutuhan Adam. Ia melengkapi kebutuhan emosi, intelektual, dan sosial Adam. Kekosongan dalam diri laki-laki diisi oleh peran perempuan, demikian sebaliknya. Itulah yang menjadi dasar suatu pernikahan,

(Efesus 5:22-33) Kasih Kristus adalah dasar hidup suami-istri
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Perempuan mempunyai banyak hak istimewa, seperti turut mengajar anak-anak dan secara umum mengurus hal-hal intern rumah tangga, dengan persetujuan dan pengarahan suaminya (1 Timotius 5:14; 1 Petrus 3:1, 2; Amsal 1:8; 6:20; psl 31). Ia mempunyai kewajiban untuk tunduk kepada suaminya (Efesus 5:22-24) dan harus memberi dia hak pernikahan: 

1 Korintus 7:3-5
7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.

Seorang istri yang tunduk kepada suami tidak berarti mencampakkan kecerdasan, ketrampilan, dan segala potensi yang dimiliki oleh seorang istri. Seorang suami atau istri jika tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan perintah Allah, akan menghadapi kesulitan dalam kehidupan rumah tangganya. 

1 Korintus 11:3
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

Seorang isteri yang sejati harus kembali kepada fungsinya yang sejati serta memiliki kerelaan untuk taat kepada Allah. Ketika ia mulai mau menundukkan diri kepada Kristus sebagai pusat kehidupannya maka itu akan memunculkan sikap penundukan kepada suaminya dan kondisi kenaturalan kewanitaan itu disebut Womanhood. Konsep ini sudah muncul sejak di jaman Abraham, dimana Sarah begitu tunduk kepada Abraham dan memanggil suaminya sebagai tuannya.

Seorang istri harus menghormati suaminya sekalipun ia tidak layak menerimanya. Dalam Petrus 3:1-6, Petrus menekankan agar para istri menghargai dan tunduk kepada suami mereka yang "tidak taat kepada Firman" (ayat 1). Hal ini kedengarannya tidak masuk akal tetapi Petrus menambahkan bahwa suami yang demikian ini bisa dimenangkan oleh kelakuan istrinya yang saleh. 

1 Petrus 3:1-6 Hidup bersama suami-istri
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Tunduk disini adalah tunduk yang tidak mengorbankan iman Kristen dan ketaatan kepada Firman Tuhan dan kesetiaan kepada Kristus. Dalam hal ini istri bisa menolak ajakan atau perintah suami apabila ajakan atau perintah tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan dan merusak kesetiaan kepada Kristus. Harus diingat, walaupun sudah seorang perempuan telah menjadi istri seorang seorang laki-laki, namum tetaplah perempuan itu sebagai hamba Allah.

1 Korintus 7:23
Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.

1 Petrus 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Ketika seorang wanita bisa memposisikan dirinya secara tepat terhadap suaminya, itu justru membangun satu kebahagiaan di dalam keluarga. Dan disini bagaimana seorang wanita menampilkan, menyatakan dan memproses diri, taat dan berpusat pada Kristus yang direfleksikan kepada suaminya.

Konsep tunduk seorang istri bukan berarti tunduk secara pasif (semua beban dilempar kepada suami) karena itu merupakan satu bentuk dari pemberontakan, tetapi tunduk aktif dengan memberikan ide dalam mencari pemikiran, yang dipikirkan dari sudut pemikiran suami. Ketika sang suami sedang memikirkan suatu gagasan/masalah, bagaimana sang istri memberikan input yang terbaik buat suaminya, sehingga suaminya dapat mengaktualisasikan apa yang ia gumulkan. Sehingga peran istri disini mengisi, khususnya bagian-bagian detail yang tidak terpikirkan oleh suami.

Seorang pria cenderung untuk berpikir secara global, oleh sebab itu seorang istri harus mempunyai ketajaman analisa alternatif, kesulitan dan dampak yang lain yang akan dihasilkan dari pergumulan tersebut. Dan itu menjadikan seorang isteri support kepada apa yang suaminya inginkan secara positif.

Memang kita akan melihat bahwa suami yang memutuskan tetapi dibelakangnya ada isteri yang memberikan pertimbangan terbaik bagi keputusan tersebut. Didalam otobiografi tokoh-tokoh penting di dunia akan kita dapati bahwa keputusan-keputusan tersebut terjadi karena mereka memiliki istri yang sangat mendukung, namun sebaliknya dibalik para penjahat yang hebat juga terdapat isteri yang sangat merusak. Sehingga kita sekarang mengetahui bagaimana posisi seorang isteri akan sangat berpengaruh bagi suaminya. Seperti Sarah yang selalu memberikan input, dan dukungan didalam Abraham menjalankan ide dan pelayanannya, dan ia tidak pernah menghalangi apa yang menjadi garis perjalanan dan tugas Abraham.

Perempuan digambarkan dalam Alkitab sebagai kaum yang lebih lemah, yang feminin, dan ia harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan itu dari suaminya:

1 Petrus 3:7
LAI (TB): Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. 
KJV: Likewise, ye husbands, dwell with them according to knowledge, giving honour unto the wife, as unto the weaker vessel, and as being heirs together of the grace of life; that your prayers be not hindered. 
NIV: Husbands, in the same way be considerate as you live with your wives, and treat them with respect as the weaker partner and as heirs with you of the gracious gift of life, so that nothing will hinder your prayers.
TR: οι ανδρες ομοιως συνοικουντες κατα γνωσιν ως ασθενεστερω σκευει τω γυναικειω απονεμοντες τιμην ως και συγκληρονομοι χαριτος ζωης εις το μη εκκοπτεσθαι τας προσευχας υμων
Translit interlinear: hoi andres {suami-suami} homoiôs {demikian juga} sunoikountes {tinggalah bersama} kata {menurut} gnôsin {pengetahuan} hôs {sebagai} asthenesterô {yang lebih lemah} skeuei {bejana} tô gunaikeiô {dengan istri} aponemontes {berilah} timên {kehormatan} hôs {sebagai} kai {juga} sugklêronomoi {yang mewarisi bersama} kharitos {anugerah} zôês {hidup} eis {supaya} to mê {jangan} ekkoptesthai {terhalang} tas proseukhas {doa-doa} humôn {mu} 

b. Mengasihi Keluarga

Titus 2:4
dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,

Seorang ibu harus mengutamakan keluarganya. Jika seorang ibu terlalu dibebani oleh tekanan ekonomi sementara peluangnya untuk karier terbuka lebar, maka ia dengan mudah akan mengabaikan keluarganya. Namun seorang ibu yang bijaksana haruslah dapat meluangkan waktu dan menyimpan energi untuk keluarganya. Perlu diingat bahwa salah satu karakteristik dari keluarga yang berhasil adalah daya tarik cinta kasih seorang ibu. Kasih ini tak dapat digantikan oleh siapapun.

Dalam mengurus rumah tangganya, Seorang ibu akan menunjukkan teladan tentang penguasaan diri, kebaikan, dan kekudusan dalam pikiran serta hati:

Titus 2:5
hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Hal-hal tersebut tidaklah mudah dilaksakan. Namun hal itu akan dapat terwujud jika kita memelihara hubungan dengan Allah melalui aktivitas-aktivitas seperti doa, pembacaan Alkitab, dan menerima pengajaran Alkitab yang benar. Keindahan seorang istri bukan dari dandanan/ keindahan lahiriah yang tampak diluar saja. Alkitab banyak mengajarkan bagaimana seorang perempuan dapat menjadi seorang perempuan yang sejati. 


c. Dandanan
Tidak ada ayat dalam Alkitab yang melarang wanita mengenakan pakaian yang indah atau perhiasan, tetapi memang ada perintah agar kesahajaan dan kepantasan menjadi faktor utama yang harus dipertimbangkan. Sang rasul menginstruksikan agar wanita mengenakan pakaian yang ditata dengan baik dan berdandan dengan kebersahajaan dan pikiran yang sehat. Perempuan hendaknya tidak menitikberatkan tatanan rambut, perhiasan, dan pakaian yang mahal, tetapi sebaliknya hal-hal yang menunjang kecantikan rohani, yakni perbuatan baik dan manusia batiniah yang tersembunyi dengan pakaian yang tidak fana berupa roh yang tenang dan lembut, 

1 Timotius 2:9 - 10 
2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

1 Petrus 3:3 - 4
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Amsal 11:16, 22; 31:30

Rasul Petrus memberi tahu para wanita yang tunduk serta bertingkah laku suci, penuh respek, dan saleh bahwa kamu telah menjadi anak-anak [Sara], asalkan kamu terus berbuat baik dan tidak takut akan apa pun yang menyebabkan kegentaran. Jadi, para istri itu mempunyai prospek yang mulia, bukan karena mereka adalah keturunan jasmani Sara yang setia, melainkan karena meniru dia. Sara mendapat hak istimewa untuk melahirkan Ishak dan menjadi nenek moyang Yesus Kristus, benih Abraham yang utama (Galatia 3:16). Maka, dengan membuktikan diri sebagai putri-putri kiasan Sara bahkan kepada suami yang tidak seiman, istri-istri Kristen pasti akan menerima pahala besar dari tangan Allah (1 Petrus 3:6; Kejadian 18:11, 12; 1 Korintus 7:12-16).


d. Hak-Hak Istimewa Perempuan dalam Jemaat Kristus
Bagi orang-orang yang mendapat panggilan surgawi dari Allah (Ibrani 3:1) untuk menjadi sesama ahli waris, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam arti rohani. Sang rasul menulis,

Galatia 3:26-28
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

Laki-laki dan perempuan, semuanya pasti akan diubah kodratnya pada waktu mereka dibangkitkan, dalam keadaan itu, tidak ada perempuan dan laki-laki. Sebab tidak ada jenis kelamin perempuan di antara makhluk-makhluk roh, karena perbedaan jenis kelamin yang sekarang ini ada di bumi adalah sarana Allah untuk perkembang-biakan makhluk-makhluk di bumi (2 Petrus 1:4).

Dalam Gereja jelas ada kecenderungan-kecenderungan untuk mengembalikan kelebihan laki-laki (1 Timotius 2:11-12). Apabila Paulus di jemaat Korintus menganjurkan perempuan untuk bertanya kepada suaminya di rumah mengenai hal-hal yang dipertanyakan dan tidak dalam pertemuan umum (1 Korintus 14:25), maka maksudnya ialah membuat pengaturan lokal mengenai suatu masalah setempat demi ketertiban. Sama dengan apabila ia menasihati nabi-nabi laki-laki untuk berdiam jika perkataan mereka ternyata tidak membangun. Paulus jelas mengandaikan bahwa perempuan berbicara kepada jemaat (1 Korintus 1:5). Maksud tujuan Injil Kristus itu menginginkan penghargaan perempuan yang benar (Galatia 3:28) walaupun Gereja sepanjang masa lamban dan enggan mewujudkan maksud Injil itu ke dalam lembaga-lembaga Gereja beserta ritualnya. 

Paulus mengatur keadaan jemaat setempat dengan meminta supaya kebiasaan masyarakat pada waktu itu diindahkan. Sementara itu ia menandaskan asas bahwa Allah tidak membedakan kelamin, dan dalam Kristus tidak ada perbedaan laki-laki dari perempuan, dan bahwa orang Kristen semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (Galatia 3:28).


e. Perempuan di dalam Pertemuan-pertemuan Jemaat
Di dalam pertemuan-pertemuan tertentu, wanita dapat berdoa atau bernubuat, asalkan mengenakan tudung kepala (1 Korintus 11:3-16) Akan tetapi, tampaknya dalam pertemuan-pertemuan umum, sewaktu seluruh sidang jemaat dan orang yang tidak percaya berhimpun di sebuah tempat,

1 Korintus 14:23-25
14:23 Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
14:24 Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
14:25 segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."

Dalam situasi tertentu, perempuan harus berdiam diri. Jika mereka ingin belajar sesuatu, mereka dapat bertanya kepada suami mereka di rumah, karena adalah aib bagi seorang wanita untuk berbicara dalam sidang jemaat: 

1 Korintus 14:31-35
14:31 Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.
14:32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
14:33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
14:34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
14:35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.

Meskipun tidak diperkenankan mengajar di pertemuan sidang jemaat, wanita dapat mengajar orang-orang di luar sidang yang ingin mempelajari kebenaran Alkitab dan kabar baik tentang Yesus Kristus (bdk. Mazmur 68:11), juga menjadi guru dari apa yang baik bagi wanita-wanita yang lebih muda (dan anak-anak) yang ada di dalam sidang (Titus 2:3-5) Tetapi ia tidak boleh menjalankan wewenang atas pria atau berdebat dengannya, misalnya dalam perhimpunan sidang. Ia hendaknya ingat apa yang terjadi pada Hawa dan bagaimana Allah menyatakan kedudukan wanita setelah Adam dan Hawa berdosa (1 Timotius 2:11-14; Kejadian 3:16). 

Himbauan Rasul Paulus terhadap gerak perempuan yang "terbatas" tampaknya merujuk kepada suatu keadaan yang kasuistis, karena kita tahu bahwa di zaman Gereja mula-mula itu ada tokoh perempuan yang menonjol, yang bernama Febe: 

Roma 16:1-2 
16:1 LAI (TB): Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,
KJV: I commend unto you Phebe our sister, which is a servant of the church which is at Cenchrea: 
TR: συνιστημι δε υμιν φοιβην την αδελφην ημων ουσαν διακονον της εκκλησιας της εν κεγχρεαις
Translit interlinear: sunistêmi {aku memperkenalkan} de {adapun} humin {kepadamu} phoibên {Febe} tên adelphên {saudari} hêmôn {kita} housan {yang adalah} diakonon {pelayan/ diaken} tês ekklêsias {dari jemaat} tês en {di} kegkhreais {kengkrea}

16:2 LAI (TB): supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri. 
KJV: That ye receive her in the Lord, as becometh saints, and that ye assist her in whatsoever business she hath need of you: for she hath been a succourer of many, and of myself also. 
TR: ινα αυτην προσδεξησθε εν κυριω αξιως των αγιων και παραστητε αυτη εν ω αν υμων χρηζη πραγματι και γαρ αυτη προστατις πολλων εγενηθη και αυτου εμου
Translit interlinear: hina {supaya} autên {dia} prosdexêsthe {kamu menerima} en {dalam} kuriô {Tuhan} axiôs {dengan cara layak} tôn {dari orang-orang} hagiôn {kudus} kai {dan} parastête {membantu} autê {dia} en {dalam} hô an {apa saja} humôn {kamu} khrêzê {ia membutuhkan} pragmati {urusan} kai {dan} gar {sebab} autê {ia} prostatis {perempuan yang giat membantu} pollôn {banyak orang} egenêthê {adalah} kai {dan} autou {aku} emou {sendiri}

Febe melayani jemaat di Kenkrea sebagai diaken perempuan. Febe diutus rasul Paulus ke Roma. Catatan mengenai jabatan Febeini menarik perhatian, karena menunjukkan bahwa perempuan dapat menjabat sebagai diaken pada zaman gereja mula-mula.

Istilah dalam bahasa Yunani "προστατις – prostatis" ini barangkali setengah teknis, artinya nama resmi dari suatu jabatan. Dan ada yang menafsirkan istilah "prostatis" yang dipakai untuk Febe dalam Roma 16:2 itu sebagai "orang yang memimpin sebuah sidang jemaat" atau yang dianggap sebagai imam perempuan dari sebuah jemaat. Tetapi, pada masa Perjanjian Baru tidak dapat ditunjukkan pengertian seperti itu: sebaliknya, hal itu cenderung mempunyai arti "pembantu," "asisten." atau "penyokong," "pelindung." Bahkan Perjanjian Baru tidak pernah memakai bentuk maskulin "prostatês" untuk "ketua", melainkan hanya untuk "pembela," "penjaga," "penolong".

Paulus sering sekali memakai para penolong dari kalangan perempuan seperti Lidia (Kisah 16), Euodia dan Sintikhe (Filipi 4:2-3). Paulus menceritakan tentang pelayanan mereka yang tulus, kemudian memberikan kata-kata pujian dan penghargaan kepada mereka yang sangat tinggi.



Terimakasih kepada Sarapan Pagi Biblika sebagai sumber referensi utama dan Alkitab sebagai sumber ide yang paling terutama untuk kepenulisan artikel ini. 

Tuhan menyebut Kita Perempuan Berguna

Unto Adam also and to his wife did the LORD God make coats of skins, and clothed them. (Genesis 3:21 - KJV)

Adam dan Hawa
Adam dan Hawa
Cawat daun-daun penutup itu hanya maya, khayalan manusia yang tidak bertahan dan sia-sia. Hanya cawat kulit “made-in Tuhan” yang secara hakiki mampu menutup/menebus dosa manusia.


Setelah Allah menemukan bahwa Adam dan Hawa telah memakan buah pengetahuan, maka Ia pun mengutuk dan membuatkan pakaian dari kulit binatang (Ibrani: 'OR) untuk mereka.

Kejadian 3:21
LAI (TB): Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
KJV: Unto Adam also and to his wife did the LORD God make coats of skins, and clothed them. 
Hebrew:
וַיַּעַשׂ יְהוָה אֱלֹהִים לְאָדָם וּלְאִשְׁתֹּו כָּתְנֹות עֹור וַיַּלְבִּשֵׁם׃ פ
Translit Interlinear: VA'YA'AS {dan Dia membuat, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} YEHOVAH (dibaca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} LE'ADAM {kepada Adam} ULEISH'TO {dan istrinya} KOT'NOT {pakaian} 'OR {kulit binatang} VAYAL'BISHEM{dan Dia mengenakannya kepada mereka, Verb Hiphil Imperfect 3rd Mas. Sing. + Suffix 3rd Mas. Pl.}

Allah membuatkan pakaian untuk Adam dan Hawa atas dasar rasa malu meraka pertama kali karena telah melakukan perbuatan dosa. Sebelum mereka diberikan pakaian oleh Allah, mereka membuat cawat (ibrani:  חֲגוֹר - KHAGOR) dari daun pohon ara untuk menutupi rasa malu (Kejadian 3:7). Karena cawat itu tidak berkenan di hadapan Allah, maka Allah menggantikannya dengan kulit binatang.

Kejadian 3:7
LAI (TB): Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
KJV: And the eyes of them both were opened, and they knew that they were naked; and they sewed fig leaves together, and made themselves aprons.
Hebrew:
וַתִּפָּקַחְנָה עֵינֵי שְׁנֵיהֶם וַיֵּדְעוּ כִּי עֵירֻמִּם הֵם וַיִּתְפְּרוּ עֲלֵה תְאֵנָה וַיַּעֲשׂוּ לָהֶם חֲגֹרֹת׃
Translit Interlinear: VATIPAQAKH'NAH {dan terbukalah (mata) mereka, Verb Niphal Imperfect 3rd Fem. Pl.} EINEY {mata dari} SHENEIHEM {mereka berdua} VAYEDU {dan mereka mengetahui} KI {bahwa} EYRUMIM {mereka telanjang} HEM {mereka} VAYIT'PERU {dan mereka menyemat} 'ALEH {dedaunan} TE'ENAH {pohon ara} VAYA'ASU {dan mereka membuat} LAHEM {bagi mereka} KHAGOROT {cawat-cawat}

Kata cawat (ibrani: KHAGOROT (plural)) biasanya sering diartikan sebagai ikat pinggang (belt). Namun dalam konteks ini, maknanya lebih kepada cawat untuk penutup aurat. Sebagai penutup aurat tentu cawat sudahlah cukup. Tetapi Allah justru memakaikan pakaian dari kulit binatang. Pada Kejadian 3: 21, kata pakaian dalam ayat tersebut berasal dari kata ibrani KUTONET yang maknanya baju dalam untuk menutup aurat. Kata KUTONET ini juga bisa bermakna pakaian sebelum memakai jaket atau jas (luaran). 

Kejadian pasal 3 menunjukkan perbedaan istilah antara pakaian yang dibuat Adam dengan pakaian yang dibuat Allah. KHAGOR bagi pakaian yang dibuat Adam, dan KUTONET bagi pakaian yang dibuat Allah. KUTONET ini dibuat dari hewan yang harus mati agar dapat diambil kulitnya. Kejadian 3:21 ini merupakan germa "Injil Salib" yang pertama akan adanya kematian yang berdarah dari Sang Mesias yang terjadi akibat dosa manusia dan merupakan pernyataan simbolis dari Allah untuk mengajarkan kepada Adam bahwa ada konsekuensi "mati" akibat dari tindakan Adam yang melanggar hukum Allah. Pernyataan ini merupakan tindakan tipologis yang pertama dari Allah untuk menyatakan bahwa dosa itu memiliki konsekuensi mati.

Penggunaan Kulit Binatang Untuk Kemah Suci
And thou shalt make a covering for the tent of rams’ skins dyed red, and a covering above of badgers’ skins. (Exodus 26: 14 - KJV)

Allah memerintahkan Musa untuk membuat tudung kemah suci menggunakan kulit domba jantan yang diwarnai merah dan dari kulit lumba - lumba.

Keluaran 26: 14
LAI (TB): Juga haruslah engkau membuat untuk kemah itu tudung dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan tudung dari kulit lumba-lumba di atasnya lagi.
KJV: And thou shalt make a covering for the tent of rams’ skins dyed red, and a covering above of badgers’ skins.
Hebrew:
וְעָשִׂיתָ מִכְסֶה לָאֹהֶל עֹרֹת אֵילִם מְאָדָּמִים וּמִכְסֵה עֹרֹת תְּחָשִׁים מִלְמָעְלָה׃ ף
Translit interlinear: VE'ASITA {dan engkau harus membuat} MIKH'SEH {panutup} LA'OHEL {pada kemah} 'OROT {kulit-kulit dari} 'EYLIM {domba jantan} ME'ADAMIM {yang diwarnai merah} UMIKH'SEH {dan tudung/ penutup} 'OROT {kulit-kulit dari} TEKHASHIM {lumba2} MILMA'LAH {di atasnya}.

Pada bangunan Kemah Suci, penuh dengan lambang-lambang. Penutup Kemah Suci dari kulit binatang ini mengingatkan pada pakaian dari kulit binatang yang dikenakan kepada Adam setelah kejatuhannya, sebagai lambang bahwa dosa itu ditutupi hanya dengan kematian, sebab upah dosa adalah mati/maut.

Kulit dipakai untuk menyimpan anggur (Kirbat, (Matius 9:17)), dan kulit serta bulu kambing dipakai untuk membuat tenda. Tarsus, adalah kota kelahiran Rabbi Saul, merupakan pusat industri tenda dan Rabbi Saul membiayai hidupnya bukan dengan "persembahan jemaat atas pelayanannya," tetapi dengan berdagang tenda (Kisah Rasul 18:8).


Kesimpulan
Kulit binatang muncul dari penyembelihan binatang. Ada kematian berdarah disini yang diperkenalkan Tuhan untuk pertama kalinya, yaitu suatu simbol ‘korban-darah’ untuk “cawat penutup dosa”. Korban darah binatang ini telah memvisualisasikan sebuah analogi konsep kematian & penebusan yang dirancang Tuhan demi menyelamatkan Adam - Hawa serta keturunannya. Hukum Musa berkata “Nyawa makhluk ada dalam darahnya… dan tanpa penumpahan darah (korban) tak ada pengampunan” (Imamat 17:11, Ibrani 9:22). Sebab penutupan/ penghapusan dosa manusia tidak bisa dilakukan oleh ‘cawat daun usaha sendiri manusia’ melainkan hanya oleh kasih-karunia Tuhan lewat kematian Sang Mesias sebagai korban penebusan.

Pakaian dari Allah untuk Adam

For in six days the LORD made heaven and earth, the sea, and all that in them is, and rested the seventh day: wherefore the LORD blessed the sabbath day, and hallowed it. (Exodus 20:11 - KJV)

Genesis
Sepanjang pengetahuan saya tidak ada professor bahasa Ibrani atau Perjanjian Lama dari universitas kelas dunia, yang tidak percaya bahwa penulis Kejadian pasal 1-11 bermaksud menyampaikan kepada pembacanya tentang (a) Penciptaan memakan waktu 6 hari berturut-turut, dimana 1 hari tersebut sama dengan 1 hari (24 jam) yang kita alami sekarang; (b) Silsilah tokoh-tokoh yang ada dalam kitab Kejadian dinyatakan dalam bentuk kronologi yang sederhana dari permulaan dunia sampai seterusnya; (c) Banjir pada jaman Nuh meliputi seluruh dunia dan membinasakan seluruh manusia dan binatang kecuali yang terdapat di dalam bahtera. (Dr. James Barr - Oxford University)

Jika kita membaca kitab Kejadian pasal 1 dan menafsirkannya secara harfiah, tampaknya Allah menciptakan semesta, dunia dan seisinya dalam maktu 6 harı (dalam hitungan waktu 24 jam). Namun, ada pandangan - pandangan dalam gereja yang memandang bahwa hari - hari tersebut dapat berarti ribuan, jutaan, bahkan milyaran tahun. Namun, apakah benar bahwa hari - hari tersebut berada dalam selang 24 jam atau hitungan waktu yang dipandang gereja tersebut?

Mendefinisikan Kembali Kata "Hari" dalam Kitab Kejadian Pasal 1
....And the evening and the morning were the first day. (Genesis 1:5 - KJV)

Pengulangan beberapa kali kata "Hari" (Inggris: Day; Ibrani: Yom) dalam kitab Kejadian pasal 1 telah membuat kebingungan para ilmuwan. bagaimana tidak? dalam proses penciptaan yang telah dibuat simulasi sederhana misalkan mengenai terbentuknya bintang saja memerlukan waktu sekitar puluhan hingga jutaan tahun. apakah masuk akal kalau Allah menjadikan semesta dan isinya dalam hitungan waktu sekarang ini? lalu bagaimanakah kita sendiri yang sebagai orang awam memahami maksud dari "hari" dalam kitab ini?

Kata hari berasal dari bahasa ibrani "Yom" yang dapat diartikan sebagai satu hari (dalam hitungan 24 jam), setengah harı, atau bisa juga diartikan sebagai waktu yang tidak terbatas (Contoh: pada harinya Tuhan). Dalam Perjanjian Lama, kata yom tidak pernah diartikan sebagai hari yang terbatas dengan jangka waktu yang spesifik. Lebih jauh lagi kita harus mengingat bahwa ketika kata yom digunakan dalam arti periode waktu yang tidak terbatas, hal itu sangat jelas terlihat dalam konteksnya. Jadi kita dapat dengan mudah membedakan yom yang berarti 24 jam atau siang hari dengan periode waktu yang tidak terbatas.

Beberapa orang mengatakan bahwa kata hari dalam Kejadian mungkin digunakan secara simbolis sehingga kita tidak harus menerimanya secara harafiah. Tetapi ada satu hal yang sering tidak disadari yaitu sebuah kata tidak pernah dapat digunakan secara simbolis pada waktu kata itu pertama kalinya digunakan. Kenyataannya adalah sebuah kata bisa digunakan secara simbolis hanya ketika ia pertama kalinya mempunyai arti harafiah. Dalam perjanjian baru kita diberitahu bahwa Yesus adalah "pintu". Kita tahu apa artinya karena kita tahu kata pintu berarti sebuah jalan masuk. Karena kita tahu arti harafiahnya maka kata itu bisa diaplikasikan sebagai simbol dari Yesus Kristus. Kata pintu tidak bisa digunakan sebagai simbol kecuali ia punya arti harafiah untuk pertama kalinya. Oleh karena itu kata hari tidak bisa di gunakan  secara simbolis waktu pertama kali muncul di kitab Kejadian. Memang inilah sebabnya mengapa penulis Kejadian sangat berhati-hati mendefinisikan kata hari ketika muncul untuk pertama kalinya. Pada Kejadian 1:4 kita membaca bahwa Allah memisahkan "terang itu dari gelap". Kemudian pada Kejadian 1:5 kita membaca Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Ketika kata hari digunakan untuk pertama kalinya, ia didefinisikan sebagai terang untuk membedakannya dengan gelap yang dinamai malam. Kejadian 1:5 diakhiri dengan "Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama." Kalimat ini adalah kalimat yang sama yang digunakan untuk setiap 5 hari lainnya, dan menunjukkan bahwa ada siklus yang jelas yang sudah ditetapkan tentang siang dan malam (periode terang dan periode gelap). Pada periode terang, selama 6 hari berturut-turut, Allah melakukan pekerjaanNya dan pada periode gelap Allah tidak bekerja secara kreatif (God did no creative work bukan God did not work).

"Jadilah Petang dan Jadilah Pagi" - Satu Hari dan Rotasi Bumi
And God set them in the firmament of the heaven to give light upon the earth, And to rule over the day and over the night, and to divide the light from the darkness: and God saw that it was good. And the evening and the morning were the fourth day. (Genesis 1: 17 - 19 - KJV) 

Pada pasal 5 telah dilihat ada kata "Jadilah petang dan jadilah pagi". Tapi, bagaimana bisa ada sore dan malam harı sedangkan benda - benda langit sebagai penanda waktu baru diciptakan pada hari keempat? 

Pada hari pertama Allah menyatakan eksistensi terang pada langit dan Bumi yang sudah Dia ciptakan yang diarahkan dari satu sumber yang tetap terhadap bumi yang berotasi sehingga bumi menghasilkan siklus siang dan malam. Terang itu berasal dari satu sumber yang permanen dan tidak bergeser dari tempatnya sedangkan bumi berputar pada porosnya (berotasi). Tetapi kita tidak diberitahu dari mana terang tersebut datang. Kata terang dalam Kejadian 1:3 berarti inti terang itu dipanggil exist ke alam semesta kemudian pada Kejadian 1:14-19 kita diberitahu bahwa penciptaan matahari di hari ke-4 adalah untuk menjadi sumber terang sejak saat itu. Eksistensi/inti terang kemudian digantikan oleh Matahari.

Dalam Kejadian 1:18 Tuhan telah menyatakan tugas dari benda - benda langit (Bulan, Matahari, dan Bintang - bintang) untuk menjadi penanda waktu. Matahari-lah yang diciptakan sebagai penguasa siang yang telah diciptakan. Satu dari alasan - alasan yang memungkinkan bahwa Tuhan dengan sengaja tidak menciptakan matahari sampai hari ke-4 abdallah karena Dia tahu bahwa, selama berabad-abad, kebudayaan - kebudayaan dunia akan berusaha menyembah matahari sebagai sumber hidup. Tidak hanya itu, teori-teori pada jaman modern memberitahukan kita matahari ada sebelum bumi. Tuhan sedang menunjukkan kepada kita bahwa Dia memulainya dengan bumi dan terang, bahwa Dia bisa mempertahankannya dengan siklus siang dan malam, bahwa matahari diciptakan pada hari ke-4 sebagai alatNya untuk pembawa terang sejak saat itu.

Mungkin satu dari alasan-alasan pokok mengapa orang-orang cenderung untuk tidak menganggap hari-hari dalam Kejadian sebagai hari-hari biasa, karena mereka telah percaya bahwa ilmuwan-ilmuwan telah membuktikan bumi berumur milyaran tahun. Tetapi hal itu tidak benar. Tidak ada metode penanggalan tahun (age dating) yang mutlak yang dapat menentukan dengan tepat berapa umur bumi. Lagipula, ada banyak bukti yang konsisten dengan kepercayaan bahwa bumi berusia muda dan mungkin hanya berumur beberapa ribu tahun saja.

Mengapa Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya selama 6 Hari?
For in six days the LORD made... (Exodus 20:11 - KJV)

Keberadaan Tuhan adalah tanpa batas. Ini berarti Dia mempunyai kekuatan yang tak terbatas, pengetahuan yang tak terbatas, kebijaksanaan yang tak terbatas, dll. Jelasnya, Tuhan dapat membuat apa saja yang Dia inginkan dalam waktu sekejap. Dia dapat menciptakan seluruh alam semesta, bumi dan semua isinya dalam waktu sekejap. Mungkin pertanyaannya adalah mengapa Tuhan memakai waktu selama 6 hari? Bukankah 6 hari adalah waktu yang panjang untuk Tuhan yang tak terbatas untuk membuat apapun juga? Jawabannya dapat ditemukan di kitab Keluaran 20:11.

Keluaran 20 berisi 10 hukum Taurat. Haruslah diingat bahwa hukum-hukum ini ditulis di atas batu oleh "jari Allah", seperti yang kita baca dalam Keluaran 31:18 "Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulis oleh jari Allah." Hukum ke-4 di pasal 20 ayat 9 memberitahukan kepada kita bahwa kita bekerja selama 6 hari dan beristirahat 1 hari. Hal ini lebih diperkuat dalam ayat 11 , "Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Ayat ini adalah referensi langsung untuk minggu penciptaaan yang dilakukan Allah dalam Kejadian 1. Agar konsisten (dan kita seharusnya juga), apapun arti yang dipakai untuk kata hari dalam kejadian 1 harus juga dipakai di dalam ayat ini. Jika kita ingin mengatakan kata hari dalam Kejadian berarti periode waktu yang panjang, tentulah artinya hari tersebut adalah periode waktu yang tidak terbatas atau tidak pasti - bukan periode waktu yang terbatas. Dengan demikian arti dari Keluaran 20:9-11 haruslah "enam periode waktu yang tidak terbatas lamanya engkau harus bekerja dan beristirahat pada satu periode waktu yang tak terbatas. Hal ini sangat tidak masuk akal. Dengan menerima hari-hari tersebut sebagai hari-hari yang biasa, kita dapat mengerti bahwa Tuhan sedang memberitahukan kepada kita bahwa Dia bekerja selama enam hari biasa dan beristirahat selama 1 hari biasa untuk memberikan pola kepada manusia - pola (pattern) 7 hari dalam seminggu yang masih berlaku sampai sekarang. Dengan kata lain, dari Keluaran 20, kita belajar alasan Tuhan memerlukan waktu yang lama, yaitu 6 hari untuk membuat segalanya, adalah bahwa Dia membuat pola untuk kita ikuti, pola kerja yang masih kita ikuti sampai sekarang.

Apakah Tuhan Menciptakan Semesta dan Isinya dalam Waktu 6 Hari?

Berlangganan Sekarang