Dikasihi.id

Halaman

My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
My Precious Life - Selvi Pritawati Sudarlin
Disadur dari Buku "My Precious Life" oleh Selvi Pritawati Sudarlin. 
Editor : Lamsihar Iruel

"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:14)

Kalau ada yang bertanya: "siapa yang mau lahir sebagai seorang yang cacat?" sudah jelas jawabannya "TIDAK"  semua orang ingin lahir dengan fisik yang sehat, semua ingin terlahir dengan hidup yang bahagia, berkecukupan dan tanpa ada air mata.


Namun hidup tidak bisa di atur orang sesuai dengan keinginannya sendiri.  Karena hidup milik Tuhan yang menciptakan manusia, Dialah yang berkuasa atas segala kehidupan.


Semua orang tentu saja mempunyai kisah hidup. Tapi ada banyak orang yang lari dari kehidupan karena kecewa dengan kisah hidup mereka yang tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Itu termasuk saya sendiri, yang pernah mengalami kekecewaan dalam hidup. Saya merasa bahwa hidup yang saya jalani tidak lebih dari kesedihan, penderitaan, kesakitan dan penolakan. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena hidup yang saya jalani jauh dari kata indah. Namun akhirnya saya mengerti bahwa rancangan Tuhan itu baik buat hidup saya, dalam semuanya ini Tuhan ingin bahwa kisah hidup saya menjadi penghiburan bagi
bahwa kisah hidup saya menjadi penghiburan bagi banyak orang yang sedang mengalami kekecewaan dalam hidup. Saya sendiri sungguh bersyukur untuk apa yang telah Tuhan kerjakan dan hidup saya.
Inilah kisah ku.


Selvi Pritawati Sudarlin
21 April 1990 aku terlahir ke dunia ini, aku adalah bayi perempuan yang cantik, sehat dan harta terindah yang di nantikan kedua orang tua ku yang kala itu telah kehilangan kedua anak mereka ketika mereka masih bayi. Melihat ku terlahir dengan sempurna merupakan penghiburan yang luar biasa buat mereka. Dan hanya kebahagiaan yang memenuhi hati mereka kala itu. Kisah kebahagiaan itu sebenarnya adalah awal dari kisah perjuangan hidup yang panjang dan melelahkan.. Bayi perempuan cantik ini pun mereka beri nama Selvy Pritawati Sudarlin. Nama seorang wanita yang mereka harapkan bisa menjadi wanita hebat dan tegar.
Aku lahir di desa belibi. Sebuah desa kecil di kalimantan tengah. Desa yang jauh dari kata modren. Tak ada rumah sakit dan fasilitas lainnya.


Saat itu papa sedang menantikan SK sebagai seorang
Saat itu papa sedang menantikan SK sebagai seorang guru SD, dan masih mencoba bekerja di sebuah perusahaan kayu milik korea waktu itu. Dan mama hanya ibu rumah tangga biasa. Namun impian mereka besar untuk hidup ini. Mereka ingin yang terbaik untuk hidup ini.
Namun, di tengah impian Indah itu, badai jahat datang dan meniup mimpi itu jauh-jauh.


Di usia 8 hari lahirku, ada yang aneh dengan keadaan ku. Dari pagi hari di atas bibirku membiru, lalu kemudian menyebar keseluruh tubuhku, aku pun di serang kejang-kejang. Kemudian menangis, mama berkisah, keadaan ku terus begitu. Hingga akhirnya tak lagi bernafas selama kurang lebih 1 hari 1 malam. Semua orang yang berada di sana saat itu setuju bahwa bayi perempuan cantik itu telah mati. 


Doa penyerahan pun mulai di ucapkan. Gong tanda kematian mulai dipukul agar seluruh warga desa tahu bahwa ada duka di desa mereka. Kesedihan datang lagi dalam hidup orang tuaku. Baru sekejap rasa bahagia mereka karena mendapat dan menimang si buah hati, mereka harus kembali berduka dan hancur hati karena kehilangan dan kehilangan lagi. Hidup rasanya benar-benar tidak adil bagi mereka. Di tengah duka itu mereka telah kehilangan harapan.

Air mata tak lagi mampu menggambarkan kesedihan itu hanya bisa pasrah. Karena dengan menangis pun tak dapat membuat bayi mereka kembali bernafas. Kakek ku sangat sedih, karena cucu perempuan pertamanya sudah tiada. Saat itu semua hanya dikuasai oleh kesedihan.


Namun ada sesuatu yang tidak terduga terjadi pada saat itu. Entah apakah pintu Surga itu masih tertutup untuk ku, entah apakah aku belum pantas menikmati Surga, entahlah...
Namun saat itu aku tiba-tiba saja menangis, dan hidup kembali. Dan mama langsung menyusui ku. Senyum pengharapan kembali hadir di bibir mama dan papa.


Ya, aku hidup kembali tapi dengan keadaan yang berbeda, aku yang tadinya adalah bayi montok yang cantik, berubah menjadi seperti bayi monyet. Badanku menyusut dan kurus. Sampai-sampai mama takut melihat keadaan ku yang seperti itu. Tak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi pada ku saat Itu. Karena di desa kecil yang terpencil seperti itu tak ada dokter spealis, atau pun rumah sakit hebat seperti di kota, yang ada hanyalah mantri atau perawat yang hanya menolong sebisanya saja. 


Bukan sengaja membiarkan keadaan ku seperti itu. Tapi apa yang bisa dibuat pada saat sulit seperti itu? Untuk bisa makan saja mama dan papa harus bantng tulang dan bekerja keras. 


Untuk beberapa waktu kondisi ku dibiarkan seperti itu, karena memang keadaan yang serba sulit saat itu.. Keadaan ku seperti mayat hidup, hanya bisa menangis, tubuh ku yang kaku membuat ku tidak bisa bergerak. Aku tak seperti bayi-bayi lainnya.


Berhari-hari mama dan papaku terus memantau keadaan ku, namun tak ada perubahan tanda perkembangan motorikku. Aku hanya bisa berbaring dengan tubuh ku yang kaku.
Berbulan-bulan terus begitu tak juga ada perkembangan seperti bayi berumur 4 atau 5 bulan pada umumnya yang sudah bisa memegang mainan. Namun tidak, tangan dan kakiku selalu dalam keadaan yang keras dan kaku. Yang aku bisa hanyalah menangis, menangis dan menangis.


Sebagai seorang ibu mama bertanya-tanya dengan hati yang hancur, "apa salahku? Kenapa ini terjadi pada ku?" saat itu mama benar-benar kecewa pada Tuhan, selama 1 tahun mama tidak mau ke gereja. Mama benar-benar menutup diri dari lingkungan sekitar. Karena beban itu dirasanya terlalu berat.


Tak hanya itu orang tuaku harus menerima pengucilan dari keluarga, seolah sendiri tak ada yang peduli. Entah mengapa saat itu orang tuaku di suruh untuk segera pindah dari rumah kakekku. Ada yang mengasut, tapi sampai hari ini aku masih tidak mengerti mengapa mereka bersikap demikian pada orang tuaku.  Hidup benar-benar tidak berpihak pada kami. Jangankan memberi bantuan materi ataupun sekedar memberi dorogan semangat.


Orang tuaku malah mendapatkan penghinaan dan direndahkan, serendah-rendahnya. Pernah suatu kali salah seorang dari mereka datang ke rumah kami, berkata sambil bertawa, "anakmu ini tidak waras,. Kalau aku jadi kamu, sudah aku buang ke sungai." dia tertawa dan pergi meninggalkan mamaku. Hati seorang ibu yang mana yang tahan dengan perkataan seperti itu? 

Saat itu papa dan mama pindah ke sebuah pondok kecil yang hanya berdinding kulit kayu, kalau zaman sekarang mungkin lebih cocok untuk kandang ayam. Sebuah pondok yang jauh dari kata layak untuk menjadi tempat tinggal. Namun di situlah papa dan mama merawatku. 


Tidak mudah hidup menjadi orang miskin, apalagi dengan keadaan anak yang sakit. Kadang mereka tidak punya beras untuk makan, tapi mereka tidak diam berpangku tangan,  papa mencari ke hutan, apa pun yang bisa di makan, rebung, singkong dan daunnya, untuk lauk papa mencarinya di sungai dengan memancing atau pun menjala,. Yang penting bisa untuk menyambung hidup hari ke sehari. Hidup kami benar-benar hanya karena anugerah Tuhan saja.
Aku yang masih bayipun mau tidak mau hanya makan singkong rebus saja. Tapi mama bercerita pada ku aku lahap sekali memakannya. 


Papaku seorang yang gigih berjuang mencari uang, apa pun pekerjaannya papaku lakukan. Semua itu untuk membawaku ke Pangkalan Bun untuk berobat. Termasuk menjadi tukang bangunan, membuat rumah orang, walau kadang dicurangi dengan dibayar tidak sesusai dengan perjanjian. Namun papa tidak menyerah, semua demi aku.


Papa selalu berharap agar SK nya cepat keluar dan cepat bekerja sehingga cepat mendapatkan dan cepat bekerja sehingga cepat mendapatkan gaji agar bisa membawa ku berobat ke RS di kota Pangkalan Bun. Namun saat itu nasib seolah di permainkan orang. Sering kali papa di suruh untuk memperbaharui berkasnya. Dan SK itu belum juga di keluarkan. Setelah  Lama sekali SK itu di keluarkan, akhirnya papa mendapatkannya juga, dan papa bekerja sebagai seorang guru SD di desa Bayat. Namun ternyata gaji guru kala itu sangat kecil, papa hanya mendapatkan gaji sebesar RP 60.000 saja setiap bulannya. Dan dengan uang yang seadanya itulah mama dan papa membawa ku kota Pangkalan Bun dengan harapan bahwa buah hati mereka bisa di sembuhkan. Ketika sampai di Pangkalan Bun, saat itu mereka tidak punya kendaraan, ingin naik ojek atau angkot pun uang mereka tidak cukup, belum lagi untuk makan dan minum selama berada di Pangkalan Bun, tentunya tidak sedikit. Untuk mencapai rumah sakit, mereka hanya berjalan kaki. Sambil bergantian menggendongku. Walau melelahkan mereka terus berjalan.


Dan akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit, kebetulan saat itu ada dokter ahli saraf  yang berasal dari Pakistan ( saya tidak tahu nama dokter itu) setelah menjalani pemeriksaan akhirnya aku pun di vonis terkena radang selaput otak. Otak sebelah kiri katanya rusak, dan saraf keseimbanganku tercepit, dan juga ada darah beku di otak ku, tidak hanya itu, dan juga ada darah beku di otak ku, tidak hanya itu, aku juga divonis akan mengalami kebutaan pada mata kananku di usia 10tahun . dokter itu menyarankan agar saya di terapi.


Dan entahlah, dengan keadaan ekonomi orang tuaku saat itu rasanya sangat sulit dan mustahil. Biaya obat ku saja sudah RP . 250.000 per bulannya, belum lagi kalau harus di terapi, mereka juga harus mengeluarkan uang untuk membeli keperluan hidup sehari-hari, dengan gaji papa yang hanya 60 ribu. Namun orang tua ku bukan orang yang mudah menyerah. Ketika di terapi, mereka sengaja melihat bagaimana cara terapi untuk ku, dan mereka mempelajarinya lalu mempraktekannya di rumah. Dan aku pun hanya 1 atau 2 kali saja di terapi di rumah sakit, selanjutnya mama dan papa ku yang melakukannya.

Setiap hari sebelum berangkat mengajar terlebih dahulu papa menterapiku. Supaya tangan, kaki, dan tubuh ku bisa bergerak seperti anak-anak yang lain. Hanya itu impian mereka supaya putri kecilnya bisa sembuh, sehingga bisa bermain seperti anakanak yang lain yang tidak harus merasakan sakitnya penderitaan. Di tengah kesendirian dan pengucilan, serta kesulitan hidup, mereka terus merawatku, mengobati ku dengan terus bekerja keras, entah itu menjadi tukang yang membantu menyelesaikan rumah orang, atau pun menjual apa pun yang mereka punya. Karena bagi mereka putri kecil mereka adalah punya. Karena bagi mereka putri kecil mereka adalah harta yang sangat berharga dan mereka tidak mau kehilangannya. 


Orang tidak memperhitungkan kami, mama kadang pergi ke rumah orang penjual ikan atau daging, namun mereka menolak dan berkata "ikannya sudah habis" tapi kemudian datang orang lain lagi ingin membeli ikan mereka, ternyata mereka masih  mempunyai banyak ikan. Mereka takut mama tidak bisa bayar ikan itu, padahal mama membawa uang yang cukup, tapi mereka pikir mama tidak punya uangnya.
Di tengah kesulitan hidup memang pernah berpikir untuk mencari pertolongan, tapi pada siapa?  Kakek dan nenekku, ke dua orang tua dari papa dan mama juga mengalami kesulitan hidup. Di tambah lagi kakek (papa dari mama) sakit keras, dan perlu pengobatan, kakek ku terkena strok dan lumpuh separo tubuhnya. namun tidak lama kakek menderita sakit. Tuhan berkehendak lain, kakek harus pergi pulang ke rumah Bapa di surga. Waktu itu umurku baru tujuh bulan. Hati mama bertambah hancur saat itu. Karena harus kehilangan seorang ayah secepat itu. Seorang ayah yang selalu membelanya kini telah tiada. Di saat mama sangat membutuhkan kekuatan dan dukungan darinya agar mampu menghadapi semua kesulitan itu,
darinya agar mampu menghadapi semua kesulitan itu, kakek tiada lagi.


Tak ada lagi tempat bagi mama untuk mengadu sekedar mengurangi beban hidup yang berat dalam batin.
Hidup kami bagaikan tidak pernah ada. Sepertinya tidak ada lagi kasih untuk kami. Yang ada hanyalah penghinaan. Banyak ibu melarang anaknya agar tidak dekat-dekat dengan ku karena takut ketularan penyakitku. Ada juga yang tanpa perasaan berkata "anak hundin ne balang be..." (anak kalian ini gila ya) namun mama tidak peduli dengan perkataan orang lain dan terus berjuang merawatku. Saat itu mama melatih ku duduk. Dengan memakai peralatan rumah tangga yang sederhana. Mama memakai baskom, dan juga bantal-bantal untuk penyangga badanku. Leher ku tidak bisa tegak, karena sangat lemah. Keadaan seperti ini juga berlangsung lama, namun aku tetap di latih untuk bisa duduk sendiri. Walau pun setiap hari ada saja orang yang mengejek. Aku di katakan seperti ayam yang sedang bertelur. Namun bagi mama keadaan ku harus lebih baik. Setidaknya aku bisa mandiri, dan mengurangi penderitaan ku.


Hidup dalam kesedihan seperti sudah biasa kami lewati bersama, tapi semua itu tidak pernah melemahkan mama dan papa. Walau usia mereka masih muda saat itu, walau mereka hanya tahu sedikit tentang Tuhan, dan Walau mereka ditinggalkan tentang Tuhan, dan Walau mereka ditinggalkan sendirian namun impian mereka untuk mendapat hidup yang lebih baik terus mereka perjuangkan. 


Ku renungkan hidup ini hanya karena anugerah Tuhan saja. TanpaNya tidak mungkin kami sanggup menjalani kehidupan yang penuh perjuangan ini.


Aku bisa seperti sekarang ini, karena Tuhan yang menyertai perjuangan orang tuaku dalam merawatku.
Perjuangan papa dan mamaku dalam merawatku tidak bisa ku bayar dengan materi seberapa pun itu. Semua sangat mahal dan tidak mungkin lunas. 


Namun semua mereka anggap lunas, dengan kesehatanku, semangat hidupku, dan senyumanku dalam aku menjalani hidupku setiap hari. Semua itu sangat berharga bagi mereka dan mereka akan terus memperjuangkan semua itu sampai nafas terakhir berhembus.


Sampai kapan pun aku ini tidak akan bisa membalasnya.
Tak ada lagi cara untuk menghargai perjuangan orang tuaku, selain dengan semangat dan senyumanku
tuaku, selain dengan semangat dan senyumanku disetiap hari-hariku. Sampai Tuhan memanggilku. Karena semua itu adalah kekuatan hidup bagi mereka.  


Menuliskan ini sebenarnya membuat ku tidak bisa menahan air mata yang jatuh. Namun inilah hidup ku, dan aku ingin terus melanjutkan menulisnya karena aku ingin berbagi semangat hidup ku. Agar semua yang membaca kisah hidup ku bisa menerima hidup mereka dengan ucapan syukur, dan tidak mudah menyerah dalam memperjuangkannya, seberat apa pun tantangan itu. 


Percayalah Tuhan menjadikan hidup kita dahsyat dan ajaib, dan kau akan bangga ketika menyadarinya. Karena Tuhan selalu baik bagi kita.


Untuk Mendownload Versi E-book kamu bisa Download Disini
Kalau bingung, silahkan Japri Admin Melalui LinkWA Disini  
 

Kesaksian Hidup - My Precious Life (Bag 1 - Hidup Karena Anugerah)

APAKAH ENGKAU MENGASIHIKU ?
Yesus Mengasihi
Kata Yesus kepadanya untuk ketika kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes 21:17a)

Kita diselamatkan oleh darah dan pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib, dan kita memperolehnya secara gratis alias tanpa bayaran sepeserpun. Ya, semuanya adalah Kasih Karunia Tuhan Yesus bagi kita. Kasih Karunia yang terbesar yang tidak akan ditemukan pada siapapun. Semuanya Yesus lakukan karena Ia mencintai kita, karena Ia tidak mau kehilangan kita yang adalah ciptaanNya dan yang telah Ia hembuskan nafas hidupNya ke dalam kita. Di dalam setiap kita ada bagian diriNya, entah engkau sadar atau tidak.

Namun manusia sering kali tidak menghargai dan menyayangi apapun yang diperolehnya dengan gratis. Memang sepertinya lebih bangga kalau kita dapatkan dengan cara yang kita usahakan sendiri, dan kita lebih menghargainya. Demikian pula dengan keselamatan yang di karuniakan oleh Tuhan Yesus, kebanyakan dari kita menyia-nyiakannya dan tidak menghargainya dengan menjalani hidup semaunya saja. Andai Anda ada diposisi Yesus, apakah Anda tidak sedih melihat pengorbanan Anda tidak dihargai sedikitpun? Karena mereka mendapatkannya dari Anda dengan gratis.

Hidup dalam Kasih Karunia Tuhan, bukan hidup tanpa melakukan kehendakNya, bukan berarti kita tidak berdoa, tidak beribadah, tidak bersekutu dengan Tuhan. Justru kita akan lebih giat lagi melakukan semua itu, sebagai tanda bahwa kita merindukan dan mengasihiNya! Malah dengan melakukan semua itu iman kita terhadapNya akan semakin diperkuat dan hubungan kita dengan Dia akan makin akrab, sebagaimana seharusnya hubungan antara Bapa dan anak.

Kita melakukan firmanNya bukan karena kekang, atau seperti burung yang terkurung di dalam sangkar. Namun karena kita menyadari akan kasihNya yang besar pada kita, karena kita menyadari bahwa hidup kita bukan milik kita lagi melainkan telah ditebus, hidup kita telah dibeliNya, bukan hanya untuk dijadikan sebagai anakNya, tetapi sepaya Dia berkuasa atas kita untuk melakukan kehendakNya dan menggenapi rencanaNya yang luar biasa indah.

Hal itu hanya akan terjadi jika kita menyadari anugerahNya. Jika kita menyadari betapa besar kasihNya, tentu hati kita memiliki kerinduan untuk selalu melakukan kehendakNya.
Namun, benarkah kita mengasihi Tuhan?

Sebagai bukti kasih, anakpun rela jadi hamba, dan mengabdikan hidupnya untuk melakukan yang di inginkan ayahnya.

Hidup kita ini adalah milik Tuhan, bukan untuk menjadi hak milik kita, melainkan untuk digunakan olehNya.

Syalom,.
Tuhan Yesus memberkati...

APAKAH ENGKAU MENGASIHIKU ?

Anda pernah lihat Misa Natal dan Paskah yang dipimpin Paus di Basilika Santo Petrus di televisi?? Bagi anda yang pernah kesana, wow anda sangat beruntung. Bagi kita yang belum sempat kesana, yuk kita lihat sisi-sisi dari bangunan Basilika Santo Petrus ini beserta sejarah dan tradisinya. Posting ini hasil kumpulan dari beberapa artikel di internet. 

Basilika Santo Petrus
Basilika Santo Petrus
Basilika Santo Petrus (dalam bahasa ItaliaSan Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh kota Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun (meliputi area 23.000 m² dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam Kekristenan. Konstruksi pembangunan basilika ini dimulai pada tahun 1506 dan selesai pada tahun 1626. 
Basilika Santo Petrus tampak depan
Basilika Santo Petrus tampak depan
Basilika Santo Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, pada tahun 326 di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian bangunan ini mulai runtuh perlahan-lahan, dan oleh karena itu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru. Tetapi pembangunannya baru dimulai pada tahun 1506 pada masa jabatan Paus Julius II. Pembangunan basilika ini memakan waktu 120 tahun. Michelangelo diminta sumbangan karyanya dengan pieta-nya yang sangat terkenal itu. Waktu itu ia telah berusia 72 tahun. Basilika ini merupakan basilika terbesar di dunia dengan panjang 193 meter dan tinggi 132 meter. Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesusdan dianggap sebagai Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan St Petrus di bawah altar utama. Paus lainnya juga dikubur di basilika ini.

Lapangan Basilika Santo Petrus dirancang oleh Bernini dan dibangun antara tahun 1656 dan tahun 1667. Ada dua air mancur indah di alun-alun, selatan / kiri yang dibangun oleh Carlo Maderno (1613) dan yang utara / kanan oleh Bernini (1675). 

Gambar bagian tengah yang menjulang adalah Obelisk
Gambar bagian tengah yang menjulang adalah Obelisk
Di tengah alun-alun ada obelisk setinggi 25,5 meter, yang berasal dari abad ke-13 SM dari Mesir dan dibawa ke Roma pada abad ke-1 untuk didirikan di Circus Nero. Diyakini, tempat dimana obelisk tersebut berdiri adalah tempat santo petrus disalib terbalik.

Kubah bagian dalam
Kubah bagian dalam

Kubah megah ini diselesaikan pada tahun 1590, 26 tahun setelah Michelangelo wafat.
Patung orang suci
Patung orang suci
Di atas barisan tiang ada 140 patung orang suci, dibuat oleh sejumlah pematung antara tahun 1662 dan tahun 1703. Di sebelah kanan pintu gerbang selatan barisan tiang adalah St Makrina, nenek dari ayah Kapadokia, diikuti oleh beberapa pendiri ordo religius: St Dominikus, Santo Fransiskus, St Bernard, St Benediktus, dan St Ignatius dari Loyola. Fasad dibagian depan ada 13 patung. Dari kiri, patung-patung tersebut adalah patung: Tadeus, Matius, Filipus, Tomas, Yakobus anak Zebedeus, Yohanes Pembaptis, Kristus Penebus (di tengah), Andreas, Yohanes Penginjil, Yakobus, Bartolomeus Muda, Simon dan Matius. Sedangkan Patung Santo Petrus ada di tempat yang berbeda. 

Patung Santo Petrus memegang kunci (surga).
Patung Santo Petrus memegang kunci (surga).
Dekat tangga ke basilika di depan alun-alun adalah patung kolosal Santo Petrus dan Paulus, orang suci pelindung dari Roma. Patung Santo Petrus dipahat oleh Giuseppe De Fabris di tahun 1838-1840 dan berdiri di ketinggian 5.55 m. Patung Santo Paulus dipahat pada tahun 1838 oleh Adamo Tadolini, dan juga 5.55 m tingginya.

Seperangkat lonceng tergantung di menara lonceng. Di operasikan secara elektronik, lonceng-lonceng itu berbunyi setiap seperempat jam. Lonceng tunggal berbunyi ketika seorang Paus wafat.
2 buah jam tangan
2 buah jam tangan
2 buah jam yang diapit malaikat menghiasi 2 sudut di bagian depan Basilika.
 Pintu Kudus

Pintu utara adalah Pintu Kudus, diperunggu oleh Vico Consorti (1950), yang berdasarkan tradisi hanya dibuka untuk perayaan besar seperti tahun Yobel. Di atasnya adalah prasasti. Bagian atas berbunyi PAVLVS V PONT MAX Anno XIII, yang tepat di atas pintu berbunyi GREGORIVS XIII PONT MAX. Di antaranya ada lembaran putih memperingati bukaan pintu terbaru. Paus Yohanes Paulus II membuka pintu suci dalam tahun Yobel pada tahun 1983-84 dan 2000-01.

 Pintu tengah (Pintu Filarete)
 Pintu di tengah dibuat oleh Antonio Averulino (1455), dan dipelihara sejak dari masa basilika tua. Pintu ini terlalu kecil untuk ruang baru, sehingga panel ditambahkan di bagian atas dan bawah. Dikenal sebagai Pintu Filarete, ia memiliki enam panel yang menggambarkan: Yesus dan Maria bertahta; Santo Paulus dengan pedang, St Petrus memberikan kunci ke Eugene Paus berlutut IV; St Paul dihukum oleh Nero; kemartiran Santo Paulus; kemartiran Santo Petrus di Bukit Vatikan.

 Kisi-kisi perunggu

Jendela ini di bangun pada akhir abad ke-18 oleh arsitek Carlo Marchionni (1702-1786) mempunyai kisi-kisi besi indah yang melindungi kaca.
 Navis

Bagian tengah Gereja atau Navis, panjangnya 186 m dan tinggi 44 m.

Di kejauhan terlihat Altar Transfigurasi, yang di belakangnya ada salinan mosaic dari lukisan terakhir seniman besar, Raphael. Arsitekur lorong ini merangkul banyak perbendaharaan Romawi dan Yunani klasik

Baldacchino, kanopi altar besar yang menaungi altar Paus dan makam Santo Petrus dibangun selama 9 tahun dan selesai pada tahun 1633. Hampir seluruh dari 90 ton perunggunya berasal dari serambi tiang Pantheon Roma.
Altar ini selesai pada tahun 1666, altar tersebut berisi relikui sebuah kursi yang digunakan Santo Petrus untuk berkhotbah, kursi ini menjadi symbol otoritas mengajar Paus.
 Patung Pieta dilorong sebelah kanan

Di lorong kanan, mata pertama langsung tertuju pada patung Pieta indah karya Michelangelo, yang terletak di sebelah kanan pintu masuk. Patung ini menggambarkan Perawan Maria menggendong Yesus yang sudah wafat di pangkuannya setelah penyaliban. Setelah dirusak dengan kapak pada tahun 1972, patung itu ditempatkan di balik kaca pelindung. Patung "Pieta" ini dibuat Michelangelo pada usia 24 tahunan. 

Ruang bawah tanah 

Ruang bawah tanah di bawah gereja ini juga patut dikunjungi. Ruang ini berisi fragmen arsitektur dari gereja-gereja sebelumnya dan makam para Paus, termasuk makam sederhana dari Yohanes Paulus II.

 Makam Paus Yohanes Paulus II

Tetapi fokus dari para peziarah dan turis adalah makam Paus pertama: St Petrus. Makam ini adalah  peninggalan berharga telah menjadi tujuan jutaan peziarah sejak abad-abad awal kekristenan. makam ini telah dihiasi dengan karya karya michelangelo. Sebuah dinding kaca pada akhir ruang bawah tanah ini memberikan pandangan melalui relik di bawah altar, yang sepertinya adalah tulang (asli) Santo Petrus. Sebuah kapel membentang di belakang kuil ke dalam ruang bawah tanah.
Makam Santo Petrus

Makam Santo Petrus ini terletak tepat dibawahnya altar Basilika.

Pasukan Keamanan 

Garda Swiss
Garda swiss biasanya bertugas di jalan-jalan masuk bagian luar. Mereka adalah prajurit pengawal setia yang digunakan untuk melindungi Paus. Tugas utama Garda Swiss yang memiliki motto “Acriter et Fideliter” (Keberanian dan Loyalitas) adalah menjaga pribadi Paus Roma dan Istana Vatikan. Pengawal Pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia itu, mengalami persyaratan yang panjang dan melelahkan.

Anggota baru Garda Swiss sedang disumpah, hormat tiga jari melambangkan trinitas.
Para tentara Garda Swiss ini haruslah pria beragama Katolik, belum menikah, memiliki kewarganegaraan Swiss, telah menyelesaikan pendidikan dasar militer dari Angkatan Bersenjata Swiss, dan dapat memperoleh sertifikat kelakuan baik. Para calon pasukan ini haruslah minimal memiliki ijasah diploma profesional atau lulus SMA, berusia antara 19 hingga 30 tahun, dan memiliki tinggi badan minimal 174 cm.

Semua calon yang memiliki kualifikasi tersebut harus mendaftarkan diri untuk bisa dipilih menjadi anggota pasukan elit tersebut. Bila dipilih, anggota-anggota baru disumpah di setiap tanggal 6 Mei di Lapangan San Damaso (Bahasa Italia: Cortile di San Damaso) di Vatikan. Tanggal 6 Mei adalah hari peringatan peristiwa Jatuhnya Roma Tahun 1527. Pastor dari Garda Swiss akan membaca sumpah dengan lantang dalam bahasa para pasukan tersebut (mayoritas berbahasa Jerman, beberapa berbahasa Perancis, sedikit berbahasa Italia):
(dalam Bahasa Jerman)
"Ich schwöre, treu, redlich und ehrenhaft zu dienen dem regierenden Papst [nama] und seinen rechtmäßigen Nachfolgern, und mich mit ganzer Kraft für sie einzusetzen, bereit, wenn es erheischt sein sollte, selbst mein Leben für sie hinzugeben. Ich übernehme dieselbe Verpflichtung gegenüber dem Heiligen Kollegium der Kardinäle während der Sedisvakanz des Apostolischen Stuhls. Ich verspreche überdies dem Herrn Kommandanten und meinen übrigen Vorgesetzten Achtung, Treue und Gehorsam. Ich schwöre, alles das zu beobachten, was die Ehre meines Standes von mir verlangt."

(translasi Bahasa Indonesia)

"Saya bersumpah untuk melayani Paus yang berkuasa [nama Paus] dan para penerusnya yang resmi dengan sepenuh hati, penuh kejujuran dan penuh kehormatan, dan untuk mendedikasikan diri saya kepada mereka dengan semua kekuatan saya, siap untuk mengorbankan bahkan nyawa saya sekalipun setiap saat bila perlu untuk mereka. Dengan demikian saya mengajukan janji ini pada para anggota Dewan Kardinal yang suci dalam periode Sede vacante di Kepengurusan Murid-murid Tuhan. Kemudian daripada itu, saya berikrar untuk menghormati, setia dan taat pada Komandan dan para perwira lainnya. Saya bersumpah untuk mentaati semua persyaratan yang dibuat untuk kewibawaan posisi saya." ”
Ketika namanya dipanggil, tiap anggota Garda Swiss yang baru mendekatkan diri pada bendera Garda Swiss dan memegang kain bendera dengan tangan kirinya. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya diacungkan sebagai seimbol dari Trinitas, dan mengucapkan:
(dalam Bahasa Jerman)

“ "Ich, [Name des Rekruten], schwöre, alles das, was mir soeben vorgelesen wurde, gewissenhaft und treu zu halten, so wahr mir Gott und seine Heiligen helfen." ”
(translasi bebas Bahasa Indonesia)

“ "Saya, (menyebutkan nama), bersumpah untuk dengan segenap hati dan konsisten mematuhi semua hal yang baru saja dibacakan pada saya, dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Para Santo/Santa menjadi saksinya." ”
Masa tugas anggota Garda Swiss Sri Paus adalah antara 2 hingga 25 tahun.
Sebagai bagian dari ritual, mereka yang baru direkrut berbaris dan mengangkat tiga jari sesuai tradisi sumpah korps. Mengangkat tiga jari melambangkan Trinitas.



Sumber:
www.wikipedia.org
Tour Basilika Santo Petrus - Keajaiban Misi Rosario 

Mengenal Sisi - Sisi Basilika Santo Petrus

Setiap Langkah adalah Anugerah
Setiap Langkah adalah Anugerah
Seorang professor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana, ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi. Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.

Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu ? tanya sang professor.
Melakukan apa ? tanya Ralph.
Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu ? desak sang professor.
Oh, kata Ralph, selama perang .....
Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal.

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam . Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah. katanya ........
Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya.

Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.
Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.
Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan BERSYUKURLAH SETIAP SAAT

Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini.
Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri..

Renungan - Setiap Langkah Adalah Anugerah

Berdoa
Berdoa
Buah dari doa adalah kedalaman iman. Buah dari iman adalah cinta. Dan buah dari cinta adalah pelayanan, namun agar dapat berdoa kita membutuhkan keheningan hati. Sedangkan jiwa memerlukan waktu untuk beranjak dan berdoa untuk menggunakan mulut, untuk menggunakan mata, serta menggunakan seluruh tubuh. Dan bila kita tidak memiliki keheningan itu, maka kita tidak tahu bagaimana harus berdoa.

JARI JEMPOL
Jari ini adalah jari yang paling dekat dengan anda, ketika anda sedang melipat tangan dan berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dengan anda. Sebutkan nama-nama mereka yang anda kenal dengan baik. bagi CS. Lewis, mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah "A SWEET DUTY".

JARI TELUNJUK
Jari berikut adalah si telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. ini termasuk hamba-hamba Tuhan, dosen, dokter dan para pendidik lainnya. mereka butuh dukungan dan hikmat agar dapat menunjukan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa mereka. Doakanlah mereka selalu.

JARI TENGAH
Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. mereka sangat butuh bantuan dari-Nya.

JARI MANIS
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. nah, guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. oleh karena itu, mari kita doakan bagi saudara-saudara kita yang lemah, yang sedang terkena musibah dan lain-lain. kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat . mereka sangat butuh bantuan dan doa dari anda.

JARI KELINGKING
Jari terakhir ini paling kecil di antara jari -jari manusia. Inilah yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri agar memiliki buah Roh dan meneladani kehidupan YESUS KRISTUS, Tuhan kita.

"SAAT ANDA BERDOA KELIMA KELOMPOK DI ATAS, ANDA HARUS MENARUH KEBUTUHAN PRIBADI ANDA DALAM PERSPEKTIF YANG TEPAT AGAR ANDA BISA MENDOAKAN DIRI ANDA SENDIRI DENGAN LEBIH EFEKTIF LAGI"

Perlu kamu ketahui - Lima jari ini punya Arti sendiri dalam Berdoa lo

KasihNya lebih dari Hidup
KasihNya lebih dari Hidup
Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
" Mazmur 63:4"

Shalom Saudaraku,
Adakah seorang ibu yang melahirkan anaknya, hanya untuk dikorbankan?
Malahan sebaliknya , orang tua, berkorban, agar anaknya berbahagia,
Dijagai, dipelihara dan disayangi dari bayi sampai dewasa.
Betul atau tidak???

Maukah kita mengampuni orang- orang yang sudah pernah menyakiti kita?
Mungkin ada banyak orang yang tidak tulus mau mengampuni dan mau berkorban buat orang lain, bahkan kalau bisa didoakan agar mereka dapat balasan yang setimpal...

Berbeda dengan TUHAN Yesus...
IA dilahirkan dengan satu tujuan, yaitu untuk berkorban buat manusia.
Tepatnya menebus dosa manusia.
Saat Yesus menginjak dewasa, IA harus mengalami hal- hal yang tak nyaman, IA harus mencurahkan darah-Nya, dengan tulus IA mau berkorban dan mau mengampuni orang yang telah menyiksa dirinya.


" Lukas 23: 34a"
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

TUHAN Yesus mengasihi manusia melebih dari hidupNya sendiri.
IA tak menyayangkan nyawa-Nya sendiri, hanya buat kita.

^ RENUNGKANLAH...

*ADAKAH BAPA LAIN YANG SANGGUP SEPERTI BAPAK KITA TUHAN YESUS?

* ADAKAH BAPA YANG MAU KORBANKAN HIDUP DAN NYAWANYA SENDIRI
BUAT ORANG LAIN?

* AKU BERSYUKUR KARENA MEMILIKI BAPA SEPERTI TUHAN YESUS. 


Salam Kasih Kristus

Renungan - Kasih-Nya lebih dari Hidup

Kehendak Tuhan
Kehendak Tuhan
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." Matius 7:21 

Seberapa lama kita menjadi Kristen, seberapa sibuk kita melayani pekerjaan Tuhan, seberapa pintar kita memainkan alat musik di gereja, seberapa bagus suara kita saat memimpin pujian atau seberapa tinggi ilmu teologia kita tidak menjadi jaminan bahwa kehidupan kita berkenan pada Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Yang menyita perhatian Tuhan dan membuat mataNya tertuju kepada kita adalah ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya. "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar," (Mazmur 34:16). Namun bukanlah perkara yang mudah melakukan kehendak Tuhan dalam hidup ini, terlebih-lebih kita berada di tengah-tengah dunia yang dipenuhi keinginan daging, keinginan mata dan segala keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16).

Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak aturan-aturan yang dibuat dengan tujuan untuk ditaati. Contohnya rambu-rambu lalu lintas. Banyak orang patuh pada rambu-rambu hanya karena mereka takut pada polisi/petugas atau takut kena tilang/hukuman. Jadi yang mendasari mereka untuk taat kepada peraturan bukanlah kesadaran dari dalam diri sendiri. Tuhan senang jika anak-anakNya melakukan kehendakNya dan taat kepadaNya bukan karena takut kepadaNya, mengira Ia Pribadi yang kejam dengan murka yang menyala-nyala, siap menghukum siapa saja yang melanggar firmanNya. Namun sebagai Bapa yang baik Dia lebih senang jika Ia dikasihi, dihormati dan dipercayai daripada ditakuti. Tanda seorang anak mengasihi menghormati dan mempercayai Bapanya adalah melalui ketaatannya. Sebaliknya bukti anak yang tidak mengasihi, tidak menghormati dan tidak menghargai bapanya adalah ketidaktaatan.

Pertanyaan: sudahkah aktivas-aktivitas rohani yang kita lakukan selama ini berjalan beriringan dengan ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan? Orang kristen disebut juga sebagai orang percaya. Tapi bila pengiringan kita kepada Tuhan tidak disertai ketaatan kita akan disebut sebagai orang yang tidak percaya, sebab ketidaktaatan adalah bukti ketidakpercayaan, sekalipun kita percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. 

 sumber : http://airhidupblog.blogspot.com/

Renungan - Melakukan Kehendak Tuhan

Harimau
Harimau
Suatu hari, seorang pria sedang dikejar oleh seekor harimau. Ia berlari sekuat tenaga hingga tanpa disadari, ia sudah berada di tepi jurang. Dalam suasana penuh ketegangan, pria itu melihat ada ranting yang cukup besar tidak jauh dari bawah tepi jurang. Ia pun bergegas melompat dan segera meraih ranting yang telah dilihatnya. Harimau mengaum-aum saat pria itu mendesah nafas lega.

Di saat dirinya merasa lolos dari ancaman harimau, seekor tikus keluar dari celah dan mulai menggerogoti cabang kayu. Pria itu pun kemudian melihat ke bawah tebing yang curam. Merasa berada di ujung maut, ia kemudian berteriak ke arah langit, " Ya Tuhan, jika Engkau berada di sana, tolong bantu. Saya akan melakukan apa pun yang Engkau perintahkan tapi tolong bantu saya."

Tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari atas bumi, "Sungguh, kamu akan melakukan apapun yang Aku minta?" tanya-Nya.

Pria itu terkejut mendengar jawaban yang diberikan dan ia kemudian berteriak kembali, "Saya dengan senang hati akan melakukan apa pun yang Engkau katakan, tapi tolong selamatkan diri saya."

Suara dari lokasi yang sama menjawab , "Ada satu cara untuk menyelamatkanmu, tetapi itu akan membutuhkan keberanian dan iman."

Cabang pohon mulai melemah, sementara harimau masih menggeram beberapa meter dari hadapannya, "Tolong, Tuhan, katakan pada saya apa yang harus saya lakukan dan saya akan melakukannya. Kehendak-Mu adalah kehendak saya."

Suara dari surga kemudian berkata , "Baiklah kalau begitu, lepaskan tanganmu dari cabang pohon tersebut."

Pria itu kemudian memandang jauh ke bawah dan dilihatnya bahwa kematian berada di sana. Ia lantas mendongakkan kepalanya lagi dimana disitu jelas sekali terlihat harimau dan tikus yang sedang asyik mengunyah ranting. Kemudian ia menatap langit dan berteriak untuk kesekian kalinya, "Apakah ada orang lain di sana?"

Pesan : Tuhan mendengar seruan kita di saat kita sedang dalam kesulitan. Dia pun telah memberikan jalan keluar kepada kita. Namun, dibutuhkan iman yang disertai perbuatan untuk kita bisa benar-benar mengalami kelepasan/kemerdekaan yang diberikan oleh-Nya. Ragu sedikit saja Anda terhadap apa yang dikatakan-Nya maka sikap itu akan membuat diri Anda terus berada di dalam kesusahan dan tidak akan bisa mengalami mukjizat-mukjizatNya.

Sumber : inspirationalarchieve.com / bm

Renungan - Kisah Harimau, Seorang Pria, dan Tuhan

Kambing dan Sapi
Kambing dan Sapi
Di sebuah pedesaan yang nun jauh di sana, tinggallah seorang bapak dengan istri dan seorang anaknya. Keluarga ini memiliki beberapa kambing dan sapi yang dipelihara dengan sangat baik.

Suatu kali, salah saekor kambing dan sapi yang paling subur saling berbincang-bincang.

"Sapi, lihatlah diriku. Pemilik begitu mengasihiku. Ia memberikan makanan yang terbaik bagiku. Bahkan ia merawat diriku setiap hari,"

"Kambing, kambing. Kamu bercanda. Sebenarnya yang sangat dikasihi oleh pemilik adalah diriku. Bukan hanya memberi makanan dan merawat diriku, ia juga sering mengajakku berjalan-jalan."

Saat sedang berbincang-bincang, datanglah seekor ular berbisa. Melihat ada hewan yang membahayakan, si kambing dan sapi menjadi gelisah. Mereka pun mengeluarkan suara ketakutan.

Tak berselang lama, sang bapak dan anaknya datang ke tempat kambing-kambing dan sapi-sapi itu berada. Mereka berdua mencari penyebab peliharaan mereka gelisah. Dan akhirnya ketemu. Dengan peralatan seadanya, sang bapak dan anak saling bahu membahu membunuh ular itu. Setelah 30 menit, hewan berbahaya tersebut pun berhasil dibunuh.
Keadaan pun akhirnya menjadi kembali normal. Melihat apa yang diperbuat pemilik saat itu, kambing dan sapi menyadari bahwa keduanya sama-sama dikasihi.

Pesan : Seringkali kita merasa bahwa hanya sekelompok orang percaya saja yang dikasihi oleh Allah. Padahal, setiap kita yang merasakan dan meresponi kasih-Nya sama-sama dikasihi-Nya.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Renungan - Kisah Si Kambing & Si Sapi

Berkat yang Indah
Berkat yang Indah
Suatu hari seorang ayah yang sangat kaya mengajak anaknya ke sebuah rumah peternakan yang sangat sederhana. Sang ayah ingin anak untuk melihat dan menghargai segala yang mereka miliki. Ia pun kemudian memutuskan untuk menghabiskan satu hari-satu malam dengan anaknya di rumah ini. Keesokan hari, setelah menghabiskan malam dan kembali ke rumah mereka indah, sang ayah bertanya kepada anaknya :

Ayah: Jadi, putraku apa yang kamu pikirkan tentang perjalanan kita. Apakah kamu melihat bagaimana kehidupan orang miskin?

Anak: Ya ayah.

Ayah: Apa yang kamu pikirkan? Apa yang telah kamu pelajari dari perjalanan ini?

Anak: Aku telah belajar bahwa mereka memiliki empat anjing dan kita hanya memiliki satu. Aku telah belajar bahwa kita memiliki sebuah taman kecil dan mereka memiliki seluruh hutan. Aku telah belajar bahwa kita memiliki aliran kecil di halaman belakang dan mereka memiliki sungai penuh yang tidak ada batasnya. Aku telah belajar bahwa halaman belakang kita hanya sebatas daerah rumah kita dan mereka memiliki cakrawala secara keseluruhan. Aku telah belajar bahwa kita memiliki lampu di halaman belakang kita untuk menjaga kita dari kegelapan dan mereka memiliki bintang-bintang.


Sang anak pun meneruskan jawaban kepada ayahnya : terima kasih ayah untuk menunjukkan kepadaku betapa miskin kita sebenarnya.


Kita kadang-kadang tidak menyadari berkat-berkat dari Bapa surgawi kita. Dan itulah sebabnya kita harus menjadi seperti anak-anak untuk masuk ke dalam surga (Lukas 18:17). Mari kita tidak khawatir tentang apa yang kita miliki atau apa yang kita butuhkan, miliki iman kepada Allah dan Dia akan menyediakan.

Renungan - Berkat yang Indah

Dari padang Gurun
Dari padang Gurun
Berbicara tentang 'padang gurun', kita pasti ingat tentang perjalanan bangsa Israel. Setelah mereka keluar dari Mesir, tempat mereka mengalami penindasan dan perbudakan, Tuhan tidak membawa mereka langsung ke Tanah Perjanjian seperti yang dijanjikanNya, namun Tuhan membawa mereka terlebih dahulu kepada pengalaman hidup yang luar biasa yaitu melewati padang gurun.


Kehidupan padang gurun adalah kehidupan yang secara manusia penuh dengan kesulitan, kekurangan, tantangan dan penderitaan. Sejauh mata memandang yang tampak adalah padang pasir, panas tanpa perteduhan, susah mendapatkan makanan, susah mendapatkan air, hidup dalam tantangan alam dan musuh, seolah-olah tidak ada jalan keluar dan jauh dari pertolongan tangan Tuhan.


Saat berada di padang gurun inilah bangsa Israel tidak pernah berhenti mengomel, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Padahal selama menempuh perjalanan di padang gurun itu Tuhan senantiasa menyatakan kasih dan kebaikanNya.


Mujizat dan pertolonganNya yang ajaib dinyatakan di tengah-tengah mereka. Tuhan mencukupkan segala yang mereka butuhkan. Meski demikian bangsa Israel tetap saja memiliki sikap hati yang tidak benar dan tidak taat. Itulah sebabnya Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk. 

Bukankah banyak orang Kristen yang seperti bangsa Israel ini? Meski mengalami banyak pertolongan dari Tuhan terus saja mengomel dan bersungut-sungut. Kita harus sadar, adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati masa-masa 'padang gurun' karena Ia hendak mengajar kita untuk hidup taat dan punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

Karena itu, berhentilah mengeluh dan belajarlah untuk taat, maka pertolongan Tuhan pasti dinyatakan tepat pada waktuNya!

Renungan - Dari Padang Gurun

Komunitas
Komunitas
Yesaya 4:1
Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: “Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!”

Dalam Yesaya 4:1 diceritakan sejumlah 7 orang perempuan memegang seorang lelaki, dan berkata "kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri,
hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami.
ayat ini sebenarnya menubuatkan mengenai organisasi/komunitas bahkan Gereja yang bisa dikatakan Komunitas/organisasi Kristen namun tidak/belum mencirikan Kristen sesungguhnya sesuatu yang harus dipakai sebagai Kristen yang benar.


begitu banyak sekarang di dunia ini suatu komunitas/organiasi bahkan Gereja
yang menyatakan bahwa dia Kristen namun hanya ingin melekatkan namanya saja, namun apa yang dimakan bukan lagi makanan rohani(Firman Tuhan) yang di pakai juga bukan pakaian rohani(Perbuatan-perbuatan baik)
melainkan yang di pakai atau yang dimakan adalah makanan sendiri yang berasal dari dunia ia tidak membaca firman Tuhan dan bukan perbuatan yang benar lagi yang ia pakai tapi perbuatan-perbuatan yang berasal dari dunia ini.
tidak mempunyai hubungan erat dengan Tuhan dan tidak ada perkembangan Rohaninya.

Pilihlah Komunitas/organisasi yang memang bisa membuat rohani kita berkembang (berbeda dengan yang dulu)

Renungan - Komunitas yang baik dan benar

Berlangganan Sekarang