Dikasihi.id

Halaman

My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
Disadur dari Buku "My Precious Life" oleh Selvi Pritawati Sudarlin. 
Editor : Lamsihar Iruel

"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18)

Tak ada yang instan dalam hidup ini bila ingin mengalami hidup dalam keberhasilan dan hidup dalam masa depan yang cerah. Semuanya pasti perlu sebuah proses yang panjang, berat dan melelahkan, kadang ada kalanya proses itu menyakitkan. Perjuangan masih sangat ingin panjang. 

Dalam hal ini saya kagum dengan semangat orang tua saya. Perjuangan mereka dalam hidup ini sangat menyakitkan dan mungkin ada kalanya tidak mengerti apa yang harus di lakukan agar dapat bertahan hidup.

Namun Tuhan menyertai sehingga ada banyak  cara yang kadang terbersit dengan cepat ke dalam pikiran mereka sehingga kami mampu bertahan hidup dari hari ke sehari. Di tambah lagi ada anggota keluarga baru saat itu, seorang adik perempuan yang lucu, dan pintar hadir dalam hidup kami. Kelahirannya menjadi penghiburan bagi ke dua orang tuaku dan menambah semangat hidup bagi ke dua orang tuaku. Adik perempuanku diberi nama Dwiya Sudarlin.

Dia lahir menjadi kado Natal terindah di dalam keluarga kecil kami di tengah kesulitan hidup yang mendera kala itu. Adikku yang mungil sehat dan lucu.  Tuhan baik.. Mamaku seperti mengurus dua bayi kembar, saat itu umurku 3 tahun, namun tetap seperti bayi yang itu umurku 3 tahun, namun tetap seperti bayi yang baru lahir yang harus di urus segala-galanya. Namum kesulitan yang ada tetap di jalani dengan tegar dan kuat. Demi kami buah hati mereka. Di Bayat kami pernah punya rumah, dan juga kolam ikannya. Rumah yang cukup untuk kami yang hanya keluarga kecil. Setiap sore mereka senang membawa kami mandi dikolam dan berendam.

Dulu badan ku selalu kepanasan mungkin kerena kaku, dan kejang. Karena keadaan itu aku selalu menangis setiap hari, mama senang membawa ku berendam di kolam. Papa mencari ikan di sungai hampir setiap hari, Dan mendapatkan banyak ikan.. kami makan banyak ikan dan juga telur-telurnya. Walaupun gaji papa sangat sedikit tapi anak-anaknya tetap mendapatkan makanan bergizi. 

Papaku hanya sebentar mengajar di SDN2 Bayat, Belantikan Raya, ketika adik ku beumur 2 setengah tahun, kami pindah ke kota Pangkalan Bun. Berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Rumah di sana dijual untuk mengobati ku, lagi dan lagi.  Kami berangkat dari dari sana menumpang mobil taksi (waktu itu disebut taksi) di tengah mama saat itu sedang hamil muda.  Tentu sangat tidak mudah. Di tambah harus mengurus dua anak yang masih kecil. Karena dulu jalan dari Bayat ke Pangkalan bun sangat jelek, jadi perjalanan kami memakan waktu lama. Sekitar satu harian penuh.

Selvy di kursi Roda
Sampai di sana, kami tinggal di rumah sewaan selama belum mendapat rumah dinas. Papa bekerja sebagai guru SD,  di SDN BARU 8 kota Pangkalan bun, kalau siang kadang menjadi kuli bangunan dan kadang juga jadi tukang getek, dan juga guru les. apa pun di lakukan asalkan halal dan tidak melanggar hukum, papaku adalah seorang ayah yang sangat bertanggung jawab untuk hidup keluarganya. Walau ada kesedihan yang menjadi trauma di hatinya melihat keadaanku, namun tetap tersembunyi dalam hatinya. 

Keadaanku yang selalu menangis kadang kala membuatnya jengkel, kadang mungkin tak sadar papa menjewerku, mencubitku, supaya aku diam dari tangisku yang memusingkan kepalanya. Aku yang tidak mengerti isi hati nya, sempat berpikir bahwa papa tidak sayang pada ku. Aku pun takut dekat dengannya. Aku memang sakit pada sarafku, tapi tidak sampai mengidap keterbelakangan mental dan aku bisa berpikir dengan baik.

Namun tidak bisa berbicara Dengan baik, karena itu aku sulit menyatakan keinginanku. Hanya dengan tangis. Dulu tanganku hanya bisa mengejang kebelakang, keras dan kaku. Dan segalanya harus di bantu oleh orang lain. Tidak hanya itu, badanku sering merasakan sakit. rasanya seperti di tarik-tarik dari leher sampai ke punggung, rasanya untuk bernapaspun sangat sulit. Tapi aku orang tuaku tetap gigih melatihku. Sehingga akhirnya aku bisa berdiri, dan badanku menjadi lebih ringan. Namun kebahagiaan itu hanya sebentar aku kembali sakit, dan berubah menjadi nol lagi. Tidak bisa apa-apa lagi, hanya bisa menangis dan menangis.

lagi, hanya bisa menangis dan menangis. Namaku kembali terpuruk, dan sangat stres. Sampai akhirnya kami pindah ke rumah dinas SD raja seberang. Di sana ada gereja tempat kami beribadah. Dimana gembala kami saat itu juga punya ABK yang keadaannya lebih parah dari pada keadaanku. Saat itu hati mama kembali terbuka, seperti kembali mendapatkan sosok ayah di dalam diri pak gembala GBI raja seberang itu. Gereja yang sederhana, namun begitu menguatkan.


Mengawali hidup yang baru di sebuah rumah dinas kecil, perjuangan tentu saja terus berlanjut. Bahkan lebih keras lagi. Mamaku mengurus tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Mama punya bayi lagi, kali ini bayi laki-laki yang lucu, putih, gemuk seperti orang china. Nama adikku itu Faisha Sudarlin. Mama dan papa sangat bahagia walaupun sibuknya Seperti punya anak kembar tiga. Aku ingat, waktu itu di rumah ada tiga buah ayunan,. Jika yang satu tidur, yang satu bangun, bisa di bayangkan betapa sibuk nya mama saat itu.. Di tambah lagi di rumah tidak ada sumur atau leding.  Mama harus mengambil air ke sungai yang lumayan jauh dari rumah, mama mengambilnya ketika kami sedang tidur di ayunan. Mama mengambil air seperti di kejar-kejar belarian melawan waktu.


Mama juga harus mengurus babi-babi karena mereka mulai mencoba beternak babi batam. Dan babi kami berkembang menjadi lima belas ekor. Jumlah yang cukup banyak untuk kami. Untuk makanannya yang cukup banyak untuk kami. Untuk makanannya papa dan mama mengumpulkan makan sisa dari rumah-rumah makan. Jika ada yang masih bagus makanannya di panaskan untuk menjadi makanan kami. Tak peduli kotorkah itu, yang penting ada lauk untuk makan. lagi pula makanannya enak. dan masih bisa di makan setelah di cuci dan di masak lagi. (Yang saya maksud ialah sayuran, seperti wortel, kangkung dan lain-lain yang masih bisa di makan karena masih bagus walaupun bagi orang lain semua itu adalah sampah yang harus dibuang). 


Itulah hidup, sering kali apa yang sudah dibuang orang lain akan menjadi makanan kita agar dapat bertahan hidup. kalau pemikiran ku sekarang tentu saja aku tidak akan mau memakan yang sudah menjadi sampah. Namun ketika itu tidak ada pilihan lain, kalau tidak mau memakannya tentu saja akan lapar sepanjang hari. Yang pasti tentu saja tidak ada orang tua yang ingin anak-anak mereka makan sampah. Tapi Keadaan terkadang memaksa hati untuk bersikap tegar dan tega demi sebuah masa depan. Perasaan sesal di dalam hati harus di abaikan. 

Banyak orang menilai bahwa hidup kami kena tulah atau kutuk, saat itu memang begitu keadaan keluargaku. Sudah punya rumah satu terbuat dari kayu ulin semua. Tapi karena bangkrut dalam kerja kayu rumah itu pun dengan sangat terpakasa jual Dan uangnya untuk menebus rumah dinas dari penghuni yang sebelumnya. pindah dari satu rumah ke rumah yang lain, sudah terbiasa untuk kami. sehingga kami dihindari oleh keluarga. apalagi melihat keadaanku
dihindari oleh keluarga. apalagi melihat keadaanku yang cacat.. Mereka datang hanya pada saat susah untuk  meminta bantuan, tetapi saat mereka dalam keadaan senang mereka seolah tidak mengenal kami. 


Berjuang sendiri, tidak ada yang gratis jika ingin hidup. Namun apa pun keadaan saat itu hidup kami tetap bahagia, papa dan mama selalu tabah sambil terus memimpikan masa depan yang cerah dan indah untuk anak-anak mereka, yang akan mereka upayakan untuk anak-anaknya,. Mereka tidak punya harta apapun selain kami anak-anak yang mereka sayangi.


*** Keadaanku belum juga ada kemajuan. Tangan dan seluruh tubuhku masih kaku, sangat kaku. Waktu itu yang membuat keadaanku buruk adalah pikiran ku yang normal. Seperti yang aku katakan aku bisa berpikir dengan baik, aku berpikir seperti anakanak pada umumnya yang ingin bermain di luar rumah, berlarian kesana kemari, namun hanya bisa melakukannya dalam khayalan, dan ketika tersadar aku hanya bisa melampiaskannya dengan menangis.
 Aku tak tahu apakah saat itu mama dan papa mengerti dengan tangisan ku? Dalam hati kecilku aku bertanyatanya, kenapa sih adikku bisa berjalan, bisa main, bisa sekolah,. Aku tiduran terus, cuma ada rasa sakit di badanku. Aku iri sangat iri. Adikku Aya, rajin sekali ikut sekolah minggu, sesibuk apa pun mama tidak pernah melupakan kegiatan utama untuk mengantarkannya ke gereja pada hari utama untuk mengantarkannya ke gereja pada hari minggu pagi.

Apa yang di ceritakan oleh guru sekolah minggu selalu di ceritakannya kembali saat pulang ke rumah. suatu hari dia bercerita tentang surga pada saya. dia bilang di sana tidak ada lagi penyakit, dengan gaya lucu seorang anak berumur tiga tahun dia berkata, di sana kamu pasti bisa jalan.. Tapi harus mati dulu.. Mati? Seorang anak kecil yang polos memikirkan kematian untuk dapat terlepas semua penderitaannya.

Aku ingin mati saja agar bisa tinggal di surga dan bisa berjalan... MATI! Keinginan seorang anak yang tidak mengerti sama sekali tentang sebuah kehidupan,. yang aku tahu saat itu hanyalah aku ingin bermain, aku ingin bisa jalan, berlarian dengan bebas tanpa beban dan penderitaan. Namun hanyalah khayalan. Entah apakah aku punya masa depan?  Pertanyaan seorang yang tidak mengerti bagaimana berjalannya hidup ke depan dan siapa yang mendorongnya, aku tak tahu apapun kala itu. Namun dari cerita-cerita adik kecil ku itu aku sedikit tahu tentang Tuhan Yesus. Walaupun aku tak mengerti mengapa Tuhan yang katanya mampu melakukan keajaiban, tidak mengubah hidupku.

          *****   ****


Hidup belum juga selesai mempermaikan. Pencobaan belum juga berhenti dalam hidup papa dan mama. Di tengah mereka sedang merawatku, adikku juga harus mengalami sakit, entah mengapa adikku juga harus mengalami sakit, entah mengapa tidak cukup aku saja yang sakit. tapi juga adik-adikku. adikku Aya terkena TBC, namun untungnya setelah pengobatan selama emam bulan adikku sudah sembuh. belum lama setelah itu adikku Faisha terkena penyakit alergi yang cukup parah. badannya yang montok menjadi kurus kering. Semua harta yang mulai terkumpul sedikit hanya sesaat dan habis.


Rumah sakit waktu itu menjadi rumah ke dua untuk mama dan adikku.. Seingatku mama sampai harus tega menjual sepeda papa satu-satunya, agar adikku bisa di bawa ke rumah sakit. Hari sudah malam ketika seseorang mengambil sepeda itu. Entah berapa uang yang di berikan kepada mama saat itu. Hidup memang sulit namun mereka terus berjuang untuk meraih masa depan anak-anak mereka. Di tengah kesulitan itu semangat perjuangan orang tuaku semakin membara.
Kisah ini tentu saja masih belum usai. Dan akan Saya lanjutkan dalam bab berikutnya.


Namun pesan saya, masa depan kita sudah Tuhan sediakan, dan harapan kita tidak pernah hilang, namun apakah kita mendapatkannya atau tidak itu tergantung bagaimana pilihan kita sendiri, kita ingin mendapatkannya, mari teruslah berjuang dan mencintai setiap proses yang Tuhan sedang kerjakan dalam hidup kita. Proses itulah yang menjadikan kita pemenang dalam perjuangan hidup ini. 
Untuk Mendownload Versi E-book kamu bisa Download Disini
Kalau bingung, silahkan Japri Admin Melalui Link 
 
 

Kesaksian Hidup - My Precious Life (Bag 2 - Hidup itu adalah Perjuangan)

My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
Disadur dari Buku "My Precious Life" oleh Selvi Pritawati Sudarlin. 
Editor : Lamsihar Iruel

"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:14)

Kalau ada yang bertanya: "siapa yang mau lahir sebagai seorang yang cacat?" sudah jelas jawabannya "TIDAK"  semua orang ingin lahir dengan fisik yang sehat, semua ingin terlahir dengan hidup yang bahagia, berkecukupan dan tanpa ada air mata.


Namun hidup tidak bisa di atur orang sesuai dengan keinginannya sendiri.  Karena hidup milik Tuhan yang menciptakan manusia, Dialah yang berkuasa atas segala kehidupan.


Semua orang tentu saja mempunyai kisah hidup. Tapi ada banyak orang yang lari dari kehidupan karena kecewa dengan kisah hidup mereka yang tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Itu termasuk saya sendiri, yang pernah mengalami kekecewaan dalam hidup. Saya merasa bahwa hidup yang saya jalani tidak lebih dari kesedihan, penderitaan, kesakitan dan penolakan. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena hidup yang saya jalani jauh dari kata indah. Namun akhirnya saya mengerti bahwa rancangan Tuhan itu baik buat hidup saya, dalam semuanya ini Tuhan ingin bahwa kisah hidup saya menjadi penghiburan bagi
bahwa kisah hidup saya menjadi penghiburan bagi banyak orang yang sedang mengalami kekecewaan dalam hidup. Saya sendiri sungguh bersyukur untuk apa yang telah Tuhan kerjakan dan hidup saya.
Inilah kisah ku.


Selvi Pritawati Sudarlin
21 April 1990 aku terlahir ke dunia ini, aku adalah bayi perempuan yang cantik, sehat dan harta terindah yang di nantikan kedua orang tua ku yang kala itu telah kehilangan kedua anak mereka ketika mereka masih bayi. Melihat ku terlahir dengan sempurna merupakan penghiburan yang luar biasa buat mereka. Dan hanya kebahagiaan yang memenuhi hati mereka kala itu. Kisah kebahagiaan itu sebenarnya adalah awal dari kisah perjuangan hidup yang panjang dan melelahkan.. Bayi perempuan cantik ini pun mereka beri nama Selvy Pritawati Sudarlin. Nama seorang wanita yang mereka harapkan bisa menjadi wanita hebat dan tegar.
Aku lahir di desa belibi. Sebuah desa kecil di kalimantan tengah. Desa yang jauh dari kata modren. Tak ada rumah sakit dan fasilitas lainnya.


Saat itu papa sedang menantikan SK sebagai seorang
Saat itu papa sedang menantikan SK sebagai seorang guru SD, dan masih mencoba bekerja di sebuah perusahaan kayu milik korea waktu itu. Dan mama hanya ibu rumah tangga biasa. Namun impian mereka besar untuk hidup ini. Mereka ingin yang terbaik untuk hidup ini.
Namun, di tengah impian Indah itu, badai jahat datang dan meniup mimpi itu jauh-jauh.


Di usia 8 hari lahirku, ada yang aneh dengan keadaan ku. Dari pagi hari di atas bibirku membiru, lalu kemudian menyebar keseluruh tubuhku, aku pun di serang kejang-kejang. Kemudian menangis, mama berkisah, keadaan ku terus begitu. Hingga akhirnya tak lagi bernafas selama kurang lebih 1 hari 1 malam. Semua orang yang berada di sana saat itu setuju bahwa bayi perempuan cantik itu telah mati. 


Doa penyerahan pun mulai di ucapkan. Gong tanda kematian mulai dipukul agar seluruh warga desa tahu bahwa ada duka di desa mereka. Kesedihan datang lagi dalam hidup orang tuaku. Baru sekejap rasa bahagia mereka karena mendapat dan menimang si buah hati, mereka harus kembali berduka dan hancur hati karena kehilangan dan kehilangan lagi. Hidup rasanya benar-benar tidak adil bagi mereka. Di tengah duka itu mereka telah kehilangan harapan.

Air mata tak lagi mampu menggambarkan kesedihan itu hanya bisa pasrah. Karena dengan menangis pun tak dapat membuat bayi mereka kembali bernafas. Kakek ku sangat sedih, karena cucu perempuan pertamanya sudah tiada. Saat itu semua hanya dikuasai oleh kesedihan.


Namun ada sesuatu yang tidak terduga terjadi pada saat itu. Entah apakah pintu Surga itu masih tertutup untuk ku, entah apakah aku belum pantas menikmati Surga, entahlah...
Namun saat itu aku tiba-tiba saja menangis, dan hidup kembali. Dan mama langsung menyusui ku. Senyum pengharapan kembali hadir di bibir mama dan papa.


Ya, aku hidup kembali tapi dengan keadaan yang berbeda, aku yang tadinya adalah bayi montok yang cantik, berubah menjadi seperti bayi monyet. Badanku menyusut dan kurus. Sampai-sampai mama takut melihat keadaan ku yang seperti itu. Tak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi pada ku saat Itu. Karena di desa kecil yang terpencil seperti itu tak ada dokter spealis, atau pun rumah sakit hebat seperti di kota, yang ada hanyalah mantri atau perawat yang hanya menolong sebisanya saja. 


Bukan sengaja membiarkan keadaan ku seperti itu. Tapi apa yang bisa dibuat pada saat sulit seperti itu? Untuk bisa makan saja mama dan papa harus bantng tulang dan bekerja keras. 


Untuk beberapa waktu kondisi ku dibiarkan seperti itu, karena memang keadaan yang serba sulit saat itu.. Keadaan ku seperti mayat hidup, hanya bisa menangis, tubuh ku yang kaku membuat ku tidak bisa bergerak. Aku tak seperti bayi-bayi lainnya.


Berhari-hari mama dan papaku terus memantau keadaan ku, namun tak ada perubahan tanda perkembangan motorikku. Aku hanya bisa berbaring dengan tubuh ku yang kaku.
Berbulan-bulan terus begitu tak juga ada perkembangan seperti bayi berumur 4 atau 5 bulan pada umumnya yang sudah bisa memegang mainan. Namun tidak, tangan dan kakiku selalu dalam keadaan yang keras dan kaku. Yang aku bisa hanyalah menangis, menangis dan menangis.


Sebagai seorang ibu mama bertanya-tanya dengan hati yang hancur, "apa salahku? Kenapa ini terjadi pada ku?" saat itu mama benar-benar kecewa pada Tuhan, selama 1 tahun mama tidak mau ke gereja. Mama benar-benar menutup diri dari lingkungan sekitar. Karena beban itu dirasanya terlalu berat.


Tak hanya itu orang tuaku harus menerima pengucilan dari keluarga, seolah sendiri tak ada yang peduli. Entah mengapa saat itu orang tuaku di suruh untuk segera pindah dari rumah kakekku. Ada yang mengasut, tapi sampai hari ini aku masih tidak mengerti mengapa mereka bersikap demikian pada orang tuaku.  Hidup benar-benar tidak berpihak pada kami. Jangankan memberi bantuan materi ataupun sekedar memberi dorogan semangat.


Orang tuaku malah mendapatkan penghinaan dan direndahkan, serendah-rendahnya. Pernah suatu kali salah seorang dari mereka datang ke rumah kami, berkata sambil bertawa, "anakmu ini tidak waras,. Kalau aku jadi kamu, sudah aku buang ke sungai." dia tertawa dan pergi meninggalkan mamaku. Hati seorang ibu yang mana yang tahan dengan perkataan seperti itu? 

Saat itu papa dan mama pindah ke sebuah pondok kecil yang hanya berdinding kulit kayu, kalau zaman sekarang mungkin lebih cocok untuk kandang ayam. Sebuah pondok yang jauh dari kata layak untuk menjadi tempat tinggal. Namun di situlah papa dan mama merawatku. 


Tidak mudah hidup menjadi orang miskin, apalagi dengan keadaan anak yang sakit. Kadang mereka tidak punya beras untuk makan, tapi mereka tidak diam berpangku tangan,  papa mencari ke hutan, apa pun yang bisa di makan, rebung, singkong dan daunnya, untuk lauk papa mencarinya di sungai dengan memancing atau pun menjala,. Yang penting bisa untuk menyambung hidup hari ke sehari. Hidup kami benar-benar hanya karena anugerah Tuhan saja.
Aku yang masih bayipun mau tidak mau hanya makan singkong rebus saja. Tapi mama bercerita pada ku aku lahap sekali memakannya. 


Papaku seorang yang gigih berjuang mencari uang, apa pun pekerjaannya papaku lakukan. Semua itu untuk membawaku ke Pangkalan Bun untuk berobat. Termasuk menjadi tukang bangunan, membuat rumah orang, walau kadang dicurangi dengan dibayar tidak sesusai dengan perjanjian. Namun papa tidak menyerah, semua demi aku.


Papa selalu berharap agar SK nya cepat keluar dan cepat bekerja sehingga cepat mendapatkan dan cepat bekerja sehingga cepat mendapatkan gaji agar bisa membawa ku berobat ke RS di kota Pangkalan Bun. Namun saat itu nasib seolah di permainkan orang. Sering kali papa di suruh untuk memperbaharui berkasnya. Dan SK itu belum juga di keluarkan. Setelah  Lama sekali SK itu di keluarkan, akhirnya papa mendapatkannya juga, dan papa bekerja sebagai seorang guru SD di desa Bayat. Namun ternyata gaji guru kala itu sangat kecil, papa hanya mendapatkan gaji sebesar RP 60.000 saja setiap bulannya. Dan dengan uang yang seadanya itulah mama dan papa membawa ku kota Pangkalan Bun dengan harapan bahwa buah hati mereka bisa di sembuhkan. Ketika sampai di Pangkalan Bun, saat itu mereka tidak punya kendaraan, ingin naik ojek atau angkot pun uang mereka tidak cukup, belum lagi untuk makan dan minum selama berada di Pangkalan Bun, tentunya tidak sedikit. Untuk mencapai rumah sakit, mereka hanya berjalan kaki. Sambil bergantian menggendongku. Walau melelahkan mereka terus berjalan.


Dan akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit, kebetulan saat itu ada dokter ahli saraf  yang berasal dari Pakistan ( saya tidak tahu nama dokter itu) setelah menjalani pemeriksaan akhirnya aku pun di vonis terkena radang selaput otak. Otak sebelah kiri katanya rusak, dan saraf keseimbanganku tercepit, dan juga ada darah beku di otak ku, tidak hanya itu, dan juga ada darah beku di otak ku, tidak hanya itu, aku juga divonis akan mengalami kebutaan pada mata kananku di usia 10tahun . dokter itu menyarankan agar saya di terapi.


Dan entahlah, dengan keadaan ekonomi orang tuaku saat itu rasanya sangat sulit dan mustahil. Biaya obat ku saja sudah RP . 250.000 per bulannya, belum lagi kalau harus di terapi, mereka juga harus mengeluarkan uang untuk membeli keperluan hidup sehari-hari, dengan gaji papa yang hanya 60 ribu. Namun orang tua ku bukan orang yang mudah menyerah. Ketika di terapi, mereka sengaja melihat bagaimana cara terapi untuk ku, dan mereka mempelajarinya lalu mempraktekannya di rumah. Dan aku pun hanya 1 atau 2 kali saja di terapi di rumah sakit, selanjutnya mama dan papa ku yang melakukannya.

Setiap hari sebelum berangkat mengajar terlebih dahulu papa menterapiku. Supaya tangan, kaki, dan tubuh ku bisa bergerak seperti anak-anak yang lain. Hanya itu impian mereka supaya putri kecilnya bisa sembuh, sehingga bisa bermain seperti anakanak yang lain yang tidak harus merasakan sakitnya penderitaan. Di tengah kesendirian dan pengucilan, serta kesulitan hidup, mereka terus merawatku, mengobati ku dengan terus bekerja keras, entah itu menjadi tukang yang membantu menyelesaikan rumah orang, atau pun menjual apa pun yang mereka punya. Karena bagi mereka putri kecil mereka adalah punya. Karena bagi mereka putri kecil mereka adalah harta yang sangat berharga dan mereka tidak mau kehilangannya. 


Orang tidak memperhitungkan kami, mama kadang pergi ke rumah orang penjual ikan atau daging, namun mereka menolak dan berkata "ikannya sudah habis" tapi kemudian datang orang lain lagi ingin membeli ikan mereka, ternyata mereka masih  mempunyai banyak ikan. Mereka takut mama tidak bisa bayar ikan itu, padahal mama membawa uang yang cukup, tapi mereka pikir mama tidak punya uangnya.
Di tengah kesulitan hidup memang pernah berpikir untuk mencari pertolongan, tapi pada siapa?  Kakek dan nenekku, ke dua orang tua dari papa dan mama juga mengalami kesulitan hidup. Di tambah lagi kakek (papa dari mama) sakit keras, dan perlu pengobatan, kakek ku terkena strok dan lumpuh separo tubuhnya. namun tidak lama kakek menderita sakit. Tuhan berkehendak lain, kakek harus pergi pulang ke rumah Bapa di surga. Waktu itu umurku baru tujuh bulan. Hati mama bertambah hancur saat itu. Karena harus kehilangan seorang ayah secepat itu. Seorang ayah yang selalu membelanya kini telah tiada. Di saat mama sangat membutuhkan kekuatan dan dukungan darinya agar mampu menghadapi semua kesulitan itu,
darinya agar mampu menghadapi semua kesulitan itu, kakek tiada lagi.


Tak ada lagi tempat bagi mama untuk mengadu sekedar mengurangi beban hidup yang berat dalam batin.
Hidup kami bagaikan tidak pernah ada. Sepertinya tidak ada lagi kasih untuk kami. Yang ada hanyalah penghinaan. Banyak ibu melarang anaknya agar tidak dekat-dekat dengan ku karena takut ketularan penyakitku. Ada juga yang tanpa perasaan berkata "anak hundin ne balang be..." (anak kalian ini gila ya) namun mama tidak peduli dengan perkataan orang lain dan terus berjuang merawatku. Saat itu mama melatih ku duduk. Dengan memakai peralatan rumah tangga yang sederhana. Mama memakai baskom, dan juga bantal-bantal untuk penyangga badanku. Leher ku tidak bisa tegak, karena sangat lemah. Keadaan seperti ini juga berlangsung lama, namun aku tetap di latih untuk bisa duduk sendiri. Walau pun setiap hari ada saja orang yang mengejek. Aku di katakan seperti ayam yang sedang bertelur. Namun bagi mama keadaan ku harus lebih baik. Setidaknya aku bisa mandiri, dan mengurangi penderitaan ku.


Hidup dalam kesedihan seperti sudah biasa kami lewati bersama, tapi semua itu tidak pernah melemahkan mama dan papa. Walau usia mereka masih muda saat itu, walau mereka hanya tahu sedikit tentang Tuhan, dan Walau mereka ditinggalkan tentang Tuhan, dan Walau mereka ditinggalkan sendirian namun impian mereka untuk mendapat hidup yang lebih baik terus mereka perjuangkan. 


Ku renungkan hidup ini hanya karena anugerah Tuhan saja. TanpaNya tidak mungkin kami sanggup menjalani kehidupan yang penuh perjuangan ini.


Aku bisa seperti sekarang ini, karena Tuhan yang menyertai perjuangan orang tuaku dalam merawatku.
Perjuangan papa dan mamaku dalam merawatku tidak bisa ku bayar dengan materi seberapa pun itu. Semua sangat mahal dan tidak mungkin lunas. 


Namun semua mereka anggap lunas, dengan kesehatanku, semangat hidupku, dan senyumanku dalam aku menjalani hidupku setiap hari. Semua itu sangat berharga bagi mereka dan mereka akan terus memperjuangkan semua itu sampai nafas terakhir berhembus.


Sampai kapan pun aku ini tidak akan bisa membalasnya.
Tak ada lagi cara untuk menghargai perjuangan orang tuaku, selain dengan semangat dan senyumanku
tuaku, selain dengan semangat dan senyumanku disetiap hari-hariku. Sampai Tuhan memanggilku. Karena semua itu adalah kekuatan hidup bagi mereka.  


Menuliskan ini sebenarnya membuat ku tidak bisa menahan air mata yang jatuh. Namun inilah hidup ku, dan aku ingin terus melanjutkan menulisnya karena aku ingin berbagi semangat hidup ku. Agar semua yang membaca kisah hidup ku bisa menerima hidup mereka dengan ucapan syukur, dan tidak mudah menyerah dalam memperjuangkannya, seberat apa pun tantangan itu. 


Percayalah Tuhan menjadikan hidup kita dahsyat dan ajaib, dan kau akan bangga ketika menyadarinya. Karena Tuhan selalu baik bagi kita.


Untuk Mendownload Versi E-book kamu bisa Download Disini
Kalau bingung, silahkan Japri Admin Melalui LinkWA Disini  
 

Kesaksian Hidup - My Precious Life (Bag 1 - Hidup Karena Anugerah)

APAKAH ENGKAU MENGASIHIKU ?
Yesus Mengasihi
Kata Yesus kepadanya untuk ketika kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes 21:17a)

Kita diselamatkan oleh darah dan pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib, dan kita memperolehnya secara gratis alias tanpa bayaran sepeserpun. Ya, semuanya adalah Kasih Karunia Tuhan Yesus bagi kita. Kasih Karunia yang terbesar yang tidak akan ditemukan pada siapapun. Semuanya Yesus lakukan karena Ia mencintai kita, karena Ia tidak mau kehilangan kita yang adalah ciptaanNya dan yang telah Ia hembuskan nafas hidupNya ke dalam kita. Di dalam setiap kita ada bagian diriNya, entah engkau sadar atau tidak.

Namun manusia sering kali tidak menghargai dan menyayangi apapun yang diperolehnya dengan gratis. Memang sepertinya lebih bangga kalau kita dapatkan dengan cara yang kita usahakan sendiri, dan kita lebih menghargainya. Demikian pula dengan keselamatan yang di karuniakan oleh Tuhan Yesus, kebanyakan dari kita menyia-nyiakannya dan tidak menghargainya dengan menjalani hidup semaunya saja. Andai Anda ada diposisi Yesus, apakah Anda tidak sedih melihat pengorbanan Anda tidak dihargai sedikitpun? Karena mereka mendapatkannya dari Anda dengan gratis.

Hidup dalam Kasih Karunia Tuhan, bukan hidup tanpa melakukan kehendakNya, bukan berarti kita tidak berdoa, tidak beribadah, tidak bersekutu dengan Tuhan. Justru kita akan lebih giat lagi melakukan semua itu, sebagai tanda bahwa kita merindukan dan mengasihiNya! Malah dengan melakukan semua itu iman kita terhadapNya akan semakin diperkuat dan hubungan kita dengan Dia akan makin akrab, sebagaimana seharusnya hubungan antara Bapa dan anak.

Kita melakukan firmanNya bukan karena kekang, atau seperti burung yang terkurung di dalam sangkar. Namun karena kita menyadari akan kasihNya yang besar pada kita, karena kita menyadari bahwa hidup kita bukan milik kita lagi melainkan telah ditebus, hidup kita telah dibeliNya, bukan hanya untuk dijadikan sebagai anakNya, tetapi sepaya Dia berkuasa atas kita untuk melakukan kehendakNya dan menggenapi rencanaNya yang luar biasa indah.

Hal itu hanya akan terjadi jika kita menyadari anugerahNya. Jika kita menyadari betapa besar kasihNya, tentu hati kita memiliki kerinduan untuk selalu melakukan kehendakNya.
Namun, benarkah kita mengasihi Tuhan?

Sebagai bukti kasih, anakpun rela jadi hamba, dan mengabdikan hidupnya untuk melakukan yang di inginkan ayahnya.

Hidup kita ini adalah milik Tuhan, bukan untuk menjadi hak milik kita, melainkan untuk digunakan olehNya.

Syalom,.
Tuhan Yesus memberkati...

APAKAH ENGKAU MENGASIHIKU ?

Anda pernah lihat Misa Natal dan Paskah yang dipimpin Paus di Basilika Santo Petrus di televisi?? Bagi anda yang pernah kesana, wow anda sangat beruntung. Bagi kita yang belum sempat kesana, yuk kita lihat sisi-sisi dari bangunan Basilika Santo Petrus ini beserta sejarah dan tradisinya. Posting ini hasil kumpulan dari beberapa artikel di internet. 

Basilika Santo Petrus
Basilika Santo Petrus
Basilika Santo Petrus (dalam bahasa ItaliaSan Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh kota Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun (meliputi area 23.000 m² dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam Kekristenan. Konstruksi pembangunan basilika ini dimulai pada tahun 1506 dan selesai pada tahun 1626. 
Basilika Santo Petrus tampak depan
Basilika Santo Petrus tampak depan
Basilika Santo Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, pada tahun 326 di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian bangunan ini mulai runtuh perlahan-lahan, dan oleh karena itu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru. Tetapi pembangunannya baru dimulai pada tahun 1506 pada masa jabatan Paus Julius II. Pembangunan basilika ini memakan waktu 120 tahun. Michelangelo diminta sumbangan karyanya dengan pieta-nya yang sangat terkenal itu. Waktu itu ia telah berusia 72 tahun. Basilika ini merupakan basilika terbesar di dunia dengan panjang 193 meter dan tinggi 132 meter. Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesusdan dianggap sebagai Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan St Petrus di bawah altar utama. Paus lainnya juga dikubur di basilika ini.

Lapangan Basilika Santo Petrus dirancang oleh Bernini dan dibangun antara tahun 1656 dan tahun 1667. Ada dua air mancur indah di alun-alun, selatan / kiri yang dibangun oleh Carlo Maderno (1613) dan yang utara / kanan oleh Bernini (1675). 

Gambar bagian tengah yang menjulang adalah Obelisk
Gambar bagian tengah yang menjulang adalah Obelisk
Di tengah alun-alun ada obelisk setinggi 25,5 meter, yang berasal dari abad ke-13 SM dari Mesir dan dibawa ke Roma pada abad ke-1 untuk didirikan di Circus Nero. Diyakini, tempat dimana obelisk tersebut berdiri adalah tempat santo petrus disalib terbalik.

Kubah bagian dalam
Kubah bagian dalam

Kubah megah ini diselesaikan pada tahun 1590, 26 tahun setelah Michelangelo wafat.
Patung orang suci
Patung orang suci
Di atas barisan tiang ada 140 patung orang suci, dibuat oleh sejumlah pematung antara tahun 1662 dan tahun 1703. Di sebelah kanan pintu gerbang selatan barisan tiang adalah St Makrina, nenek dari ayah Kapadokia, diikuti oleh beberapa pendiri ordo religius: St Dominikus, Santo Fransiskus, St Bernard, St Benediktus, dan St Ignatius dari Loyola. Fasad dibagian depan ada 13 patung. Dari kiri, patung-patung tersebut adalah patung: Tadeus, Matius, Filipus, Tomas, Yakobus anak Zebedeus, Yohanes Pembaptis, Kristus Penebus (di tengah), Andreas, Yohanes Penginjil, Yakobus, Bartolomeus Muda, Simon dan Matius. Sedangkan Patung Santo Petrus ada di tempat yang berbeda. 

Patung Santo Petrus memegang kunci (surga).
Patung Santo Petrus memegang kunci (surga).
Dekat tangga ke basilika di depan alun-alun adalah patung kolosal Santo Petrus dan Paulus, orang suci pelindung dari Roma. Patung Santo Petrus dipahat oleh Giuseppe De Fabris di tahun 1838-1840 dan berdiri di ketinggian 5.55 m. Patung Santo Paulus dipahat pada tahun 1838 oleh Adamo Tadolini, dan juga 5.55 m tingginya.

Seperangkat lonceng tergantung di menara lonceng. Di operasikan secara elektronik, lonceng-lonceng itu berbunyi setiap seperempat jam. Lonceng tunggal berbunyi ketika seorang Paus wafat.
2 buah jam tangan
2 buah jam tangan
2 buah jam yang diapit malaikat menghiasi 2 sudut di bagian depan Basilika.
 Pintu Kudus

Pintu utara adalah Pintu Kudus, diperunggu oleh Vico Consorti (1950), yang berdasarkan tradisi hanya dibuka untuk perayaan besar seperti tahun Yobel. Di atasnya adalah prasasti. Bagian atas berbunyi PAVLVS V PONT MAX Anno XIII, yang tepat di atas pintu berbunyi GREGORIVS XIII PONT MAX. Di antaranya ada lembaran putih memperingati bukaan pintu terbaru. Paus Yohanes Paulus II membuka pintu suci dalam tahun Yobel pada tahun 1983-84 dan 2000-01.

 Pintu tengah (Pintu Filarete)
 Pintu di tengah dibuat oleh Antonio Averulino (1455), dan dipelihara sejak dari masa basilika tua. Pintu ini terlalu kecil untuk ruang baru, sehingga panel ditambahkan di bagian atas dan bawah. Dikenal sebagai Pintu Filarete, ia memiliki enam panel yang menggambarkan: Yesus dan Maria bertahta; Santo Paulus dengan pedang, St Petrus memberikan kunci ke Eugene Paus berlutut IV; St Paul dihukum oleh Nero; kemartiran Santo Paulus; kemartiran Santo Petrus di Bukit Vatikan.

 Kisi-kisi perunggu

Jendela ini di bangun pada akhir abad ke-18 oleh arsitek Carlo Marchionni (1702-1786) mempunyai kisi-kisi besi indah yang melindungi kaca.
 Navis

Bagian tengah Gereja atau Navis, panjangnya 186 m dan tinggi 44 m.

Di kejauhan terlihat Altar Transfigurasi, yang di belakangnya ada salinan mosaic dari lukisan terakhir seniman besar, Raphael. Arsitekur lorong ini merangkul banyak perbendaharaan Romawi dan Yunani klasik

Baldacchino, kanopi altar besar yang menaungi altar Paus dan makam Santo Petrus dibangun selama 9 tahun dan selesai pada tahun 1633. Hampir seluruh dari 90 ton perunggunya berasal dari serambi tiang Pantheon Roma.
Altar ini selesai pada tahun 1666, altar tersebut berisi relikui sebuah kursi yang digunakan Santo Petrus untuk berkhotbah, kursi ini menjadi symbol otoritas mengajar Paus.
 Patung Pieta dilorong sebelah kanan

Di lorong kanan, mata pertama langsung tertuju pada patung Pieta indah karya Michelangelo, yang terletak di sebelah kanan pintu masuk. Patung ini menggambarkan Perawan Maria menggendong Yesus yang sudah wafat di pangkuannya setelah penyaliban. Setelah dirusak dengan kapak pada tahun 1972, patung itu ditempatkan di balik kaca pelindung. Patung "Pieta" ini dibuat Michelangelo pada usia 24 tahunan. 

Ruang bawah tanah 

Ruang bawah tanah di bawah gereja ini juga patut dikunjungi. Ruang ini berisi fragmen arsitektur dari gereja-gereja sebelumnya dan makam para Paus, termasuk makam sederhana dari Yohanes Paulus II.

 Makam Paus Yohanes Paulus II

Tetapi fokus dari para peziarah dan turis adalah makam Paus pertama: St Petrus. Makam ini adalah  peninggalan berharga telah menjadi tujuan jutaan peziarah sejak abad-abad awal kekristenan. makam ini telah dihiasi dengan karya karya michelangelo. Sebuah dinding kaca pada akhir ruang bawah tanah ini memberikan pandangan melalui relik di bawah altar, yang sepertinya adalah tulang (asli) Santo Petrus. Sebuah kapel membentang di belakang kuil ke dalam ruang bawah tanah.
Makam Santo Petrus

Makam Santo Petrus ini terletak tepat dibawahnya altar Basilika.

Pasukan Keamanan 

Garda Swiss
Garda swiss biasanya bertugas di jalan-jalan masuk bagian luar. Mereka adalah prajurit pengawal setia yang digunakan untuk melindungi Paus. Tugas utama Garda Swiss yang memiliki motto “Acriter et Fideliter” (Keberanian dan Loyalitas) adalah menjaga pribadi Paus Roma dan Istana Vatikan. Pengawal Pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia itu, mengalami persyaratan yang panjang dan melelahkan.

Anggota baru Garda Swiss sedang disumpah, hormat tiga jari melambangkan trinitas.
Para tentara Garda Swiss ini haruslah pria beragama Katolik, belum menikah, memiliki kewarganegaraan Swiss, telah menyelesaikan pendidikan dasar militer dari Angkatan Bersenjata Swiss, dan dapat memperoleh sertifikat kelakuan baik. Para calon pasukan ini haruslah minimal memiliki ijasah diploma profesional atau lulus SMA, berusia antara 19 hingga 30 tahun, dan memiliki tinggi badan minimal 174 cm.

Semua calon yang memiliki kualifikasi tersebut harus mendaftarkan diri untuk bisa dipilih menjadi anggota pasukan elit tersebut. Bila dipilih, anggota-anggota baru disumpah di setiap tanggal 6 Mei di Lapangan San Damaso (Bahasa Italia: Cortile di San Damaso) di Vatikan. Tanggal 6 Mei adalah hari peringatan peristiwa Jatuhnya Roma Tahun 1527. Pastor dari Garda Swiss akan membaca sumpah dengan lantang dalam bahasa para pasukan tersebut (mayoritas berbahasa Jerman, beberapa berbahasa Perancis, sedikit berbahasa Italia):
(dalam Bahasa Jerman)
"Ich schwöre, treu, redlich und ehrenhaft zu dienen dem regierenden Papst [nama] und seinen rechtmäßigen Nachfolgern, und mich mit ganzer Kraft für sie einzusetzen, bereit, wenn es erheischt sein sollte, selbst mein Leben für sie hinzugeben. Ich übernehme dieselbe Verpflichtung gegenüber dem Heiligen Kollegium der Kardinäle während der Sedisvakanz des Apostolischen Stuhls. Ich verspreche überdies dem Herrn Kommandanten und meinen übrigen Vorgesetzten Achtung, Treue und Gehorsam. Ich schwöre, alles das zu beobachten, was die Ehre meines Standes von mir verlangt."

(translasi Bahasa Indonesia)

"Saya bersumpah untuk melayani Paus yang berkuasa [nama Paus] dan para penerusnya yang resmi dengan sepenuh hati, penuh kejujuran dan penuh kehormatan, dan untuk mendedikasikan diri saya kepada mereka dengan semua kekuatan saya, siap untuk mengorbankan bahkan nyawa saya sekalipun setiap saat bila perlu untuk mereka. Dengan demikian saya mengajukan janji ini pada para anggota Dewan Kardinal yang suci dalam periode Sede vacante di Kepengurusan Murid-murid Tuhan. Kemudian daripada itu, saya berikrar untuk menghormati, setia dan taat pada Komandan dan para perwira lainnya. Saya bersumpah untuk mentaati semua persyaratan yang dibuat untuk kewibawaan posisi saya." ”
Ketika namanya dipanggil, tiap anggota Garda Swiss yang baru mendekatkan diri pada bendera Garda Swiss dan memegang kain bendera dengan tangan kirinya. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya diacungkan sebagai seimbol dari Trinitas, dan mengucapkan:
(dalam Bahasa Jerman)

“ "Ich, [Name des Rekruten], schwöre, alles das, was mir soeben vorgelesen wurde, gewissenhaft und treu zu halten, so wahr mir Gott und seine Heiligen helfen." ”
(translasi bebas Bahasa Indonesia)

“ "Saya, (menyebutkan nama), bersumpah untuk dengan segenap hati dan konsisten mematuhi semua hal yang baru saja dibacakan pada saya, dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Para Santo/Santa menjadi saksinya." ”
Masa tugas anggota Garda Swiss Sri Paus adalah antara 2 hingga 25 tahun.
Sebagai bagian dari ritual, mereka yang baru direkrut berbaris dan mengangkat tiga jari sesuai tradisi sumpah korps. Mengangkat tiga jari melambangkan Trinitas.



Sumber:
www.wikipedia.org
Tour Basilika Santo Petrus - Keajaiban Misi Rosario 

Mengenal Sisi - Sisi Basilika Santo Petrus

Setiap Langkah adalah Anugerah
Setiap Langkah adalah Anugerah
Seorang professor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana, ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi. Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.

Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu ? tanya sang professor.
Melakukan apa ? tanya Ralph.
Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu ? desak sang professor.
Oh, kata Ralph, selama perang .....
Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal.

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam . Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah. katanya ........
Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya.

Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.
Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.
Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan BERSYUKURLAH SETIAP SAAT

Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini.
Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri..

Renungan - Setiap Langkah Adalah Anugerah

Berdoa
Berdoa
Buah dari doa adalah kedalaman iman. Buah dari iman adalah cinta. Dan buah dari cinta adalah pelayanan, namun agar dapat berdoa kita membutuhkan keheningan hati. Sedangkan jiwa memerlukan waktu untuk beranjak dan berdoa untuk menggunakan mulut, untuk menggunakan mata, serta menggunakan seluruh tubuh. Dan bila kita tidak memiliki keheningan itu, maka kita tidak tahu bagaimana harus berdoa.

JARI JEMPOL
Jari ini adalah jari yang paling dekat dengan anda, ketika anda sedang melipat tangan dan berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dengan anda. Sebutkan nama-nama mereka yang anda kenal dengan baik. bagi CS. Lewis, mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah "A SWEET DUTY".

JARI TELUNJUK
Jari berikut adalah si telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. ini termasuk hamba-hamba Tuhan, dosen, dokter dan para pendidik lainnya. mereka butuh dukungan dan hikmat agar dapat menunjukan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa mereka. Doakanlah mereka selalu.

JARI TENGAH
Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. mereka sangat butuh bantuan dari-Nya.

JARI MANIS
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. nah, guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. oleh karena itu, mari kita doakan bagi saudara-saudara kita yang lemah, yang sedang terkena musibah dan lain-lain. kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat . mereka sangat butuh bantuan dan doa dari anda.

JARI KELINGKING
Jari terakhir ini paling kecil di antara jari -jari manusia. Inilah yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri agar memiliki buah Roh dan meneladani kehidupan YESUS KRISTUS, Tuhan kita.

"SAAT ANDA BERDOA KELIMA KELOMPOK DI ATAS, ANDA HARUS MENARUH KEBUTUHAN PRIBADI ANDA DALAM PERSPEKTIF YANG TEPAT AGAR ANDA BISA MENDOAKAN DIRI ANDA SENDIRI DENGAN LEBIH EFEKTIF LAGI"

Perlu kamu ketahui - Lima jari ini punya Arti sendiri dalam Berdoa lo

KasihNya lebih dari Hidup
KasihNya lebih dari Hidup
Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
" Mazmur 63:4"

Shalom Saudaraku,
Adakah seorang ibu yang melahirkan anaknya, hanya untuk dikorbankan?
Malahan sebaliknya , orang tua, berkorban, agar anaknya berbahagia,
Dijagai, dipelihara dan disayangi dari bayi sampai dewasa.
Betul atau tidak???

Maukah kita mengampuni orang- orang yang sudah pernah menyakiti kita?
Mungkin ada banyak orang yang tidak tulus mau mengampuni dan mau berkorban buat orang lain, bahkan kalau bisa didoakan agar mereka dapat balasan yang setimpal...

Berbeda dengan TUHAN Yesus...
IA dilahirkan dengan satu tujuan, yaitu untuk berkorban buat manusia.
Tepatnya menebus dosa manusia.
Saat Yesus menginjak dewasa, IA harus mengalami hal- hal yang tak nyaman, IA harus mencurahkan darah-Nya, dengan tulus IA mau berkorban dan mau mengampuni orang yang telah menyiksa dirinya.


" Lukas 23: 34a"
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

TUHAN Yesus mengasihi manusia melebih dari hidupNya sendiri.
IA tak menyayangkan nyawa-Nya sendiri, hanya buat kita.

^ RENUNGKANLAH...

*ADAKAH BAPA LAIN YANG SANGGUP SEPERTI BAPAK KITA TUHAN YESUS?

* ADAKAH BAPA YANG MAU KORBANKAN HIDUP DAN NYAWANYA SENDIRI
BUAT ORANG LAIN?

* AKU BERSYUKUR KARENA MEMILIKI BAPA SEPERTI TUHAN YESUS. 


Salam Kasih Kristus

Renungan - Kasih-Nya lebih dari Hidup

Berlangganan Sekarang